Mabes Polri Kirim 350 Personel Brimob ke Jayawiyaja Papua, Buntut Perampasan Senpi?

Mabes Polri mengirim sebanyak 350 personel brimob ke Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jun 2022, 16:45 WIB
Tim Brimob Satgas Polda Papua di Mapolda Papua, Jayapura, bersiap menggelar patroli malam, Rabu (2/10/2019). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jayapura - Mabes Polri mengirim sebanyak 350 personel brimob ke Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Ratusan personel brimob itu sudah mendarat di Bandara Wamena, hari ini Rabu (22/6/2022).

Kepala Polres Jayawijaya AKBP Muh Safei di Wamena mengatakan, personel itu bantuan dari Mabes ke Polda Papua, untuk kemudian ditempatkan di wilayah Polres Jayawijaya.

"Kedatangan Brimob ini untuk mengantisipasi, bukan untuk pengejaran (perampasan dua senpi) yang ada. Ini hanya bersamaan saja sehingga orang prediksi dalam rangka penebalan pengejaran," katanya.

Personel itu dijadwalkan berada di Jayawijaya selama sebulan. "Ini dimaksud kegiatan polisi ditingkatkan dalam rangka pengamanan, mengantisipasi kegiatan-kegiatan masyarakat, sengaja di tempatkan di Jayawijaya," katanya.

Personel itu disiagakan di Jayawijaya namun bisa diperbantukan ke sejumlah kabupaten pemekaran di pegunungan Papua, di antaranya Yalimo dan Lanny Jaya.

"Ketika ada kebutuhan itu akan digeser, sehingga sementara ditaruh di Polres Jayawijaya. Bisa juga nanti bergerak ke Lanny Jaya, Yalimo, Tolikara, dan Mamberamo Tengah," katanya.

Ia tidak mengiyakan informasi yang beredar di masyarakat bahwa kehadiran personel ini dalam rangka pengumuman daerah otonomi baru.

"Kalau masalah pengumuman atau apa-apa, yang jelas Markas Besar Kepolisian Indonesia memberikan bantuan untuk kepolisian, dikandung harapan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Jayawijaya. Jadi kita memberikan pemahaman untuk itu, kita akan menempatkan personel sesuai kebutuhan yang ada," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perampasan 2 Pucuk Senpi

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri meminta aparat keamanan, khususnya Brimob dan TNI, yang berada di pos-pos untuk meningkatkan kewaspadaan, usai aksi penyerangan dan perampasan dua pucuk senjata api di Napua, Kabupaten Jayawijaya.

"Saya sudah minta pos-pos Brimob dan TNI, terutama di sekitar Wamena, Kabupaten Jayawijaya, hingga Kabupaten Nduga meningkatkan kewaspadaannya," kata Irjen Pol Fakhiri awal pekan ini.

Dia mengakui dari laporan yang diterima saat ini dua pucuk senjata api yang dirampas dari almarhum Bripda Diego Rumaropen sudah berada di tangan KKB Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya.

Untuk itu, Kapolda Papua ini meminta anggota TNI dan Polri meningkatkan kewaspadaan dan jangan sampai jatuh korban baik masyarakat maupun anggota TNI-Polri.

Dia mengatakan, atas kejadian perampasan senjata ini pihaknya akan melakukan penegakan hukum dan berupaya menangkap para pelaku sekaligus menemukan kembali kedua pucuk senjata api yang dirampas anggota KKB.

"Mohon doa seluruh masyarakat Papua dan berharap kasus ini tidak dibawa ke rana politik karena yang terjadi adalah masalah kriminal sehingga akan dilakukan penegakan hukum," kata Fakhiri.

Insiden Napua berawal dari tewasnya anggota Brimob Polda Papua beserta hilangnya dua pucuk senjata api terjadi Sabtu sore (18/6) sekitar pukul 17.00 WIT di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, setelah Danki D Brimob Wamena AKP R dimintai tolong warga untuk menembak sapi miliknya di Napua.

AKP R bersama Bripda Diego Rumaropen kemudian ke TKP dan setelah menembak sapi senjatanya dititipkan ke Bripda Diego Rumaropen. Beberapa saat kemudian datang sekelompok warga dan menyerang korban hingga meninggal dan mengambil kedua pucuk senjata api.

Dua pucuk senjata api organik Polri yang dibawa lari pelaku, yaitu senjata api jenis AK101 dan senjata api jenis SSG08 (sniper).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya