Aksi Jual Investor Asing Sentuh Rp 4,1 Triliun pada 20-24 Juni 2022, Ini Penyebabnya

Aksi jual investor asing mencapai Rp 4,1 triliun pada 20-24 Juni 2022. Ada apa?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jun 2022, 12:00 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing cenderung melakukan aksi jual saham pada sepekan. Analis menilai aksi jual investor asing karena masih ada kekhawatiran terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi beli Rp 28,11 triliun dan aksi jual Rp 32,30 triliun pada 20-24 Juni 2022. Dengan demikian, aksi jual bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 4,18 triliun.

"Masih terkait kekhawatiran resesi, itu saja yang paling utama,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M Nafan Aji Gusta saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (24/6/2022).

Adapun, sentimen lainnya yang mempengaruhi aksi jual beli asing di pekan ini antara lain stagflasi, perang Rusia-Ukraina, serta krisis energi dan pangan karena disrupsi supply chain.

“Sisanya hanya faktor stagflation, perang Rusia dengan Ukraina, Krisis energi dan krisis pangan akibat supply chain disruption,” ujar dia.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menilai, langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI7DRR 3,5 persen pada Juni 2022 akan berdampak pada aliran dana asing yang keluar. Namun, ia menilai, aliran dana asing yang keluar itu hanya sementara karena fundamental ekonomi yang baik.

"Dampak ditahannya suku bunga bisa berdampak adanya capital outflow, tetapi kami melihat capital outflow bisa bersifat sementara mengingat fundamental ekonomi indonesia yang kuat,” ujar Abdul saat dihubungi Liputan6.com.

Abdul Azis menilai, keputusan Bank Indonesia sudah tepat dengan menahan suku bunga 3,5 persen seiring mendorong pemulihan ekonomi. 

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Juni 2022  memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility  sebesar 4,25 persen.  Analis menilai, langkah BI itu sesuai prediksi pelaku pasar karena dukung kestabilan fundamental ekonomi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saham yang Dijual Investor Asing pada 20-24 Juni 2022

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip data RTI, berikut saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-PT Sinar Mas Multi Artha Tbk (SMMA) senilai Rp 2,3 triliun

-PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) senilai Rp 659,3 miliar

-PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 328,2 miliar

-PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 212,2 miliar

-PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 188,8 miliar

-PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp 166,7 miliar

-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 111,7 miliar

-PT Mayora Indah Tbk (MYOR) senilai Rp 107,4 miliar

-PT Ace Hardware Tbk (ACES) senilai Rp 98,6 miliar

-PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) senilai Rp 68 miliar.

 

 


Kinerja IHSG Sepekan pada 20-24 Juni 2022

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat selama sepekan. Pergerakan IHSG dibayangi sentimen global terutama kekhawatiran resesi dari Amerika Serikat (AS) dan ada pemangkasan ekonomi global.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/6/2022),  IHSG naik 1,53 persen ke posisi 7.042,93 pada periode 20-24 Juni 2022 dari pekan sebelumnya 6.936,96. Peningkatan juga diikuti kapitalisasi pasar bursa yang naik 0,93 persen menjadi Rp 9.171,842 triliun. Kapitalisasi pasar tersebut naik Rp 84 triliun dari pekan lalu Rp 9.087,68 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya menuturkan, IHSG dipengaruhi pergerakan dan sentimen global seiring ada pemangkasan ekonomi global dan kekhawatiran resesi di AS.

“Dari dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan 7DRRR pada angka 3,5 persen dan mulai membaiknya ekonomi dalam negeri,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu pekan ini.

Ia menambahkan, dengan ada kekhawatiran resesi di AS dan akan berpengaruh ke global, investor dapat mengurangi porsi di instrumen investasi berisiko.

“Untuk pekan depan (Senin), kami perkirakan IHSG berpeluang menguat untuk uji kembali 7.060-7.080,” ujar dia.

 


Nilai Transaksi Harian

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan meningkat 0,55 persen Rp 17,33 triliun dari Rp 17,23 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi bursa mengalami perubahan 11,92 persen menjadi 24,75 miliar saham dari 28,10 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Kemudian, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa turun 9,01 persen menjadi 1.257.107 transaksi dari 1.381.605 transaksi pada penutupan pekan lalu.

Adapun investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 1,08 triliun. Sepanjang 2022, investor asing mencatatkan beli bersih Rp 65,02 triliun.

Pada pekan ini, terdapat satu pencatatan obligasi yakni obligasi berwawasan lingkungan atau green bond I PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2022 yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan mulai dicatatkan di BEI pada Rabu, 22 Juni 2022 dengan nilai nominal Rp 5 triliun.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA. Adapun yang  bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Mandiri Tbk.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2022 adalah 53 emisi dari 41 emiten senilai Rp69,20 triliun.

Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 498 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp456,00 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 150 seri dengan nilai nominal Rp4.816,65 triliun dan USD205,99 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp4,31 triliun.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya