Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Berikan Solusi Penanganan Sampah di Sungai Deli

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kembali melakukan ekspedisi di Sungai Deli, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kali ini ekpedisi dilakukan di sepanjang aliran Sungai Deli mulai dari jembatan Jalan AH Nasution hingga Kelurahan Titi Papan, Medan Deli.

oleh Reza Efendi diperbarui 27 Jun 2022, 01:08 WIB
Ekspedisi kali ini kolaborasi Tim Ekpedisi Sungai Nusantara bersama Telapak Badan Teritori Sumut, Sangkala, dan Ecoton (Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Liputan6.com, Medan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kembali melakukan ekspedisi di Sungai Deli, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kali ini ekpedisi dilakukan di sepanjang aliran Sungai Deli mulai dari jembatan Jalan AH Nasution hingga Kelurahan Titi Papan, Medan Deli.

Ekspedisi kali ini kolaborasi Tim Ekspedisi Sungai Nusantara bersama Telapak Badan Teritori Sumut, Sangkala, dan Ecoton. Hasilnya, ditemukan sebanyak 1.344 pohon terlilit sampah plastik dan 874 timbunan sampah liar di sepanjang aliran Sungai Deli yang dialiri saat ekspedisi.

"Temuan ini harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, Pemerintah Kota (Pemko) Medan, dan produsen consumer good seperti Unilever, Indofood, dan wings untuk mengentaskan Sungai Deli dari sampah plastik," kata Tim Ekpedisi Sungai Nusantara, Prigi Arisandi, kepada Liputan6.com, Minggu (26/6/2022).

Disebutkan Prigi, dari hasil temuan-temuan mereka terkait ekpedisi di Sungai Deli, solusi jangka pendek yang bisa dilakukan adalah pengerukan dasar sungai yang dipenuhi oleh sampah plastik. Dibutuhkan alat berat untuk mengeruk dan memindahkan sampah plastik dari Sungai Deli ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Kemudian, penyediaan kontainer sampah pada lokasi prioritas yang menjadi titik pembuangan sampah. "Lalu, pembersihan 874 lokasi pembuangan liar dan menutup atau memasang papan larangan membuang sampah ke Sungai Deli," sebutnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Patroli Pengawasan

Hasil ekspedisi ditemukan sebanyak 1.344 pohon terlilit plastik dan 874 timbunan sampah liar di sepanjang aliran Sungai Deli yang dialiri (Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Solusi selanjutnya, terang Prigi, melakukan patroli pengawasan. Hal ini juga harus dilakukan oleh pihak terkait untuk memberikan sanksi bagi pelaku yang buang sampah ke Sungai Deli.

Membentuk Satuan Tugas (Satgas) pengawas ketertiban pembuangan sampah pada tiap kelurahan yang dilalui Sungai Deli juga perlu dilakukan.

"Pemprov dan Pemko mendorong produsen penimbul sampah untuk ikut menyediakan tempat sampah, pengolahan sampah, dan mengambil sampah-sampah sachet yang mengotori Sungai Deli," ucapnya.

Ekspedisi Sungai Nusantara merupakan perjalanan mengunjungi sungai-sungai di Indonesia yang melibatkan peneliti, jurnalis, dan komunitas untuk memeriksa kesehatan sungai nusantara.

Ekspedisi ini mendokumentasikan nasib 68 sungai yang tercemar oleh limbah dan mikroplastik yang dimulai dari Sumatera hingga Papua, dan mengajak masyarakat untuk menjaga sungai, menegaskan peran negara untuk memelihara dan memulihkan sungai-sungai di Indonesia.


Tercemar Mikroplastik

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mengambil sampel air Sungai Deli di kawasan Jembatan Paniter Tanjung Mulia (Sumber Foto: Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Sebelumnya pada Kamis, 23 Juni 2022, berdasarkan penelitian yang dilakukan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kolaborasi dengan Sangkala, Yayasan Leuser Lestari (YLL) dan Telapak Badan Teritori Sumut, ditemukan kontaminasi mikroplastik di Sungai Deli dengan rata-rata 233 partikel per 100 Liter.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Prigi Arisandi mengatakan, hasil penelitian itu mereka temukan saat melakukan ekspedisi Sungai Deli dimulai dari Taman Mercy di Deli Tua hingga Jembatan Belawan. Salah satu sumber mikroplastik adalah 388 pohon terlilit sampah plastik dan 232 timbulan sampah ilegal di tepi Sungai Deli.

"Minimnya sarana tempat sampah dan pelayanan sampah oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan mendorong masyarakat membuang sampahnya ke Sungai Deli," kata Prigi kepada Liputan6.com.


Mikroplastik Sangat Berbahaya

Sampah mencemari Sungai Deli (Sumber Foto: Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Disebutkan Prigi, ancaman mikroplastik di Sungai Deli sangat berpengaruh pada kesehatan peduduk di Kota Medan, karena air Sungai Deli dimanfaatkan sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi (PDAM).

"Mikroplastik merupakan senyawa penganggu hormon yang telah ditemukan dalam darah dan lambung manusia," sebutnya.

Terkait temuan ini, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara mendorong agar Pemko Medan meningkatkan layanan pengelolaan sampah dengan membangun sarana tempat pengolahan sampah di setiap kelurahan di tepi Sungai Deli.

"Sampah plastik yang terpendam di dasar sungai dan tersangkut di pohon menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi membersihkan dan membebaskan Sungai Deli dari sampah plastik. Karena Sungai Deli merupakan sungai lintas kabupaten dan kota, sehingga kewenangan pengendalian pencemaran dan pengelolaannya ada pada Pemprov Sumut," ucap Prigi.


Sampah Plastik Didominasi 3 Brand Besar

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara bentangkan 3 poster bertuliskan “Sei Deli Bukan Tempat Sampah,”. Lalu “Sei Deli Tercemar Mikroplastik” dan “Sampah Sachet Cemari Sungai Deli”. (Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Pada Jumat, 24 Juni 2022, hasil brand audit yang dilakukan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara di Sungai Deli ditemukan sebanyak 388 pohon dan terlilit sampah plastik, dan lebih dari 280 timbulan sampah.

Relawan Ekspedisi Sungai Nusantara chapter Medan, Rizki Ramadhanu menjelaskan, dari hasil bran audit tersebut, sampah plastik di Sungai Deli didominasi 3 brand besar, yaitu Unilever, Wings, dan Indofood.

"Selain melakukan audit, kita juga melakukan pembersihan beberapa pohon dari lilitan sampah plastik," kata Rizki di Jalan Karya, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, usai melakukan brand audit di Sungai Deli.


Terlilit di Dahan Pohon

Dari hasil bran audit tersebut, sampah plastik di Sungai Deli didominasi 3 brand besar, yaitu Unilever, Wings, dan Indofood (Tim Ekspedisi Sungai Nusantara)

Diterangkan Rizki, sampah-sampah sachet dari Unilever, Wings, dan Indofood banyak ditemukan terlilit di dahan pohon dan pada timbulan-timbulan sampahliar di tepi Sungai Deli.

Tim Ekspedisi Sungai Nusantara meminta produsen brand-brand tersebut untuk menghentikan produksi sachet, dan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Medan agar menyediakan tempat sampah di tepi sungai.

"Selain menimbulkan bau busuk, sampah liar juga sebagian sampah plastiknya tergelontor arus masuk ke badan air Sungai Deli," ungkap Rizki.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya