Kiat XL Axiata Tangani Kabel Laut Putus agar Tak Ganggu Layanan

XL Axiata memiliki cara untuk mengantisipasi gangguan yang terjadi pada kabel laut mereka, yakni dengan memiliki tiga Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Indonesia dengan sejumlah negara. 

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Jun 2022, 07:00 WIB
Direktur Teknologi XL Axiata I Gede Darmayusa (kiri) dan SVP PT NEC Indonesia Dolat Sembiring menarik kabel laut Echo di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Sistem Komunikasi Kabel Laut Echo ini akan memberikan alternatif akses internet dan data dengan kapasitas besar ke luar negeri. (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Liputan6.com, Jakarta - XL Axiata kini memiliki kabel laut dengan total panjang 113.000 Km untuk mendukung konektivitas data yang kian meningkat tiap tahunnya.

Meski kabel laut merupakan pilihan terbaik untuk transport kapasitas bandwidth besar, infrastruktur ini acapkali mengalami gangguan berupa putus kabel.

Para pengguna internet pun bisa sangat kesulitan akibat putusnya kabel laut. Perusahaan pun memiliki cara untuk mengantisipasi gangguan yang terjadi pada kabel laut mereka, yakni dengan memiliki tiga Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Indonesia dengan sejumlah negara. 

Terbaru, XL Axiata mengumumkan penarikan Sistem Komunikasi Kabel Laut Echo yang merupakan kerja sama dengan Meta dan Google. Kabel laut ini menghubungkan langsung Indonesia dan California AS serta Singapura.

Terlepas dari itu, XL Axiata juga telah memiliki SKKL Australia-Indonesia-Singapura yang telah beroperasi sejak Oktober 2018. Baru-baru ini pun XL Axiata mengumumkan operasional SKKL Batam-Sarawak yang beroperasi Juni 2022.

Direktur Teknologi XL Axiata I Gede Darmayusa mengakui, operator-operator telekomunikasi pernah mengalami pemadaman (gangguan) akses internet karena Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL).

"Banyak operator pernah mengalami blackout gara-gara submarine cable. Misalnya akses ke Singapura atau Kalimantan (terputus) itu bisa blackout (akses internet padam)," kata Gede, ditemui di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).

Adapun gangguan yang terjadi pada kabel laut, bisa disebabkan karena terkena jangkar kapal hingga aktivitas bawah laut. Meski memiliki risiko-risiko di atas, Gede mengatakan, di negara kepulauan seperti Indonesia, infrastruktur kabel laut adalah yang paling aman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gangguan Kabel Laut

Direktur Teknologi XL Axiata I Gede Darmayusa saat ditemui di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, usai menyambut kabel laut Echo yang merupakan hasil kolaborasi XL Axiata dengan Meta dan Google. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Untuk itulah XL Axiata kini memiliki tiga Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang dapat saling mem-backup jika salah satu mengalami gangguan atau putus kabel. Dengan backup inilah, para pelanggan tidak akan mengalami pemadaman akses terlalu lama karena kabel putus.

"Kenapa ada banyak (SKKL), ini salah satunya untuk memproteksi dan resiliensi agar layanan XL Axiata selalu available," ujarnya.

Tentang Kabel Laut Echo

XL Axiata menggelar Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Echo bersama Meta dan Google. Setelah beberapa bulan pembangunan dan penempatan di bawah laut, Golden Buoy SKKL Echo berlabuh di Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).

Setelah ditarik ke darat, kabel laut Echo ini nantinya akan disambungkan dengan jaringan milik XL Axiata. Tujuan dari penggelaran kabel laut ini adalah untuk memberikan kualitas jaringan dan layanan lebih baik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia melalui jaringan fiber optik yang menghubungkan ke jaringan global.

Penggelaran kabel laut Echo ini juga dilakukan untuk mendukung penyediaan internet tercepat bagi pelanggan dan masyakarat.

Sekadar informasi, SKKL Echo dibangun bersama oleh Meta, Google, dan XL Axiata. Pembangunan telah dilakukan sejak 2021 dan direncanakan pada 2023.

 


Dihubungkan ke Jaringan XL Axiata

Direktur Teknologi XL Axiata I Gede Darmayusa berfoto di depan Cable Landing Station (CLS) Echo project di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. (Foto: Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Penyerahan kabel laut Echo di Tanjung Pakis menandai dimulainya pemasangan SKKL Echo di Indonesia yang sepanjang 4.000 Km. Total, kabel laut Echo memiliki panjang 15.000 Km. Di mana, Pantai Tanjung Pakis dipilih sebagai landing point di Indonesia arah Singapura dan California AS.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan, kedatangan Golden Buoy di Tanjung Pakis merupakan bagian dari pembangunan proyek SKKL Echo yang sangat panjang.

Gede mengatakan, kabel fiber optik Echo ditarik dari California, AS, melintasi Samudera Pasifik langsung ke sini dan nanti berlanjut hingga Singapura.

"Setelah sampai di Indonesia, SKKL Echo akan dikoneksikan dengan sistem jaringan milik XL Axiata yang kemudian bisa kami manfaatkan untuk meningkatkan kualitas koneksi internet bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia," kata Gede, ditemui di Tanjung Pakis, Karawang.

Gede lebih lanjut menyebutkan, XL Axiata berharap proyek ini tuntas dan bisa beroperasi pada Q3 tahun 2023. Ia menyebut, SKKL Echo ini akan meningkatkan kualitas kualitas layanan internet. Selain itu, SKKL ini akan menambah koneksi internet ke jaringan global dan memperkuat koneksi melalui SKKL lain yang telah dimiliki XL Axiata.


Alternatif Akses Internet

"Bagi XL Axiata, keberadaan SKKL Echo akan memberikan alternatif akses internet dan data dengan kapasitas besar ke luar negeri yang pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas akses internet bagi seluruh pelanggan, korporasi, dan pemerintahan," katanya.

SKKL Echo yang menghubungkan Indonesia dan Amerika Utara ini juga akan memberi manfaat langsung terhadap akses internet, karena kebutuhan masyarakat untuk mengakses internet secara cepat dan stabil juga meningkat.

"Kami berharap, keberadaan SKKL ini akan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi digital pada masyarakat secara luas sampai ke pelosok dan Kawasan Timur Indonesia," tutur Gede.

Sekadar informasi, XL Axiata kini memiliki sejumlah SKKL kabel laut yang mendukung layanan akses internet ke jaringan global. Mulai dari SKKL Batam-Sarawak yang beroperasi Juni 2022 dan SKKL Australia-Indonesia-Singapura yang beroperasi Oktober 2018.

Jaringan XL Axiata sendiri kini tersedia di 34 provinsi, bahkan sebagian sudah menjangkau pelosok daerah terpencil dan perbatasan negara. XL Axiata mengoperasikan 133 ribu BTS, dengan 83 ribu BTS 4G, dan jaringan fiber optik dengan total panjang 113 Km guna melayani 57,4 juta pelanggan di seluruh Indonesia.

(Tin/Ysl)

Infografis Facebook, Instagram & WhatsApp Tumbang. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya