Update Kasus Hepatitis Akut di RI: Probable 16, Pending 14, Discarded 40

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril melaporkan update terbaru soal hepatitis akut misterius atau Acute Hepatitis of Unknown Aetiology.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2022, 11:34 WIB
Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng menunjukkan cara mencuci tangan saat sosialisasi pencegahan Hepatitis Akut di Rukun Warga 03, Kelurahan Cikini, Jakarta, Senin (23/5/2022). Sosialisasi guna mencegah penyebaran sekaligus mengimbau warga menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar penyakit Hepatitis Akut yang marak menyerang anak-anak. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril melaporkan update terbaru soal hepatitis akut misterius atau Acute Hepatitis of Unknown Aetiology.

Sejak 5 April hingga 26 Mei 2022 sudah ada 650 kasus probable dan 99 pending classification dilaporkan secara global. Kasus-kasus ini tercatat dari 33 negara dan telah dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Yang terbanyak adalah Inggris kemudian Amerika. Sebagian besar kasus berasal dari Eropa (58 persen) dengan 34 persen berasal dari Inggris dan Irlandia Utara,” kata Syahril dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Jumat, 24 Juni 2022.

Sedangkan, di Indonesia kasus hepatitis akut secara kumulatif ada 70. Angka ini terdiri dari 16 kasus probable, 14 pending, dan 40 discarded. Kelompok discarded adalah kelompok yang disingkirkan lantaran sudah diketahui dan dipastikan bukan pasien hepatitis akut yang misterius.

“Dari 70 kasus yang dilaporkan, terdapat 40 (57,1 persen) pasien yang disingkirkan (discarded) karena penyebabnya sudah diketahui sehingga kita sekarang sedang meneliti sebanyak 30 kasus.”

Kasus-kasus discarded yang telah terdeteksi ternyata bukan disebabkan hepatitis akut melainkan akibat berbagai penyakit dengan rincian sebagai berikut:

-Dengue 15 orang (37,5 persen).

-Sepsis 6 orang (15,0 persen).

-Bacterial infection 5 orang (15,0 persen).

-Hep A reaktif 3 orang (7,5 persen).

-Drug-induced hepatitis 3 orang (7,5 persen).

-Kelainan Jantung 3 orang (7,5 persen).

-Kolestasis Susp Atresia Bilier 2 orang (5,0 persen).

-Leukemia 2 orang (5,0 persen).

-Neonatal kolestasis 1 (2,5 persen).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus Mingguan dan Status Pasien

Ilustrasi ibu yang tanggap memanggil dokter saat mengetahui anaknya mengalami gejala hepatitis akut. Credits: pexels.com by Gustavo Fring

Update kasus ini tercatat hingga 23 Juni 2022 pukul 16.00 WIB dan dilaporkan di 21 provinsi. Dari provinsi-provinsi tersebut, yang merupakan penyumbang kasus terbanyak adalah DKI Jakarta.

“Di 21 provinsi ini ada yang probable, ada yang pending, dan ada yang sudah discarded.”

Berdasarkan grafik pertambahan probable-pending-epi linked mingguan, kasus yang dilaporkan pada periode pelaporan minggu pertama dan kedua bulan Mei telah diketahui klasifikasi akhirnya. Yaitu, 4 pasien berstatus probable dan 20 pasien discarded.

Pada periode pelaporan minggu 3-4 bulan Mei dan Juni masih terdapat masing-masing 1, 2, dan 11 pending classification.

Sedangkan, dari grafik status pasien mingguan hingga 23 Juni 2022 pukul 16.00 tercatat kasus probable ada 16 dan pending 14.

Syahril juga menampilkan demografi dan status 16 pasien probable dengan rincian sebagai berikut:

-Pasien probable terdiri dari 9 laki-laki (56,25 persen) dan 7 perempuan (43,75 persen).

-Pasien kelompok usia 0-5 ada 8 orang (50 persen), 6-10 tahun ada 6 orang (37,5 persen), dan 11-16 tahun ada 2 orang (12,5 persen).

-Pasien yang sembuh dan dipulangkan ada 7 orang (43,75 persen), meninggal 6 orang (37,5 persen), rawat jalan 2 orang (37,5 persen), dan masih dirawat 1 orang (6,25 persen).


Belum Diketahui Penyebabnya

Ilustrasi Sudah 15 Kasus di Indonesia, Penyebab Hepatitis Akut Misterius Masih Belum Diketahui. Foto: Pixabay.

Penyakit hepatitis akut yang misterius belakangan memang menjadi perbincangan di masyarakat lantaran telah melanda beberapa negara termasuk Indonesia.

Penyakit ini disebut misterius karena Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya penyakit hepatitis yang tak biasa ini.

Kabid Humas PP Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr Milka Inkiriwang MARS PhD menjelaskan bahwa hepatitis adalah keradangan (infeksi) yang terjadi pada hati (liver).

"Hepatitis akut berat (misterius) berarti infeksi hati yang belum diketahui pasti penyebabnya termasuk mekanisme ataupun patofisiologinya. Penyebab pastinya bisa dikatakan masih hipotesis (dalam investigasi)," ujar Milka dalam sebuah webinar.

Penularan hepatitis akut diketahui dapat melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Oleh sebab itu, Milka menekankan kepada masyarakat agar sebaiknya menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan, makan makanan matang dan bersih, serta jangan bergantian alat makan dan minum.

"Karena virus rentan masuk melalui saluran pencernaan, masyarakat harus memerhatikan apa yang dikonsumsi. Pastikan semuanya dalam keadaan bersih," ujarnya.


Menyerang Anak

Ilustrasi anak yang menunjukkan salah satu gejala hepatitis akut, yaitu demam. Credits: pexels.com by Cottonbro

Sementara itu WHO menegaskan bahwa hepatitis misterius ini dapat menyerang anak-anak usia satu bulan s.d 16 tahun. Meski begitu, penyakit hepatitis akut ini juga bisa menyerang orang dewasa.

"Penyebab hepatitis akut misterius bukan ditimbulkan oleh virus penyebab hepatitis A, B, C, D dan E. Peneliti seluruh dunia termasuk Indonesia masih melakukan investigasi penyebab pasti Hepatitis Akut Berat (Misterius) ini," ujar Milka.

Milka menambahkan, seperti dikutip dari sumber Kemenkes RI dan CDC, hepatitis akut adalah infeksi hati yang memiliki sifat atau durasi perjalanan penyakit sekitar dua minggu hingga satu bulan, sangat beda dengan hepatitis kronis di mana infeksi hati yang dapat merusak hati.

Ada empat langkah penanganan hepatitis akut yang bisa Anda simak sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

1. Waspada gejala awal: mual, muntah, diare, sakit perut, demam ringan

2. Jika muncul gejala awal, jangan panik

3. Jangan menunggu gejala lanjutan muncul seperti mata dan kulit menguning agar tidak terlambat penanganan

4. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa ke rumah sakit dengan fasilitas ICU anak.

"Masyarakat diharapkan jangan panik. Yang paling penting saat ini adalah melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga daya tahan tubuh, terapkan hidup sehat dan selalu pilih yang bersih," katanya.

"Jika mengalami gejala awal, segera bawa ke puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan lanjutan," tutup Milka.

Infografis Jangan Panik, Kenali Gejala Hepatitis Akut pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya