Lulusan D3 Farmasi NTB Membludak, PAFI Diminta Kembangkan Farmasi Herbal

Pemprov NTB meminta kepada seluruh anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), untuk mengembangkan keahlian farmasinya di sektor obat herbal.

oleh Hans Bahanan diperbarui 27 Jun 2022, 00:14 WIB
Seminar PAFI di Mataram Nusa Tenggara Barat (Liputan6.com / Hans Bahanan)

Liputan6.com, Mataram - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta kepada seluruh anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) yang belum bekerja, untuk mengembangkan keahlian farmasinya di sektor obat herbal.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Sitti Rohmi Djalilah, saat membuka seminar PAFI di Mataram NTB beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, NTB kaya akan tumbuh tumbuhan yang bisa dijadikan obat obatan herbal, antara lain daun kelor dan tumbuhan lainnya.

"NTB saat ini tengah gencar industrialiasi serta mengekspor daun kelor ke negara luar. Ke depannya diharapkan kepada seluruh tenaga ahli farmasi, agar bisa mengembangkan obat obatan herbal tersebut," kata Rohmi, Sabtu (25/6/2022).

Terpisah, Ketua PAFI NTB Mujiasih mengungkapkan, arahan untuk mengembangkan obat trandisional khusunya yang ada di NTB tersebut, dinilai merupakan angin segar terutama bagi para anggota PAF di NTB.

Tak hanya menghasilkan finansial dari penjualan obat obatan, namun kompetensi para Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) juga bisa tetap dipraktikkan, meskipun tidak bekerja di sarana kefarmasian.

"Pengembangan obat obatan herbal ini sangat bagus bagi Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Jadi, mereka tidak perlu menunggu lowongan kerja di sarana kefarmasian lainnya," katanya.

Ia memaparkan, di Provinsi NTB, ada delapan Institusi Pendidikan baik D3 Farmasi maupun S1 Farmasi. Yang mana, yang setiap tahunnya meluluskan sekitar 100 orang lulusan TTK.

Saat ini, lanjut Mujiasih, banyak lulusan TTK yang belum mengetahui di mana mereka akan praktik. Hal tersebut terjadi karena penambahan jumlah lulusan tidak berbanding lurus dengan penambahan jumlah sarana kefarmasian, seperti apotek, rumah sakit, toko obat dan puskesmas di NTB.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Obat Tradisional

Para peserta Seminar PAFI di Mataram Nusa Tenggara Barat (Liputan6.com / Hans Bahanan)

"Banyaknya lulusan tersebut menjadi PR buat kami. Ke depannya akan kami kemanakan lulusan-lulusan TTK, yang setiap tahun selalu bertambah. Namun tanpa diimbangi dengan penambahan jumlah sarana kefarmasian untuk tempat mereka bekerja," ujarnya.

Dia berharap melalui seminar tersebut, bisa memberi pemahaman dan pengetahuan lebih terkait obat tradisional. Yang membuat para sejawat- sejawat TTK, bisa mengubah mindset-nya. Karena, TTK tidak hanya bekerja pada rumah sakit, puskesmas, apotek dan TO saja.

“Tetapi mereka juga memiliki kompetensi dalam penyediaan sediaan farmasi (salah satunya adalah obat tradisional), yang aman dan bermutu bagi masyarakat," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya