Daftar Produk Skincare Lokal Andalan Para Beauty Influencer

Dari pelembap sampai solusi kulit berjerawat, para beauty influencer ungkap rekomendasi produk skincare dari ElsheSkin.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jun 2022, 11:01 WIB
Tasya Farasya jadi salah satu beauty influencer yang mengandalkan produk skincare lokal dari ElsheSkin. (Instagram/tasyafarasya).

Liputan6.com, Jakarta - Produk skincare lokal sudah begitu menjamur sekarang. Anda bisa dengan leluasa memilih beauty item sesuai kebutuhan, tapi tentu tidak bisa sembarangan. Sebelum mencoba sebuah produk, ulasan tentangnya bisa jadi salah satu pertimbangan.

Penilaian ini bisa datang tidak hanya dari awam, namun juga para beauty influencer. Salah satu jenama kecantikan lokal yang direkomendasikan sederet mereka adalah ElsheSkin.

Jadi, produk apa saja yang direkomendasikan para beauty influencer dari merek satu ini? Berikut daftarnya menurut keterangan yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Pelembap

Tasya Farasya mengungkap kecintaannya pada produk Deep Hydrating Calming Moisturizer. Menurutnya, pelembap ini jadi salah satu skincare yang wajib dimiliki karena teksturnya yang "ringan dan memberi hasil kulit bercahaya, sekaligus terhidrasi."

Selain itu, Henny Harun dan Sara Robert juga menceritakan produk yang sama di akun media sosial mereka. Keduanya mengatakan, tekstur pelembap tersebut sangat ringan dan membuat kulit terasa lembap.

Ceramide yang dapat diklaim memberi kelembapan hingga 72 jam memang jadi salah satu kandungan dalam produk tersebut. Ingredient ini juga dipercaya dapat memperkuat skin barrier melalui empat calming agents.

Beberapa kandungan lainnya seperti schizophyllan, calendula flower, portulaca oleracea extract, dan aloe vera. Formulasi salah satu produk ElsheSkin ini bertujuan membuat kulit tetap kenyal, bercahaya, sehat, dan bebas kemerahan akibat kering.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Serum Mata

Eye Serum Eyessential Night (instagram/elsheskin)

ElsheSkin Eye Serum Eyessential Night jadi rekomendasi produk berikutnya. Serum mata ini sempat masuk ke dalam rutinitas skincare influencer Rachel Vennya. Ia berkata, "Eye serum ini ringan, tidak lengket, dan bisa membantu puffy eyes jadi lebih cepat kempes."

Tidak hanya Rachel, beauty influencer lain seperti Paola Serena juga merasa bahwa kantong mata dan garis-garis halus di bawah matanya berkurang setelah menggunakan produk tersebut secara rutin. Serum mata itu memang diperkaya satu persen encapsulated retinol sebagai bahan untuk meremajakan kulit.

Dengan teknologi botox-like effect, serum mata ini diklaim dapat bantu mengatasi lima masalah kulit mata sekaligus. Ini termasuk mata panda, dehidrasi, kerutan halus, kendur, dan sembab.

 

ElsheSkin menghadirkan deretan serum yang tepat untuk setiap masalah kulit (ElsheSkin)

Solusi Kulit Berjerawat

Sebagai orang yang memiliki jenis kulit acne prone, Alodita sempat mengalami masalah kulit berjerawat. Ia pun mengaku kesulitan menemukan produk yang dapat memperbaiki kondisi kulitnya sampai pada November 2021, ia mencoba memakai Acne Care Serum.

"Saat masa-masa jerawatan yang parah banget aku bisa sampai insecure, panik banget, dan sedih engga tahu cara ngilanginnya bagaimana. Tapi, berkat Acne Care Serum ini, sangat membantu masalah kulitku. Sampai sekarang aku suka merekomendasikan serum ini ke teman-temanku yang lagi jerawatan," ujarnya.

Serum ini diklaim dapat mengangkat sel kulit mati sekaligus menenangkan peradangan pada kulit berjerawat. Selain itu, serum tersebut bisa mengurangi bakteri penyebab jerawat hingga 94 persen, sehingga mencegah jerawat muncul lagi tanpa adanya iritasi. (Natalia Adinda)

 


Edukasi Pengelolaan Sampah Kemasan

Ilustrasi kemasan skincare. (dok. pexels/cottonbro)

Kendati perkembangan skincare lokal adalah fenomena yang baik, bersama itu harus ada edukasi tentang pengelolaan sampah kemasannya. Dalam keterangan terpisah, Hana Nur Auliana, Head of Communication & Engagement Waste4Change, mengatakan pada Liputan6.com, saat ini sudah semakin banyak merek kecantikan yang menginisiasi program pengumpulan kemasan produk mereka.

Beberapa di antaranya bahkan memperbolehkan kemasan brand lain untuk ikut dikumpulkan dalam programnya. "Tren ini kian dilirik oleh brand karena mereka melihat semakin eco-conscious-nya para konsumen. Jadi, semakin brand dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan sampah kemasan, semakin loyal pula mereka (konsumen)," tuturnya melalui pesan, 23 Juli 2021.

Dengan menumpuknya sampah kemasan produk kecantikan, pihaknya menilai, ada risiko pemalsuan produk. "Menggunakan kemasan bekas dan ramuan produk palsu, itu bisa dengan mudah dipasarkan ke masyarakat. Terlebih jika bentuk kemasan, logo unik, dan mudah dibuka untuk diisi ulang," Hana menjelaskan.

Di sisi lain, membuang sampah kemasan skincare sembarangan dapat menimbulkan penumpukan jenis sampah sulit terurai di alam. Penumpukan ini, apalagi jika bercampur dengan material lain, akan menimbulkan gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi lingkungan.

"Gas rumah kaca, seperti yang sudah kita ketahui, memengaruhi perubahan iklim. Salah satu tanda perubahan iklim yang bisa kita lihat adalah curah hujan tinggi dan tidak kenal musim lagi," katanya.

 


3 Metode Pengelolaan Sampah Kemasan

ilustrasi jenis produk kecantikan yang tidak boleh digunakan terlalu sering/pixabay

Sementara itu, Novrizal mengatakan, pengelolaan sampah kemasan bertitik berat pada tiga metode. Pertama, pembatasan. "Misal, tadinya menggunakan banyak kemasan, itu harus dikurangi," katanya.

Juga, bisa dilakukan dengan mendesain ulang kemasan yang akhirnya hanya memakai satu bahan saja. Kemudian, daur ulang. Selain memastikan bahan baku kemasan bisa didaur ulang, produsen juga melakukan pengumpulan kembali sampah kemasan produk mereka.

"Terakhir, penggunaan ulang," ucapnya.

Hana menuturkan narasi serupa. Ia mengatakan, beberapa merek kecantikan sudah menjalankan pilot project untuk mulai mengurangi limbah kemasan mereka dengan sistem isi ulang. "Konsumen cukup membawa wadah kosong untuk diisikan dengan produk. Untuk hal ini, di Indonesia, baru berupa produk sabun dan sampo," ujarnya.

"Semoga ke depannya semakin banyak inisiatif yang berkembang untuk menciptakan produk ramah lingkungan, dari hulu ke hilir," imbuh Hana.

Peran dan tanggung jawab produsen dalam pengurangan sampah kemasan sudah tertera dalam Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Juga, Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Sementara, pedoman pelaksanaan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

"Regulasi teknisnya (Permen LKH No. P.75 Tahun 2019) meminta pengurangan sampah minimal 30 persen pada 2030," ucap Novrizal. Produsen tengah memasuki tahap membuat dokumen jalan pengurangan sampah yang akan terimplementasi penuh mulai 2023.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya