Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menegaskan penegakan hukum di lingkungan instansi yang dipimpinnya tidak pandang bulu.
"Setiap prajurit TNI yang memang terbukti melanggar hukum, wajibnya dihukum secara maksimal sesuai perbuatannya. Karena penegakan hukum di lingkungan TNI tak pandang bulu," kata Andika seperti dikutip dalam kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa di Jakarta Sabtu (25/6/2022).
Mekanisme penegakan hukum tidak pandang bulu itu, katanya, diterapkan dengan memberikan sanksi kepada prajurit jika terbukti bersalah dan sudah berkekuatan hukum tetap sesuai dengan perbuatan dan berdasarkan hukum yang berlaku.
Baca Juga
Advertisement
Untuk memastikan penegakan hukum itu berjalan optimal, Andika mengaku pihaknya terus memantau perkembangan kasus hukum yang melibatkan prajurit TNI. Salah satunya melalui rapat rutin.
Rapat itu akan dipimpin langsung oleh Andika untuk mengawasi jumlah kasus hukum yang melibatkan prajurit TNI.
Rapat rutin tersebut juga melibatkan tim hukum TNI bersama jajaran Komandan Pusat Polisi Militer dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, serta bersama penyidik dan Oditur TNI, dengan terdapat laporan perkembangan kasus hukum yang melibatkan prajurit TNI.
Oditur Jenderal TNI Marsda TNI Reki Irenne Lumme dalam rapat menyampaikan perkembangan sejumlah kasus kepada Andika Perkasa.
"Untuk kasus penganiayaan pengemudi ojol (ojek online) di Tangerang Selatan sudah selesai dan sudah dieksekusi," kata Reki Irenne menyebutkan salah satu kasus yang telah selesai proses perkara hukumnya.
Ini Alasan NasDem Masukkan Andika Perkasa untuk 3 Nama Capres
Di sisi lain, Partai Nasdem menjatuhkan pilihan untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Namun, nama Menteri BUMN Erick Thohir tidak ada dalam rekomendasi capres Rakernas Nasdem 2022, meski namanya masuk dalam jajaran tiga besar yang diusulkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem.
Ketum Partai NasDem Surya Paloh, lebih memilih Jenderal Andika Perkasa untuk diusung ketimbang Erick Thohir. Sementara Ganjar dan Anies tidak terlempar dari rekomendasi setelah nama mereka masuk tiga besar yang diusulkan DPW Partai NasDem.
Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya, membeberkan alasan partainya mendukung Andika Perkasa. Menurut Willy, hal itu karena pertimbangan latar belakang Andika yang erat sebagai militer dan sipil.
"Terkait dengan Andika Perkasa variable yang lebih kualitatif. Bagaimana komitmen menjaga negara, bangsa, bagaimana komitmen menjaga stabilitas dan kemudian keseimbangan antara representasi sipil dan militer," jelas Willy.
Sementara itu, untuk alasan mendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Willy menyebut, selama ini elektabilitas keduanya sangatlah tinggi. Hal itu turut didukung berbagai rilis hasil dari lembaga survei.
Advertisement
Sesuai Persyaratan Partai
Ketua Steering Committee (SC) Rakernas Partai Nasdem Prananda Surya Paloh menambahkan, ketiga nama yang sudah diserahkan pastinya sesuai dengan persyaratan partai.
"Setelah melalui mekanisme Rakernas yang dinamis dan penuh suka cita, semalam Steering Committe telah menggodok tiga nama, tiga nama itu tentu sesuai dengan kriteria yang diinginkam oleh Ketua Umum dan pasti memenuhi persyaratan yang diajukan Partai Nasdem. Maka dengan seizin Rakernas yang mulia ini dan Tuhan Yang Maha Esa rekomendasi ini, saya mewakili Steering Committee menyerahkan kepada Ketua Umum," kata Prananda.
Sebelumnya, Partai Nasdem memastikan mengusung tiga nama terpilih dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022. Salah satunya merupakan pejabat gubernur wilayah di Indonesia.
"Di pengusulan ada nama gubernur. Tapi di tiga nama nanti sebentar malam akan dibacakan oleh Ketua Umum Bapak Surya Paloh," tutur Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali di Jakarta Convention Center (JCC), senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Menurut Ali, siapa pun nanti yang mendapat dukungan tidak mesti menjadi bagian dari Partai Nasdem. Sama halnya saat Ridwan Kamil mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat, yang tetap mendapatkan dukungan meski tidak menjadi kader.
"Kita nggak pernah mempersoalkan itu. Kita kan mempersoalkan anak negeri Indonesia. Tapi kalau kemudian yang kita dorong dan yang kita dukung mau bergabung dengan Nasdem karena dia percaya dengan Nasdem, kenapa enggak, ya kan. Tapi kita tidak pernah mempermasalahan itu," jelas dia.
Lebih lanjut, Ali menyatakan adanya rencana Partai Nasdem mencalonkan kader internal partai pada Pilpres 2029 mendatang.
"Insya Allah kalau nanti ada kader internal Nasdem yang dinilai objektif menuju kualifikasi itu, tentu kita dorong. Sampai hari ini Ketum sudah beri penegasan kita tidak calonkan. Nasdem beda dengan partai lain. Kalau parpol lain selalu kedepankan ke timnya capres, Surya Paloh mengedepankan anak negeri jadi capres," Ali menandaskan.