Dukung Perdamaian Lewat Proyek Kaus Amal yang Dirancang Tokoh Dunia

UNIQLO meluncurkan proyek kaus amal bertajuk "Peace for All" sebagai ekspresi mendukung pendamaian dunia.

oleh Putu Elmira diperbarui 23 Jun 2022, 15:01 WIB
Desain T-shirt Peace For All oleh Kashiwa Sato. (Dok/UNIQLO).

Liputan6.com, Jakarta - Setiap brand di berbagai belahan dunia memiliki cara tersendiri untuk menyuarakan komitmen dan dukungan mereka akan suatu isu. Sebut saja seperti peritel pakaian global asal Jepang, UNIQLO, yang menggaungkan dukungannya pada upaya perdamaian dunia.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, baru-baru ini, pihaknya meluncurkan proyek kaus amal bertajuk "Peace for All." Ini adalah komitmen berkelanjutan dan setiap orang dapat mengekspresikan diri mereka dengan mengenakan kaus tersebut.

Menariknya, kaus ini dirancang para tokoh dunia di bidang seni, desain, sastra, sains, dan olahraga. "Peace for All" mengusung misi menggalang dana lewat penjualan kaus yang menampilkan desain menyuarakan pesan perdamaian.

Di Indonesia, UNIQLO akan mendonasikan hasil penjualan kaus tersebut pada organisasi Save the Children Indonesia (Yayasan Sayangi Tunas Cilik). Misinya, donasi ini bertujuan mencegah beragam problematika, seperti kemiskinan, diskriminasi, kekerasan, dan konflik di Indonesia.

Fast Retailing Chairman, President, and CEO UNIQLO, Tadashi Yanai, menyampaikan pada Mei lalu bahwa UNHCR, (Badan Pengungsi PBB) mengumumkan jumlah pengungsi di seluruh dunia saat ini telah melebihi 100 juta jiwa. Ia menyebut, bagi mereka yang terpaksa meninggalkan rumah, dukungan seperti pakaian, air, makanan, obat-obatan,  dan tempat yang nyaman untuk tidur sangat penting.

"Selama bertahun-tahun, dengan dukungan dan kerja sama dari para pelanggan, kami telah memprakarsai berbagai upaya untuk mendukung para pengungsi," lanjutnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekspresi

Kreator Haruki Murakami, tidak hanya mengharapkan kedamaian untuk manusia, tapi juga kucing melalui desainnya. (Dok/UNIQLO).

Tadashi Yanai mengungkapkan UNIQLO LifeWear adalah pakaian yang dapat digunakan sehari-hari. Kaus "Peace for All" merupakan inisiatif baru dari lini LifeWear untuk membantu mereka yang terdampak konflik dan perang, serta menyebarkan pesan perdamaian di seluruh dunia.

"Kaus memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan. Jika merasa sulit mengekspresikan suara, Anda dapat berpartisipasi hanya dengan mengenakan salah satu UT (UNIQLO t-shirt) kami. Dunia saat ini sangat membutuhkan perdamaian, dan dengan UT Peace for All, saya berharap pesan ini akan semakin kuat," lanjutnya.

Proyek kaus amal "Peace for All" resmi diluncurkan pada 17 Juni 2022. Kaus seharga Rp199 ribu ini tersedia dalam ukuran XS--XXL di online, dan hanya ukuran S--XL untuk pembelian di toko.

Lima kreator dari berbagai bidang ambil bagian dalam kolaborasi proyek kaus amal ini. Mereka menghadirkan slogan dan desain individual dalam kaus tersebut. Salah satunya Creative Director and CEO, SAMURAI INC, Kashiwa Sato.

Sebagai seorang "produser total" yang komprehensif untuk strategi merek, Sato telah berkolaborasi dengan banyak perusahaan terkemuka melalui sederet proyek. Ia juga telah memproduksi peluncuran merek UT dari UNIQLO pada 2007.

"Saya merancang kaus ini untuk menyampaikan konsep 'PEACE' dengan cara yang jelas dan sederhana. Seruan 'Peace for All' mencerminkan perasaan dan suara dari banyak orang di seluruh dunia, sebuah ungkapan keinginan yang kuat dan tulus untuk perdamaian dunia," katanya.


Kreator

Desain Koleksi Peace For All Oleh Kreator Ines de la Fressange. (Dok/UNIQLO).

Kreator lainnya adalah novelis Haruki Murakami yang lahir pada 1949 di Prefektur Kyoto, Jepang. Ia memulai debutnya pada 1979 dengan novel Hear the Wind Sing, disusul novel-novel larisnya, yakni Norwegian Wood, Kafka on the Shore, dan 1Q84.

Karya-karyanya telah diterjemahkan secara internasional dan memenangkan banyak penghargaan, termasuk Franz Kafka Prize. Murakami juga telah menerjemahkan banyak karya penulis yang paling berpengaruh, termasuk The Great Gatsby dan Catcher in the Rye.

"Saya hanya ingin berguna bagi sesama manusia. Meski mungkin peran saya tidak banyak, saya tetap ingin melakukannya. Saya berharap dunia akan jadi tempat yang lebih aman, tidak hanya bagi manusia, tapi juga bagi kucing," kata Murakami.

Kemudian, ada juga model sekaligus desainer Ines de la Fressange yang memulai kariernya pada usia 17 tahun sebagai seorang model. Sebagai inspirasi favorit banyak rumah mode bergengsi, ia tetap jadi ikon gaya terkemuka di dunia mode hingga kini.

Pada 2013, ia meluncurkan kembali merek INES DE LA FRESSANGE PARIS. Ia terus mewujudkan konsep French chic sebagai direktur kreatif.

"Desainer dan merek fesyen saat ini perlu berpikir secara murah hati dan tegas tentang perdamaian dan kemanusiaan. Saya rasa orang-orang akan senang jadi bagian dari inisiatif baru dan berkelanjutan ini, serta mengekspresikan pandangan mereka tentang dunia dengan cara yang damai. Apakah kalian tidak ingin memakai kaus ini?" jelasnya.


Arsitek hingga Ilmuwan

Peace for All Tadao Ando dan Shinya Yamanaka. (dok. Uniqlo)

Ada pula urbanis sekaligus arsitek Tadao Ando yang mendirikan Tadao Ando Architect anf Associates pada 1969. Ia jadi profesor di Universitas Tokyo pada 1997 dan profesor emeritus pada 2003. Karyanya meliputi Japan Pavilion untuk Expo '92, Church of the Light, Osaka Prefectural Chikatsu Asuka Museum, Awaji Yumebutai, Hyogo Prefectural Museum of Art, Modern Art Museum of Fort Worth, Punta della Dogana, dan Bourse de Commerce.

"Di dunia yang semakin terfragmentasi saat ini, kita perlu menegaskan kembali fakta bahwa kita semua hidup berdampingan di planet yang sama. Inilah sebabnya saya menggunakan pesan khusus ini. Untuk mewujudkan gagasan 'The Earth is One,' sangat penting bagi kita sebagai individu untuk berpikir keras mengenai apa yang bisa kita lakukan untuk masyarakat," ungkapnya.

Tak ketinggalan, seorang dokter dan ilmuwan Shinya Yamanaka yang dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada 2012 atas keberhasilannya dalam menciptakan sel induk pluripoten terinduksi (sel iPS) dari sel kulit. Ia adalah seorang profesor di Centre for iPS-cell Research and Applications (CiRA), Kyoto University, Representative Director CiRA Foundation, dan seorang Peneliti Senior di Gladstone Institutes, AS.

"Saya bergabung karena saya ingin melakukan sesuatu yang berharga sebagai seorang individu, bukan hanya untuk mempromosikan penelitian saya sebagai seorang dokter dan ilmuwan. Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengubah dunia jadi lebih baik sepenuhnya bergantung pada mereka yang menggunakannya. Itulah mengapa saya menyertakan pesan 'Humanity must progress' dalam desain kaus ini," terangnya.

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya