XL Axiata dan Axiata Resmi Genggam 66,03 Persen Saham Link Net

XL membeli 550.316.196 saham atau setara 20 persen kepemilikan non kendali di Link Net dengan harga Rp 4.800 per saham pada 22 Juni 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jun 2022, 19:12 WIB
Ilustrasi XL Axiata (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyelesaikan pengambilalihan atau akuisisi saham PT Link Net Tbk (LINK) pada Rabu (22/6/2022).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), XL membeli 550.316.196 saham atau setara 20 persen kepemilikan non kendali di Link Net dengan harga Rp 4.800 per saham. Pembelian saham itu dari Asia Link Dewa Pte Ltd. Nilai transaksi pembelian saham itu sekitar Rp 2,6 triliun.Adapun status kepemilikan saham langsung.

"Tujuan dari transaksi investasi demi memberikan nilai positif bagi seluruh pemegang saham, manajemen, dan karyawan juga memberi manfaat terhadap industri telekomunikasi di Indonesia secara lebih luas,” tulis Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Ranty Astari Rachman.

Ia menulis, perseroan telah menyelesaikan transaksi pada 22 Juni 2022.

Sementara itu, dalam keterbukaan informasi Link Net menyebutkan First Media (FM) telah menyelesaikan penjualan dan pengalihan atas seluruh kepemilikan saham First Media dalam Link Net sejumlah 798.969.286 saham yang wakili 29,04 persen dari seluruh saham perseroan di luar saham treasury kepada Axiata Investment (Indonesia) Sdn Bhd dan XL.

Seiring transaksi itu, Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) juga menjual dan mengalihkan atas seluruh kepemilikan ALD di perseroan sejumlah 1.017.766.198 saham yang mewakiliki 36,99 persen dari seluruh saham perseroan di luar saham treasury kepada AII dan XL.

"Seluruh saham yang dialihkan oleh First Media dan Asia Link Dewa kepada AII dan XL tersebut berjumlah 1.816.735.484 saham yang mewakilii 66,03 persen dari seluruh saham Link Net di luar saham treasury,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Link Net Tbk, Johannes.

Dengan demikian, pemegang saham Link Net antara lain Axiata Invesments (Indonesia) sebesar 46,03 persen, PT XL Axiata Tbk sebesar 20 persen, dan masyarakat 33,97 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Transaksi Saham LINK Sentuh Rp 8,7 Triliun di Pasar Negosiasi

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, transaksi harian saham mencapai Rp 24,8 triliun pada perdagangan Rabu (22/6/2022). Hal ini seiring transaksi jumbo saham PT Link Net Tbk (LINK) dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).

Pada penutupan perdagangan, IHSG turun 0,85 persen ke posisi 6.984,31. Indeks LQ45 merosot 0,91 persen ke posisi 1.008,76. Seluruh indeks acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.063,25 dan terendah 6.968,29. Sebanyak 346 saham melemah sehingga menekan IHSG. 174 saham menguat dan 168 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.302.263 kali dengan volume perdagangan 25,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 24,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 108,63 miliar di seluruh pasar.

Mengutip data RTI, di pasar negosiasi, saham LINK ditransaksikan Rp 8,7 triliun. Saham LINK naik 3,67 persen ke posisi Rp 4.800 per saham. Volume perdagangan 18.167.352. Total frekuensi perdagangan sebanyak tiga kali. Di pasar negosiasi, saham LINK berada di level tertinggi Rp 4.800 dan terendah Rp 4.800 per saham.

Di pasar regular, saham LINK menguat 1,09 persen ke posisi Rp 4.630 per saham. Saham LINK dibuka stagnan Rp 4.580 per saham. Saham LINK berada di level tertinggi Rp 4.640 dan terendah Rp 4.630 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.939 kali dengan volume perdagangan 18.301.599 saham. Nilai transaksi Rp 8,8 triliun.

Adapun pemegang saham Link Net per 31 Mei 2022 antara lain  Asia Link Dewa Pte Ltd sebesar 35,55 persen, PT First Media Tbk sebesar 27,90 persen, masyarakat 32,65 persen dan saham treasury sebesar 3,9 persen.

 

 


Axiata dan XL Axiata Akuisisi Saham Link Net Rp 8,72 Triliun

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Axiata Investment (Indonesia Sdn Bhd dan XL Axiata caplok 66,03 persen saham Link Net dengan total nilai transaksi Rp 8,72 triliun.

PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (AII), Asia Link Dewa (ALD), dan PT First Media Tbk (FM) teken perjanjian jual beli saham bersyarat pada 27 Januari 2022 terkait rencana akuisisi 66,03 persen saham Link Net oleh perseroan dan AII.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/1/2022), ALD menjual 1.017.766.198 saham yang mewakili 36,99 persen saham Link Net dan FM akan menjual 798.969.286 saham atau mewakiliki 29,04 persen saham Link Net kepada XL Axiata dan AII.

Adapun AII akan membeli 1.266.419.288 saham yang mewakiliki 69,71 persen dan perseroan akan membeli 550.316.196 saham yang mewakiliki 30,29 persen saham yang dijual atau setara dengan 20 persen saham non pengendali Link Net dan entitas anak per 30 Juni 2021.

Harga pembelian saham Link Net dan perseroan seharga Rp 4.800 per saham. Dengan demikian, pembelian saham oleh AII sebesar Rp 6,07 triliun dan XL Axiata rogoh kocek Rp 2,6 triliun. Total pembelian saham Link Net oleh AII dan XL Axiata mencapai Rp 8,72 triliun.

XL Axiata menyatakan, transaksi pembelian saham Link Net ini akan memberikan nilai positif bagi seluruh pemegang saham, manajemen dan karyawan. Selain itu memberi manfaat terhadap industri telekomunikasi di Indonesia secara lebih luas.

“Kepemilikan saham di Link Net diharapkan dapat membantu perseroan menangkap peluang broadband yang ada di Indonesia,” tulis perseroan.


Link Net Kantongi Pinjaman Rp 2,6 Triliun dari MUFG Bank

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Sebelumnya, PT Link Net Tbk (LINK) telah menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan MUFG Bank Ltd pada 16 Juni 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (18/6/2022), PT Link Net Tbk meraih pinjaman Rp 2,6 triliun dari MUFG Bank Ltd (cabang Jakarta) dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan. "Tujuan penggunaan dana untuk membiayai kebutuhan umum perseroan,” tulis manajemen perseroan.

Adapun selama kuartal I 2022, perseroan mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih. PT Link Net Tbk mencatat pendapatan Rp 1,05 triliun pada kuartal I 2022. Pendapatan itu turun 1,56 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun.

Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 200,13 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 215,04 miliar. Laba kotor turun 0,21 persen menjadi Rp 851,93 miliar selama kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 853,74 miliar.

Beban penjualan naik menjadi Rp 97,83 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,37 miliar. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 197,11 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 133,69 miliar.

 

 


Laba Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sementara itu, laba usaha turun 33,50 persen menjadi Rp 238,04 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 358,01 miliar.

Perseroan mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 48,56 persen menjadi Rp 128,09 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 249,02 miliar. Perseroan mencatat laba per saham dasar turun menjadi Rp 47 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 91.

Total ekuitas perseroan tercatat naik menjadi Rp 5,37 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,24 triliun.  Total liabilitas naik menjadi Rp 4,92 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 4,49 triliun.

Demikian juga  aset naik menjadi Rp 10,30 triliun pada tiga bulan pertama 2022 dari Desember 2021 Rp 9,74 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 246,63 miliar hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 270,79 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya