Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo angkat bicara mengenai elektabilitas dirinya sebagai capres 2024, yang tinggi di berbagai survei.
Menurut Ganjar, survei tidak akan berpengaruh pada keputusan PDIP. Sebab, keputusan capres PDIP berada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Biarkan saja (survei), kalau partai kan keputusannya hasil kongres di Bu Mega. Semua pasti diminta sudah satu tegak lurus pada satu keputusan Bu Mega. Di PDIP nggak ada diskusinya itu, karena mandat kongres sudah diberikan,” kata Ganjar di Sekolah Partai PDIP, Rabu (22/6/2022).
Baca Juga
Advertisement
Ganjar mengaku tidak perlu gede rasa (GR) dengan hasil berbagai survei yang menyebutkan elektabilitasnya tinggi. Ia mencontohkan dirinya yang mempunyai hasil survei rendah saat akan maju Pilgub Jateng, namun buktinya PDIP tidak memandang hasil survei kala itu.
"Biasa saja masuk survei, enggak ada di PDIP GR-GRan dan survei bukan satu-satunya yang dipakai. Kalau survei yang dipakai, 2013 saya enggak bisa direkomendasikan (Pilgub Jateng)," ujar dia.
Ganjar mengaku tingginya survei tidak serta merta menjadi modal dirinya untuk bisa menjadi capres 2024. Ia menyebut yang memiliki modal untuk mengusung hanya partai.
"Mungkin yang punya modal partai kali, lebih pada partai," kata dia.
Sebelumnya, Litbang Kompas melakukan survei tertutup dengan menyajikan 25 nama tokoh sebagai calon presiden (capres). Hasilnya, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Elektabilitas Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo
Ganjar yang merupakan kader PDIP mendapat elektabilitas sebesar 25,2 persen sedangkan Prabowo 24,9 persen atau selisih 1,7 persen.
Pada survei tertutup dengan 10 nama pun, Ganjar mampu mengungguli Prabowo. Ganjar memperoleh suara 26,6 persen dan Prabowo 25,2 persen.
Hal yang sama terjadi ketika survei tertutup ini diturunkan menjadi lima nama, Prabowo mendapatkan 28,1 persen, dan Ganjar 30,2 persen.
Berlanjut pada survei tertutup tiga nama, Ganjar mendapat 33,6 persen sedangkan Prabowo 32,8 persen.
Pada survei yang sama, elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami peningkatan yang cukup tajam. Elektabilitasnya naik, dari 20,5 persen pada Januari, menjadi 22 persen pada Juni.
Sementara, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak banyak mengalami perubahan, malah cenderung turun, meskipun menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen dan pada Januari elektabilitasnya mencapai 26,5 persen.
Adapun survei dilaksanakan pada 26 Mei hingga 4 Juni 2022 melalui tatap muka dan melibatkan 1.200 responden.
Advertisement
PKS Lirik Anies, Ganjar, AHY hingga Prabowo
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Al Habsyi menyebut, ada enam nama yang selama ini diperbicangkan khalayak termasuk figur pontesial yang juga dilirik oleh Partai PKS.
Ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto serta Ketua Umum Partai Demokrat (Ketum PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Semua calon yang ada masuk semua di radar PKS. Jadi jangan khawatir semua anak bangsa yang sudah diyakini masyarakat si A, si B, si C itu ada semua," kata Aboe Bakar Al Habsyi di Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2022).
Aboe Bakar Al Habsyi menyinggung kedekatan PKS dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang telah terbangun sejak lama.
"Apalagi dengan Prabowo kita punya jam terbang pengalaman tinggal lanjutkan saja tidak ada hambatan," ujar dia.
Kendati, Aboe Bakar Al Habsyi menyampaikan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Syuro untuk memutuskan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan diusung PKS pada Pilpres 2024.
"Cuman kesepakatan ini bukan kewenangan kami, kecuali anggota Majelis Syuro PKS nanti. Kami menyiapkan dapurnya, bumbunya, siapa orang-orangnya. Nanti pada waktu yang sama, kita yang sudah bekerja begitu masuk di Majelis Syuro baru masuk," ujar dia.
Yang jelas, kata Aboe Bakar Al Habsyi semua calon potensial tidak akan tereleminasi, hanya saja PKS mempertimbangkan beberapa faktor sebelum memutuskan capres dan cawapres 2024 yang diusung.