Liputan6.com, Solo - Bank Indonesia Provinsi Bali berkolaborasi dengan banjar-banjar atau desa di Pulau Dewata untuk meresmikan program 'Banjar Digital'. Program itu menjadi salah satu upaya dalam mendorong berjalannya ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang mudah dan menjadi langkah mempercepat pemulihan ekonomi.
Program tersebut dimulai di Banjar Kelod Kauh, Desa Panji, Kabupaten Buleleng, dan diinisiasi oleh Bank Indonesia sebagai upaya digitalisasi ekosistem di lingkungan banjar/desa.
Program tersebut dimulai dari pembekalan UMKM digital, packaging product, digital marketing, dan penggunaan transaksi digital seperti QRIS.
Baca Juga
Advertisement
Banjar Digital juga menjadi ajang pengembangan penyediaan pembayaran digital kepada pelaku UMKM ataupun pedagang-pedagang di pasar, tempat ibadah, bank sampah, lembaga keuangan mikro dan optimalisasi peran Bumdes sebagai agen pemerintah dalam menerima pembayaran pajak dan retribusi secara digital.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Dampak Peningkatan Ekonomoi Desa
"Banjar (desa) dipilih untuk program kita, karena Bali memiliki keunikan berbeda dari wilayah lain. Banjar juga menjadi ranah terdekat paling dekat dengan masyarakat di Bali yang sangat dekat dengan banyak kegiatan dimulai dari Banjar," kata Kepala Perwakailan Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho di Bali, Sabtu (25/6/2022).
Trisno menyebut, Banjar adalah motor penggerak warga desa, dan memudahkan program Banjar Digital diterima oleh masyarakat mulai dari tingkat paling bawah, yakni desa.
"Banjar adalah motor penggerakdigitalisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali," ujar dia.
Sementara itu, program banjar digital pertama itu akan diterapkan di seluruh banjar di Bali, di mana banjar di Bali tercatat lebih dari 5.000 banjar dan memudahkan masyarakat bertransaksi secara digital.
"Melalui program ini transfirmasi digital berbasis banjar akan mampu meningkatkan transaksi ekonomi yang akan berdampak juga kepada peningkatan ekonomi masyarakat atau warga di banjar itu, dan menjadi pemulihan dan ketahanan ekonomi," tutur dia.
Advertisement