Kabupaten Tangerang Targetkan Tekan Angka Kemiskinan ke 5,32 Persen pada 2022

Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, menargetkan penurunan angka kemiskinan pada 2022. Target ini dipatok setelah angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang tak beranjak dari angka 6 persen pada 2021 dan 2020.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 27 Jun 2022, 04:02 WIB
Warga beraktivitas di permukiman kumuh Muara Baru, Jakarta, Rabu (19/1/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Indonesia turun menjadi 26,5 juta orang per September 2021 dari sebelumnya mencapai 27,54 juta orang pada Maret 2021. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, menargetkan penurunan angka kemiskinan pada 2022. Target ini dipatok setelah angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang tak beranjak dari angka 6 persen pada 2021 dan 2020.

"Sementara di tahun 2022 ini kita menargetkan penurunan angka kemiskinan mencapai 5,32 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 3,245 juta jiwa. Dan mudah-mudahan itu bisa terealisasi," kata Kepala Bappeda Kabupaten Tangerang Taufik Emil di Tangerang, seperti dilansir Antara, Minggu 26 Juni 2022.

Dia menuturkan, pada 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang turun 0,21 persen dari tahun sebelumnya. Namun, angka kemiskinan itu masih berada di kisaran 6 persen, yakni 6,2 persen.

Sementara, pada 2020, Kabupaten Tangerang mencatatkan angka kemiskinan di 6,23 persen.

"Pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19 tercatat ada 6,23 persen atau total sebanyak 234 ribu jiwa penduduk miskin. Tetapi di tahun 2021 terjadi penurunan jadi 6,2 persen," ucap Taufik.

Menurut dia, pemkab telah memetakan beberapa masalah dan tantangan untuk menekan angka kemiskinan ini.

Masalah itu dapat dilihat dari beberapa komponen bidang, yakni ekonomi, kesehatan, pendidikan serta infrastruktur dasar di daerah tersebut.

 


Penjelasan

Taufik menuturkan, pada bidang ekonomi misalnya, banyak penduduk usia produktif yang memiliki pendapatan di bawah Rp 1,2 juta per bulan. Artinya, lanjut dia, itu menambah angka garis kemiskinan.

"Dan itu dampak dari banyaknya penutupan usaha/ekonomi yang tutup," ucap Taufik.

Dari bidang pendidikan pun masih terdapat angka putus sekolah pada tingkat pendidikan SD dan SMP yang akan mempengaruhi meningkatnya angka pengangguran. Ini bakal kembali berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat.

"Selanjutnya di bidang kesehatan, Kabupaten Tangerang saat ini masih banyak angka stunting ditemukan. Meski saat ini kita sudah melakukan upaya penekanan angka tersebut," ungkap Taufik.

Kendati demikian, kata dia, pemerintah daerah telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya. Antara lain dengan mengeluarkan program-program bantuan kesehatan dan modal usaha pada pemulihan ekonomi masyarakat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya