Liputan6.com, Jakarta - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat bakal mengunjungi Ukraina dan Rusia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan agenda tersebut dalam Press Briefing online pada Rabu 22 Juni 2022.
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno mengatakan lawatan tersebut dilakukan usai kunjungan ke Jerman.
Advertisement
"Dari Jerman, Presiden Jokowi direncanakan akan mengunjungi Kiev, Ukraina dan Moskow, Rusia," ucap Menlu Retno tanpa memberikan kepastian tanggal kunjungan tersebut.
Sementara sebelumnya, media Rusia TASS telah lebih dulu menulis pemberitaan terkait rencana pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kota Moskow pada 30 Juni 2022 mendatang.
"Putin akan bertemu dengan presiden Indonesia di Moskow 30 Juni," kata sumber Kremlin seperti dikutip dari TASS tertanggal 14 Juni 2022.
Sumber itu menekankan bahwa lawatan Jokowi akan menjadi "kunjungan yang sangat penting".
"Ini akan menjadi kunjungan yang sangat penting. Kami sedang mempersiapkannya sekarang," kata sumber tersebut. "Presiden Joko Widodo dari Indonesia akan mengunjungi Moskow pada 30 Juni."
Indonesia adalah mitra penting, yang dengan Rusia telah mempertahankan hubungan politik dan ekonomi yang intensif, kata sumber Kremlin.
Tahun ini, Indonesia memegang jabatan presidensi G20 bergilir dan akan menjadi tuan rumah KTT G20, tambah sumber tersebut. Putin telah diundang untuk berpartisipasi. "Kami pasti akan pergi", tetapi dalam format apa yang akan diputuskan nanti. "KTT akan berlangsung pada 15-16 November, ada banyak waktu, kita lihat saja," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dikonfirmasi Menko Polhukam
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md tidak menampik rencana agenda pertemuan Jokowi dengan Vladimir Putin. Menurut dia, kunjungan Jokowi ke Ibu Kota Rusia itu adalah agenda kepresidenan.
“Ya itu agenda presiden. Saya kira apa masalahnya? Kan cuma mau ketemu,” kata Mahfud saat dikonfirmasi awak media di Istana Negara, Jakarta, Senin 20 Juni 2022.
Diketahui, saat ini Rusia masih terus melakukan invasi terhadap Ukraina. Serangan terhadap Ukraina tidak kunjung surut, meski Rusia sudah mendapat banyak kecaman dari negara-negara di dunia.
Jokowi sendiri sudah menegaskan sikapnya, untuk saling menghormati kedaulatan negara terkait konflik Rusia dan Ukraina. Hal itu diutarakan Jokowi saat bertemu Presiden Federal Jerman Frank-Walter Steinmeir di Istana Bogor beberapa waktu kemarin.
“Secara tegas saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, dan budaya damai serta saling menghormati, serta semangat kerja sama perlu terus diperkuat," kata Jokowi, Kamis 16 Juni 2022.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan tentang adanya kolaborasi yang inklusif antar negara-negara di dunia dalam mengedepankan perdamaian dunia.
“Saya kembali tekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif, yang mengedepankan kolaborasi, bukan pembendungan dalam spirit kerja sama multilateralisme dan perdamaian," ucap Jokowi memungkasi.
Advertisement
Bakal Temui Presiden Ukraina dan Rusia, Ini Misinya
Menlu Retno Marsudi mengungkap bahwa pada kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Presiden Jokowi dijadwalkan untuk bertemu dengan kedua pemimpin negara yang tengah bersitegang tersebut.
"Dalam kunjungan ke Kiev dan Moskow, presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden Zelensky dan Putin," ucapnya.
Menlu Retno kemudian mengungkap sejumlah misi yang akan dilakukan Jokowi dalam kunjungan ke kedua negara itu di tengah konflik.
"Kunjungan ini menunjukan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangai krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah," tutur Menlu Retno.
Selain itu, Presiden Jokowi juga disebutkan terus mendorong spirit perdamaian.
Setelah kunjungan ke Ukraina dan Rusia, destinasi terakhir kunjungan Jokowi berikutnya adalah ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
"Kunjungan untuk menindaklanjuti kerjasama di bidang ekonomi antara kedua negara," jelas Menlu Retno.
Dalam rangkaian lawatan ke luar negeri akhir bulan Juni ini, Presiden Jokowi direncanakan mengujungi Jerman untuk hadir di acara KTT G7.
"Presiden RI telah mendapatkan undangan dari Ketua G7 (Jerman) untuk hadir dalam KTT G7 di Elmau pada tanggal 26-27 Juni 2022," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam Press Briefing online pada Rabu (22/6/2022).
"Beberapa negara non-G7 atau disebut G-7 Partner Countries yang mendapatkan undangan untuk hadir dalam KTT G7 adalah Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan," papar Menlu Retno.
Jokowi Bakal Jadi Presiden Negara Asia Pertama ke Ukraina dan Rusia di Tengah Konflik
Kunjungan ke dua negara ini, sambung Menlu Retno, merupakan kunjungan dalam situasi yang tidak normal -- di tengah konflik yang memicu perang. "Kita paham situasi saat ini masih sangat complicated. Dunia juga paham mengenai kompleksitas masalah yang ada."
"Meskipun situsinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai presiden G20 dan salah satu anggota champion group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi. Tidak memilih untuk diam," papar Menlu Retno.
Atas kunjungan ke Ukraina dan Rusia, Menlu Retno mengatakan bahwa "Presiden Jokowi akan merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke dua negara tersebut."
Indonesia Netral
Menlu Retno Marsudi sebelumnya sempat menegaskan posisi Indonesia terkait invasi Rusia terhadap Ukraina.
"Pada isu-isu internasional, kami membahas situasi di Ukraina. Saya menegaskan kembali posisi Indonesia tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah."
"Saya juga menggarisbawahi seruan Indonesia agar semua pihak segera menghentikan perang dan mencari solusi damai di meja perundingan," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing Pertemuan Bilateral Menlu RI-Menlu Serbia yang digelar virtual pada Senin (23/5/2022).
Lebih lanjut lagi, Menlu Retno juga menekankan perlunya mengembangkan iklim kepercayaan strategis di mana setiap negara memikul tanggung jawab untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk penyelesaian konflik secara damai.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa Indonesia berada dalam posisi netral pada konflik Rusia-Ukraina.
Tak hanya menganut asas politik bebas aktif, kata Moeldoko, Indonesia juga memiliki tanggung jawab moral sebagai Presidensi G20 untuk tidak memiliki keberpihakan politik kepada negara mana pun.
Hal ini disampaikan Moeldoko saat menerima kunjungan dari Dubes Uni Eropa Vincent Piket di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden Jakarta, Jumat (22/4/2022).
"Indonesia dihadapkan pada situasi yang sulit untuk mendukung Ukraina dan memberikan sanksi kepada Rusia. Karena sebagai Presidensi G20, Indonesia harus merangkul semua negara anggota secara adil. Indonesia tidak memihak siapa pun dalam konflik ini," kata Moeldoko dikutip dari siaran pers.
Advertisement