Update COVID-19 Hari Ini 25 Juni 2022: Kasus Positif Bertambah 1.831, Sembuh 1.074, Meninggal 3

Data harian sebaran COVID-19 per 25 Juni 2022 memperlihatkan penambahan kasus positif tercatat sebanyak 1.831 hingga pukul 12.00 WIB.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2022, 17:55 WIB
Pekerja memproduksi vaksin COVID-19 di perusahaan Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, 12 Agustus 2020. Pemerintah melalui Bio Farma berupaya untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan mempersiapkan sebanyak 15 juta bulk vaksin COVID-19 untuk tahap pertama. (BAY ISMOYO/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia bertambah di angka seribuan. Hal ini terlihat dari data harian sebaran COVID-19 per 25 Juni 2022. Penambahan kasus positif tercatat sebanyak 1.831 hingga pukul 12.00 WIB.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.078.725 terhitung sejak Maret 2020.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.074 sehingga akumulasinya menjadi 5.908.043.

Sayangnya, kasus meninggal tetap mengalami penambahan. Hari ini penambahannya sebanyak 3 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.714.

Sedangkan, kasus aktif terus mengalami peningkatan hingga 754. Dengan demikian, totalnya menjadi 13.968.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 64.500 dan suspek sebanyak 4.417.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.045 kasus baru dan 710 orang sembuh.

-Jawa Barat 325 kasus positif baru dan 116 orang sembuh dari COVID-19.

-Banten di peringkat ketiga dengan 233 kasus baru dan 44 orang telah sembuh.

-Jawa Timur 95 kasus positif baru dan 87 sembuh.

-Bali 47 kasus konfirmasi baru dan 44 orang sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Masih ada pula provinsi yang tidak menunjukkan penambahan kasus sama sekali alias nol kasus.

Provinsi-provinsi itu adalah Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Laporan Sebelumnya

Petugas medis melakukan tes usap antigen di pusat perbelanjaan kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/05/2021). Pasca libur lebaran, Forkopimda Kabupaten Bekasi melakukan swab tes antigen kepada sekitar 202 pedagang guna mencegah penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di hari sebelumnya, yakni pada Jumat, 24 Juni 2022 kasus harian COVID-19 mencapai angka 2.000-an, tepatnya 2.069.

DKI Jakarta menyumbangkan kasus lebih dari separuh angka nasional, yakni 1.266 terpapar virus SARS-CoV-2.

Lalu, disusul Jawa Barat menyumbangkan kasus positif sebanyak 331. Disusul, Banten menambahkan 242 kasus positif COVID-19.

Tambahan pada Jumat membuat akumulasi kasus terkonfirmasi COVID-19 nasional di angka 6.076.894.

Penambahan kasus harian yang naik terus sepekan terakhir juga menambah jumlah kasus aktif. Sebanyak 13.214 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi di rumah maupun terpusat karena sakit COVID-19 seperti mengutip data Satgas COVID-19 hingga pukul 12.00 WIB.

Kasus sembuh juga mengalami penambahan meski tidak sampai seribu, tepatnya 998. Akumulasi kasus sembuh di Indonesia selama 2 tahun lebih pandemi adalah 5.906.969.

Kasus meninggal tetap ada yakni bertambah lima kasus. Akumulasi orang yang meninggal akibat COVID-19 adalah 156.711.

Kasus yang terus meningkat membuat vaksinasi COVID-19 terus digencarkan. Data Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah vaksinasi COVID-19 terbanyak di dunia.


Vaksinasi di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19 kepada lebih dari 500 pengunjung dalam gelar acara Jakarta Fair 2022 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat. (Dok Departemen Komunikasi Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI)

Indonesia menempati urutan keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat dengan sasaran target vaksinasi nasional sebesar 208.265.720 juta penduduk.

Namun, sekitar 76 persen masyarakat Indonesia belum melakukan vaksinasi booster. Padahal, diketahui bahwa seiring berjalannya waktu efektivitas vaksin primer bisa terus menurun.

Data surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 viral vektor aman sebagai vaksin primer maupun booster yang memberikan perlindungan tinggi dan konsisten setara dengan vaksin 'mRNA', bahkan pada kelompok yang lebih rentan.

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed,  mengatakan bahwa lebih dari 65 juta dosis vaksin COVID-19 viral vektor telah berikan di Indonesia.

“Hingga saat ini, data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 viral vektor aman sebagai primer maupun booster. Manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi,” kata Hinky dalam seminar daring bertajuk “Perjalanan Vaksinasi COVID-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi” Sabtu (25/6/2022).


Tak Usah Ragu

Peserta menerima vaksin AstraZeneca di Sentra Vaksinasi Covid-19, GOR Kemayoran, Kamis (3/6/2021). Pemkot Jakpus menggelar Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk PKL, karyawan ritel, dan pelaku UMKM di GOR Kemayoran guna memberikan kekebalan kelompok di sektor perekonomian. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Hinky mengimbau agar masyarakat tak ragu untuk vaksinasi karena vaksin terbukti aman, Surveilans KIPI meninjau keamanan vaksin yang dilakukan berkesinambungan untuk memastikan keamanan vaksin dalam upaya peningkatan keselamatan pasien serta menentramkan masyarakat.

Di Indonesia, pemberian dosis booster bagi lanjut usia (lansia) usia lebih dari 60 dapat diberikan dengan interval minimal 3 bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap.

Vaksinasi booster dapat dilakukan secara homolog atau heterolog menggunakan regimen vaksin yang tersedia di lapangan. Vaksin yang dapat digunakan adalah yang sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta sesuai dengan rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Vaksin booster homolog merupakan vaksin COVID-19 yang diberikan sama dengan jenis platform vaksinasi primer. Sementara vaksinasi heterolog merupakan pemberian vaksin booster yang berbeda platform atau vaksin dengan platform sama, tetapi berbeda merek.

Vaksin heterolog dapat diberikan untuk vaksinasi primer atau booster, disebut mix and match schedule.

Rekomendasi WHO menyatakan vaksin booster heterolog merupakan vaksin yang mendapat EUL (Emergency Use Listing) WHO, yakni mRNA, viral vektor, dan protein subunit.

Infografis Vaksinasi dan Protokol Kesehatan Kunci Kendalikan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya