Jurnalis Rusia Lelang Hadiah Nobel Perdamaian untuk Pengungsi Anak Ukraina, Raih Rp1,5 Triliun

Jurnalis Rusia Dmitry Muratov menjalankan misi kemanusiaan dengan melelang Hadiah Nobel Perdamaian miliknya untuk pengungsi anak Ukraina.

oleh Putu Elmira diperbarui 24 Jun 2022, 14:30 WIB
Peraih Nobel Perdamaian Dmitry Muratov dari Rusia berpidato saat upacara penghargaan gala untuk hadiah Nobel Perdamaian pada 10 Desember 2021 di Oslo. (ODD ANDERSEN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jurnalis Rusia Dmitry Muratov memanfaatkan Hadiah Nobel Perdamaian 2021 yang diterimanya untuk membantu sesama. Penjualan medali Muratov mencapai 103,5 juta dolar AS (Rp1,5 miliar) di lelang.

Dikutip dari People, Kamis, 23 Juni 2022, semua hasil lelang akan digunakan untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan UNICEF yang menyasar pengungsi anak Ukraina dan keluarga mereka. Kabar tersebut diumumkan Heritage Auctions dalam siaran pers pada Selasa, 21 Juni 2022.

"Beberapa bulan lalu, kami di Novaya Gazeta bertanya pada diri sendiri apa yang bisa kami lakukan untuk menghentikan perang dan membantu warga sipil ini mendapatkan kembali kehidupan mereka," kata Muratov, menurut organisasi Hadiah Nobel Perdamaian, Senin, 20 Juni 2022 ketika penawaran ditutup bertepatan dengan Hari Pengungsi Sedunia.

"Kami memutuskan menjual medali Hadiah Nobel Perdamaian kami melalui Heritage Auctions, yang mengelola proses dengan sangat efisien dan mengabaikan semua biaya dan komisi mereka sepenuhnya," tambah Muratov.

Ketika penawaran langsung untuk Nobel Perdamaian dimulai, harganya dengan cepat mencapai angka 1 juta dolar AS (Rp14,8 miliar) dan terus naik, menurut siaran pers rumah lelang. Setelah sekitar 23 menit, seorang penawar anonim mengajukan tawaran sebesar 103,5 juta dolar AS melalui telepon, dan menang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penawar Anonim

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Maria Ressa dari Filipina (kiri) dan Dmitry Muratov dari Rusia berpose dengan diploma dan medali Hadiah Nobel Perdamaian selama upacara penghargaan gala untuk hadiah Nobel Perdamaian pada 10 Desember 2021 di Oslo. (ODD ANDERSEN / AFP)

Heritage Auctions mengatakan, uang itu telah dikirim ke UNICEF. "Kami merasa terhormat untuk bekerja dengan Dmitry, bersemangat memfasilitasi kesempatan ini dengan UNICEF, dan kami benar-benar terpesona pada hasil akhirnya," kata Joshua Benesh, Chief Strategy Officer di Heritage Auctions, dalam sebuah pernyataan.

"Kontribusi luar biasa ini akan membantu anak-anak Ukraina selamat dari perang brutal ini dan, suatu hari nanti, membangun kembali kehidupan mereka. Kami berharap hadiah Tuan Muratov menginspirasi orang lain untuk mendukung anak-anak yang rentan di Ukraina dan di mana pun," tambah Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.

"Kami juga ingin berterima kasih kepada penawar anonim, yang tawaran pemenangnya akan sangat bermanfaat bagi banyak orang," lanjutnya.

Menurut data terbaru dari UNHCR, badan pengungsi PBB, ada lebih dari 7,7 juta penyeberangan perbatasan dari Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia pada akhir Februari 2022. Pada Maret 2022, Muratov pertama kali mengumumkan bahwa ia ingin melelang medalinya untuk membantu mengumpulkan uang bagi para pengungsi Ukraina.


Hadiah Nobel

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Maria Ressa dari Filipina (kiri) dan Dmitry Muratov dari Rusia bereaksi selama upacara penghargaan gala untuk hadiah Nobel Perdamaian pada 10 Desember 2021 di Oslo. (ODD ANDERSEN / AFP)

Muratov mengatakan sebelum pelelangan, mengutip CNN, "Saat ini, penghargaan itu adalah kesempatan bagi saya untuk membagikannya kepada orang-orang."

Pria yang dinobatkan sebagai salah satu Orang Paling Berpengaruh TIME pada 2022 tersebut, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2021 bersama jurnalis Filipina, Maria Ressa. Mereka menerima penghargaan sebagai pengakuan atas "upaya menjaga kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat untuk demokrasi dan perdamaian abadi," menurut organisasi Hadiah Nobel Perdamaian.

Di bawah kepemimpinannya, surat kabar itu telah mengkritik "pihak berwenang Rusia atas korupsi, kecurangan pemilu, dan pelanggaran hak asasi manusia." Mereka melanjutkan, enam wartawan dari surat kabar telah dibunuh setelah menulis "artikel kritis tentang operasi militer Rusia di Chechnya dan Kaukasus," termasuk Anna Politkovskaya.

Muratov terpaksa menangguhkan publikasi Novaya Gazeta pada akhir Maret 2022 setelah menerima peringatan kedua dari pemerintah, menurut Heritage Auctions. Penangguhan dilaporkan akan tetap berlaku sampai akhir perang di Ukraina.


Rencana Awal

Dua pemenang Nobel Perdamaian, Dmitry Muratov (kiri), pemimpin redaksi harian Rusia Novaya Gazeta, dan CEO Rappler Maria Ressa dari Filipina. (Novaya Gazeta via AP/Nadezhda Prusenkova)

Dikutip dari CNN, Dmitry Muratov terpaksa menjual medali Nobel Perdamaian itu karena melihat "anak-anak yang terluka dan sakit." Mereka membutuhkan "perawatan segera" setelah invasi Rusia ke Ukraina, menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan Selasa, 22 Maret 2022 di situs web surat kabar itu.

Hasil penjualan medali Nobel awalnya akan disumbangkan ke Yayasan Bantuan untuk Pengungsi Ukraina, sebuah LSM yang memberikan dukungan kepada pengungsi dari Ukraina. Dalam pernyataan itu, Muratov menekankan perlunya gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan penyediaan koridor kemanusiaan.

Lebih dari 3,5 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina, menurut laporan terbaru dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Sementara, Muratov membantu mendirikan Novaya Gazeta pada 1993 dan menjabat sebagai editor top sejak 1995.

Komite Nobel mengatakan bahwa surat kabar itu sangat kritis terhadap pemerintah Rusia sejak awal. Bentuk kritis mereka termasuk melaporkan korupsi dan kegiatan militer negara itu.

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya