Liputan6.com, Yogyakarta - Cerita angker mengenai pasar bubrah Gunung Merapi sudah menjadi legenda urban bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung ini. Namun, rupanya bukan hanya pasar bubrah yang diyakini masyarakat setempat sebagai tempat angker.
Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya ada lima tempat angker yang berada di kawasan lereng Gunung Merapi Yogyakarta. Kelima tempat paling angker ini berada di kawasan Gunung Merapi dan memiliki jarak yang tak begitu jauh antar lokasinya.
Tempat paling angker di kawasan Gunung Merapi ini ada yang memang dapat ditemukan dan dikunjungi secara mata telanjang, namun ada pula yang gaib dan dipercaya sebagai kerajaan mahkhluk halus. Keberadaan tempat tersebut juga telah menjadi rahasia umum dengan adanya berbagai cerita yang menyebar di kalangan masyarakat.
Berikut sederet tempat angker di lereng Gunung Merapi yang dipercaya sebagian masyarakat.
1. Pasar Bubrah
Pasar Bubrah merupakan tempat lapang dan penuh dengan bebatuan. Tempat ini diyakini menjadi tempat paling angker di kawasan Gunung Merapi.
Pasar Bubrah merupakan punggung dari Gunung Merapi yang berada di bawah kawah. Tempat yang sering dijadikan sebagai lokasi istirahat para pendaki.
Baca Juga
Advertisement
Konon menyimpan cerita horor. Pada suatu malam, di Pasar Bubrah akan terdengar suara riuh banyak orang, tetapi di sana tak banyak orang yang bisa ditemui.
Menurut masyarakat setempat, Pasar Bubrah ini merupakan pasar besar dari istana Keraton Merapi. Jadi, tak heran bila terdapat suara riuh banyak orang, tetapi tak banyak orang yang terlihat di Pasar Bubrah ini.
Hal itu pula yang menjadikan Pasar Bubrah menjadi tempat paling angker di kawasan Gunung Merapi.
2. Keraton Merapi
Berbeda dengan Keraton Yogyakarta, Keraton Merapi ini berada di kawasan Gunung Merapi. Tempat ini sering disinggung dan menjadi bahan pembicaraan banyak orang karena dikuasai oleh kerjaan gaib.
Konon, hanya beberapa orang 'pintar' saja yang bisa melihat keraton Merapi ini. Bukan tempat yang baru, Keraton Merapi telah ada sejak zaman Keraton Mataram.
Tempat ini juga dikenal sebagai tempat paling angker di Gunung Merapi. Masyarakat sekitar juga percaya jika Keraton Merapi ini ditunggu oleh beberapa tokoh gaib, seperti Eyang Merapi disebut sebagai raja mahkhluk gaib di Keraton Merapi ini, Eyang Sapu Jagad yang dikenal sebagai penunggu kawah Merapi, Eyang Megantara yang dipercaya sebagai pegendali cuaca di kawasan Gunung Merapi, dan masih banyak lagi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gunung Wutoh
3. Gunung Wutoh
Gunung Wutoh adalah sebutan dari pintu gerbang Keraton Merapi. Selain itu, Gunung Wutoh menjadi tempat paling angker karena dipercaya adanya penunggu yang dikenal sebagai Nyai Gadung Melati.
Banyak cerita yang beredar, bila Nyai Gadung Melati sering menampakan diri kepada para pendaki atau masyarakat yang melewati jalur tersebut.
4. Bungker Kaliadem
Bungker Kaliadem yang dipercaya sebagai salah satu tempat paling angker di kawasan Gunung Merapi. Meski menjadi tempat wisata, namun cerita horor bungker ini masih melekat dan sering menjadi perbincangan.
Konon, ada seorang wisatawan yang datang mengunjungi bungker ini dan ia mendengar suara orang yang menangis dari dalam bungker yang tak ada pencahayaan terang tersebut. Menurut masyarakat setempat, bungker ini dulunya digunakan sebagai tempat bersembunyi masyarakat dari lahar panas Gunung Merapi.
Namun, sayangnya ada relawan yang meninggal di tempat tersebut karena terkena lahar panas.
5. Hutan di Sekitar Gunung Merapi
Tidak hanya satu hutan yang dikenal paling angker di Gunung Merapi. Terdapat lima nama hutan yang dikenal angker. misalnya, hutan Gamelan, hutan Patuk Alap-Alap, hutan Bingungan, hutan Pijen serta hutan Blumbang.
Kelima hutan tersebut menyimpan kisah klenik dan misteri. Seperti kisah yang telah beredar, bila seringkali pendaki Gunung Merapi kerap mendengar suara kaki kuda yang tengah berlari di hutan tersebut.
Padahal, tidak ada kuda yang berada di hutan tersebut. Selain itu, bila pendaki melihat hewan liar dan buas di area hutan, suatu larangan pantangan untuk membunuh hewan tersebut.
Penulis: Tifani
Advertisement