Liputan6.com, Magelang - Puluhan peserta program Belajar Bersama Maestro (BBM) mengimplementasikan ajaran maestro tari Didik Nini Thowok dan mastero ketoprak Nano Asmorodono di Studio Mendut, Jumat (24/6/2022). Pertunjukan tari topeng dan ketoprak ini menandai berakhirnya program yang diinisiasi Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Magelang pada 18 hingga 24 Juni 2022.
Program ini diikuti oleh 41 orang peserta yang berasal dari Kawasan Borobudur dan sekitarnya, terdiri dari 20 peserta tari topeng dan 21 peserta ketoprak.
Pada BBM tari topeng, peserta mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang tata cara menari dengan menggunakan properti topeng. Tetapi, sebelum masuk ke sesi-sesi praktik, para peserta terlebih dahulu dibekali oleh materi-materi tentang topeng yang ada di berbagai macam daerah di Indonesia, seperti Topeng Banjar, Topeng Lengger Wonosobo, Topeng Cirebon, maupun topeng di negara-negara luar, seperti Jepang dan China.
Baca Juga
Advertisement
Setelah dibekali dengan pengetahuan tentang topeng, para peserta melakukan sesi praktik, seperti penggunaan properti kipas dalam tari topeng dan gerak silat dengan menggunakan properti topeng, Lebih dalam lagi, para peserta diajarkan koreografi tari topeng yang terbagi dalam tiga jenis tarian, yaitu tari tunggal, berpasangan, dan kelompok.
Pada BBM ketoprak, para peserta mereka dibekali dengan materi-materi seputar ketoprak, seperti sejarah dan perkembangan ketoprak, penyutradaraan, dan juga keaktoran. Sedangkan dalam sesi praktik, para peserta diajarkan memakai busana dalam ketoprak.
Lebih dalam lagi, para peserta ketoprak diajarkan membuat sebuah produksi ketoprak yang dimulai dari proses reading, casting, blocking (gerak tubuh dan mimik), hingga penyesuaian kostum pementasan.
Selain belajar mengenai materi dan praktek, para peserta juga melakukan kunjungan atau studi budaya ke dua tempat, yaitu di Vihara Mendut dan Candi Mendut. Di Vihara Mendut para peserta diajarkan tentang keberagaman dan toleransi, sedangkan di Candi Mendut para peserta melakukan eksplorasi terhadap bangunan yang sudah menjadi cagar budaya tersebut.
“Program ini diharapkan menjadi simpul utama dalam penyebaran, pertukaran nilai dan pengetahuan serta ajang pembelajaran bagi sumber daya manusia kebudayaan, sehingga kelak mereka akan menjadi pelopor dalam upaya pemajuan kebudayaan”, ujar Judi Wahjudin, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, dalam siaran persnya.
Direktorat PTLK menggandeng Komunitas Lima Gunung untuk melestarikan kebudayan Indonesia. Program BBM Magelang ini juga diselenggarakan dalam rangka pendukungan G20 khususnya Pertemuan Menteri Bidang Kebudayaan yang akan diselenggarakan di Magelang pada September 2022.