Kala Srikandi Masjidil Haram Hadapi Jemaah Calon Haji RI Tak Bisa Bahasa Indonesia

Jemaah calon haji yang tidak mampu berbahasa Indonesia menjadi salah satu tantangan yang dihadapi petugas dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

oleh Mevi Linawati diperbarui 27 Jun 2022, 05:08 WIB
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji sektor khusus Masjidil Haram, Uning Haryani. (dok MCH)

Liputan6.com, Jakarta Jemaah calon haji yang tidak mampu berbahasa Indonesia menjadi salah satu tantangan yang dihadapi petugas dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Demikian yang dirasakan anggota sektor khusus Masjidil Haram Uning Haryani.

Petugas perempuan di sektor khusus Masjidil Haram yang dijuluki Srikandi ini mengatakan, banyak jemaah calon haji Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

"Yang pertama itu kesulitan sebetulnya yang untuk jemaah Indonesia kebanyakan ada yang bisa berbahasa Indonesia dan ada yang tidak berbahasa Indonesia sama sekali," kata Uning saat ditemui di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (25/6/2022).

"Namun tantangan selama ini bisa kita atasi karena Srikandi bergabung dengan temus atau mahasiswa S2 selama ini mendampingi kita dalam bahasa Arab maupun kita dari Linjam dan juga didampingi oleh dokter," imbuh Uning.

Dia dan srikandi lainnya juga melaksanakan tugas apa yang ada di depannya. Misalnya mengarahkan jemaah yang kesulitan untuk mencari pintu keluar. Dia juga mengarahkan jemaah yang tersasar atau tidak tahu mencari bus shalawat untuk kembali ke hotel masing-masing.

"Karena di dalam Masjidil Haram ini sudah tembus dengan masjid baru yang bernama King Abdullah. Jadi jumlah pintu yang ada di Masjidil Haram 99 digabung dengan King Abdullah berjumlah 144 pintu," cerita dia.

Lalu masalah apa yang sering ditemui di area mataf atau pelataran kabah? Uning mengatakan, ada jemaah pingsan, hilang akal, hingga tidak tahu harus ke mana karena terpisah dari rombongan.

"Itu yang sering kita temui di lapangan," kata Uning. Dia mengatakan, ada hal yang berbeda dalam bertugas menjaga di Masjidil Haram ini pada tahun ini dengan sebelumnya. Lantaran tahun ini termasuk uji coba awal dari berakhirnya pandemi.

"Jadi untuk sementara di area tawaf di lantai dasar untuk laki-laki itu tidak boleh untuk tawaf atau masuk ke masjid lantai dasar kecuali menggunakan ihram. Namun untuk perempuan itu bebas," kata Uning.

 


Makin Malam Makin Ramai

Uning mengatakan, Masjidil Haram ramai dipenuhi jemaah pada malam hari. Bahkan tambah malam semakin ramai karena jamaah Indonesia memilih beribadah pada malam hari.

"Di samping mereka tawaf dilanjutkan itikaf sekalian menunggu shalat Subuh. Setiap hari, kalau pagi gini habis subuh agak longgar karena abis subuh solat Dhuha sebentar langsung kembali ke hotel istirahat dan nanti zuhur sampai ashar kembali lagi ke masjid untuk ibadah," kata dia

Uning pun bersyukur bisa melayani, membimbing, dan melindungi jemaah calon haji. Dia pun mengaku tidak ada duka selama menjadi petugas haji sektor khusus ini.

"Menurut saya karena segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas penuh rasa tanggung jawab akan nyaman dengan diri kita sendiri. Jadi kita laksanakan hati ikhlas agar kita nyaman sehat dan bahagia," Uning menandaskan.

Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya