Liputan6.com, Bandung - Wakil Bupati (Wabup) Bandung, Sahrul Gunawan mengaku baru mengetahui jika renovasi ruang kerjanya dan juga kantor Bupati Dadang Supriatna ternyata senilai lebih dari Rp2 miliar setelah kadung ramai dibicarakan belakangan ini.
"Mengenai besaran dan lain-lainnya, apalagi teknis, saya tidak mengetahui secara detail," dia mengatakan saat dihubungi wartawan, Rabu, 22 Juni 2022.
Advertisement
Sahrul mengaku tak mengetahui prosesnya sedari awal. Pasalnya, dirinya tak diajak diskusi lebih jauh sebelumnya. Meski, katanya lagi, ia pun tak terlalu risau karena tak diajak dalam pembahasan renovasi ini.
"Saya tidak diajak diskusi untuk nanti maunya gimana-gimana, sesuai dengan penyampaiannya saat itu, saya sih enggak masalah. Enggak perlu juga saya kayak saya pengen lihat, pengen atur interiornya, ya, enggak juga," katanya.
Dalam hematnya, anggaran renovasi tersebut diakui besar. "Mengenai anggaran mungkin sudah ada placement-nya," kata Sahrul.
Sangka Sahrul, pelaksanaan renovasi ruang kerjanya dan kantor Bupati Dadang Supriatna berjalan sesuai prosedur.
"Saya kira semua mengikuti prosedurnya, barangkali," katanya. "Kalau memang dari sisi penganggaran memungkinkan, saya kira tidak ada yang salah," imbuhnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Padahal Sudah Nyaman
Kabar renovasi ruang kerja seharga miliaran itu sebelumnya dikonfirmasi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa.
Menurutnya, lelang pengadaan interior telah diumumkan lewat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pada Mei 2022 lalu, dengan pagu anggaran sekitar Rp2,225 miliar. Dua perusahaan dinyatakan lolos tahap kualifikasi, yakni CV Kurniawan Putra dan Bina Darma.
Namun, sepengetahuan Sahrul, renovasi kantornya sudah berlangsung setahun terakhir dan ia tak tahu jelas mengapa perbaikan belum juga rampung.
"Sudah setahun ini belum selesai, enggak tahu, ya, ada apa," ungkapnya.
Padahal, kondisi kantor sebelumnya dirasa cukup representatif dan nyaman. Kabarnya pula sudah ada beberapa perbaikan, kursi dan meja malahan masih baru. Yang dirasa kurang saat itu adalah pendingin ruangan yang rusak. Tapi, itu pun kemudian diperbaiki.
"Menurut saya mah kantor yang sebelumnya pun sudah enak. Sudah nyaman sebenarnya," tutur Sahrul.
"Saya kira reasonable juga ketika misalnya dilakukan rehabilitasi, bahwa mungkin ini (bangunan kantor) sudah tua, mungkin perlu ada pembenahan. Tapi kalau dari saya sendiri yang merasakan ketika dua bulan menikmati itu, saya kira cukuplah sebenarnya. Cukup representatif. Tapi ketika ini menjadi kesepakatan, untuk long term-nya bagaimana, ya, saya sih ikut saja dan enggak masalah," ungkap Sahrul.
Patut diketahui, Zeis Zultaqawa, lewat keterangan rilis tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 22 Juni 2022, sempat berdalih bahwa renovasi itu diperlukan lantaran sudah 30 tahun kantor tersebut tidak pernah tersentuh perbaikan sama sekali.
"Sudah sewajarnya jika ruangan yang berdiri lebih dari 30 tahun ini direnovasi," kata Zeis.
Advertisement