Kena COVID-19 Umur 81, Anthony Fauci Contoh Nyata yang Rasakan Manfaat Vaksinasi

Pertama kali terkena COVID-19 usia 81 tahun, kondisi Anthony Fauci hanya bergejala ringan. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah contoh mengenai manfaat vaksinasi COVID-19.

oleh Benedikta DesideriaDiviya Agatha diperbarui 25 Jun 2022, 07:00 WIB
Anthony Fauci, pakar penyakit menular asal Amerika Serikat (Alex Wong/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pakar penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan bahwa dirinya adalah contoh nyata yang sudah merasakan manfaat dan perlindunga dari vaksinasi COVID-19.

Pria 81 tahun ini memang akhirnya terpapar COVID-19 dengan gejala ringan. Ia hanya menjalani isolasi di rumah tanpa perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Saya rasa, saya adalah sebuah contoh, terutama di usia saya (termasuk lansia), tentang manfaat vaksinasi. Saya sudah divaksinasi, sudah dapat dua kali booster," kata Fauci.

Jika ia tidak divaksinasi COVID-19, Fauci rasa besar kemungkinan dirinya tak sebaik kondisi saat ini.

"Saya rasa kalau saya tidak divaksinasi, saya tidak mungkin bisa berbicara di sini seperti yang Anda lihat saat ini. Fauci baik-baik saja," tutur Fauci saat berbicara secara daring dalam briefing bersama White House pada Kamis, 23 Juni 2022 seperti mengutip US News, Jumat (24/6/2022).

Fauci mengatakan dirinya mulai merasakan gejala terpapar COVID-19 pada 14 Juni 2022. Lalu, sehari sesudahnya ia menjalani tes COVID-19. Hasilnya positif terpapar virus SARS-COV-2.

Ia kemudian menjalani isolasi di rumah serta mendapat resep obat antiviral Paxlovid. Ini adalah obat yang terbukti efektif mencegah fatalitas dan kematian karena COVID-19.

Fauci yang juga Kepala Penasihat Medis Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tetap bekerja di masa isolasi dari COVID-19.


Sempat Tolak Ajakan Makan Malam White House

Dr Anthony Fauci, dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dalam menyampaikan pandangannya terkait pandemi virus corona Covid-19 yang melanda negaranya, Amerika Serikat (Alex Wong/AFP)

Sebagai pakar penyakit menular, Fauci paham betul seberapa menular virus SARS-CoV-2. Ia pun bisa menolak ajakan makan malam dari Gedung Putih karena tahu ada risiko besar terpapar COVID-19 ketika makan bersama di ruang tertutup.

Mengutip New York Times, pada musim semi tahun ini, Fauci memutuskan untuk tidak menghadiri undangan makan malam di Gedung Putih. Pertemuan tersebut menghadirkan tokoh politik dan media berita terkemuka di Amerika Serikat.

"Karena penilaian pribadi saya terhadap risiko pribadi saya," ujar Fauci merespons alasan tidak menghadiri acara tersebut.

 


Banyak Tamu White House Saat Itu Terkena COVID-19

Makan malam yang berlangsung di Gedung Putih tersebut memang mengundang lebih dari dua ribu tamu dalam sebuah ballroom hotel. Kondisinya sesak dan akhirnya menyebarkan virus Corona pada banyak jurnalis dan undangan lainnya yang ikut hadir pada saat itu.

Dokter spesialis penyakit menular di Universitas Emory, Dr Carlos del Rio mengungkapkan bahwa varian COVID-19 memang menjadi sangat menular.

"Ini masalah waktu sebelum kita semua terinfeksi, jujur, virus ini memang sangat menular. Apa yang saya katakan pada orang-orang adalah bahwa pada suatu saat Anda akan menghadapi virus ini karena sudah melakukan banyak hal dan berkumpul. Jadi jika Anda mau menghadapi virus ini, sebaiknya Anda divaksinasi."


Sosok Fauci

Presiden Donald Trump dan Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases di James Brady Press Briefing Room Gedung Putih di Washington, 22 April 2020. (Foto: AP / Alex Brandon)
Pakar kesehatan top Amerika Serikat, Anthony Fauci menerima suntikan vaksin COVID-19. (Photo credit: Patrick Semansky POOL/AFP)

Sejak COVID-19 hadir, Fauci merupakan salah satu tokoh kesehatan medis di Amerika Serikat yang banyak mengedukasi masyarakat tentang pengendalian penyakit ini. 

Mengutip laman Aljazeera, ia juga seringkali difitnah oleh kelompok yang menentang langkahnya terkait penggunaan masker dan vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.

Fauci telah secara aktif terlibat dalam respons AS pada pandemi tahun 1984 dan merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) untuk NIH.

Fauci juga banyak dipuji atas karya dan upayanya untuk menahan penyebaran penyakit HIV-AIDS.

Penampilan Fauci di depan publik pada awal pandemi COVID-19 bahkan dilihat sebagai sumber kepastian oleh banyak orang di tengah banyaknya tanggapan miring dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Fauci seringkali secara terbuka mengkritik pendekatan yang diambil oleh Trump. Hal tersebut membuat hubungan antara dirinya dan mantan Presiden AS tersebut menjadi panas.

 

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya