Liputan6.com, Kota Meksiko, Pada 23 Juni 2022, Meksiko mencatatkan ada 16.133 kasus COVID-19. Ini adalah angka kasus harian tertinggi sejak Februari lalu.
Wakil Menteri Kesehatan Meksiko, Hugo Lopez-Gatell dalam konferensi pers pada Selasa lalu mengatakan sebagian besar kasus COVID-19 yang terjadi di sana merupakan akibat infeksi dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Varian ini menyebabkan pasien COVID-19 merasakan gejala seperti flu.
Advertisement
"Kami telah mengidentifikasi sembilan minggu terakhir, dan saat ini terjadi peningkatan kasus yang progresif," kata Lopez.
Meski kasus harian COVID-19 di sana meningkat, Lopez mengatakan bahwa angka kematian termasuk rendah.
"Kabar baiknya, angka kematian bisa terkendali," tambah Lopez mengutip Channel News Asia, Jumat, 24 Juni 2022.
Rata-rata kasus meninggal sepekan terakhir adalah 24 orang akibat COVID-19. Lalu, data Kementerian Kesehatan Meksiko menunjukkan sekitar empat persen tempat tidur di rumah sakit yang ada di sana terisi pasien COVID-19.
Meski alami peningkatan kasus tapi Lopez mengatakan bahwa vaksinasi telah melindungi dari kasus COVID-19 yang parah. Selain itu, memperlambat penyebaran virus SARS-CoV-2.
"Perlindungan baik karena sudah ada yang terkena infeksi alami dan divaksinasi atau mungkin keduanya. Lalu, hal ini membuat penyebaran virus jadi lebih lambat." tutur Lopez.
Gelombang 5 COVID-19 di Meksiko Dimulai pada akhir Mei
Beberapa pakar di Meksiko mengatakan bahwa gelombang kelima COVID-19 tengah dihadapi Meksiko. Salah satunya matematikan dari National Autonomous University, Arturo Erderly mengatakan bahwa jelas bahwa gelombang kelima COVID-19 sudah dimulai dari akhir bulan lalu.
"Sejak pertengahan Mei saya sudah mengatakan bahwa sudah ada tanda-tanda yang sangat jelas tentang gelombang kelima COVID-19 tetapi pemerintah tidak mau membicarakannya, mungkin karena alasan pemilu," kata Arturo pada awal Juni 2022.
Arturo mengatakan bila dibandingkan dengan gelombang COVID-19 sebelum-sebelumnya, pada kali ini kasus kematian lebih rendah.
Advertisement
Karakter BA.4 dan BA.5
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 termasuk dalam Variant of Concern atau varian yang diwaspadai. Varian in ilebih mudah menginfeksi ketimbang BA.1 dan B.2. BA.4 dan BA.5 sudah tersebar di lebih dari 40 negara.
Ahli epidemiologi Dicky Budiman menjelaskan dua hal yang membuat BA.4 dan BA.5 perlu diwaspadai.
"Pertama, sebagaimana turunan Omicron lain, kedua subvarian ini memiliki juga mutasi-mutasi yang dimiliki oleh VOC lainnya,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara.
BA.4 dan BA.5 adalah subvarian Omicron yang memiliki mutasi yang dimiliki juga oleh varian Delta seperti L452.
“Nah L452 ini sebagaimana pada Delta, mutasinya membuat subvarian menjadi lebih mudah menginfeksi, bukan hanya pada yang belum divaksinasi, tapi juga pada yang sudah vaksinasi dosis kedua atau pada yang pernah terinfeksi.”
Dengan kata lain, orang yang sudah terinfeksi BA.1 dan BA.2 pun masih memiliki kemungkinan bisa terinfeksi ulang (reinfeksi) oleh BA.4 atau BA.5.
Mampu Menghindari Sistem Imun Tubuh
Meskipun memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah, namun Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan untuk menghindar dari imunitas tubuh manusia yang sudah terbentuk lewat vaksinasi COVID-19.
"Nah ini yang mungkin perlu kita waspadai yaitu immune escape. Artinya dia menghindar dari imunitas seseorang itu," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Muhammad Syahril.
Sehingga berkaitan dengan tersebut, Syahril pun mendorong masyarakat untuk melengkapi vaksin booster COVID-19.
Advertisement