Kansas City Jadi Kota Terbaik di Dunia buat Kerja Jarak Jauh

Kota Kansas City di AS dinobatkan sebagai kota terbaik di dunia untuk bekerja jarak jauh sambil berlibur.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Jun 2022, 18:11 WIB
Ilustrasi kerja jarak jauh. Kota Kansas City, di negara bagian Missouri, Amerika Serikat dinobatkan sebagai kota terbaik di dunia untuk bekerja jarak jauh.(Gambar oleh Firmbee dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Kansas City, di negara bagian Missouri, Amerika Serikat, dinobatkan sebagai kota terbaik di dunia untuk bekerja jarak jauh](4993409 "") sambil berlibur tanpa harus menggunakan terlalu banyak waktu.

Peringkatan Kansas City sebagai kota terbaik untuk bekerja jarak jauh sambil wisata ini dirilis oleh perusahaan maskapai asal Islandia, Icelandair.

Dilansir dari CNBC International, Senin (27/6/2022) Kansas City dikenal dengan tradisi barbekyu, panggung jazz, dan memiliki lebih banyak situs air mancur daripada Kota Roma di Italia.

Kansas City juga merupakan rumah bagi atraksi termasuk Museum Seni Nelson-Atkins, Stadion Kauffman, Worlds of Fun, dan pusat kota yang ramai.

Selain atraksi turis, peringkat Icelandair mempertimbangkan metrik yang menggambarkan kualitas hidup setiap kota, seperti biaya hidup, keselamatan, akses perawatan kesehatan, serta kemudahan akses untuk bekerja di sana (kecepatan internet, jam kerja rata-rata, waktu perjalanan). 

Tak hanya itu, peringkat Icelandair juga mempertimbangkan faktor lingkungan, seperti indeks iklim, polusi suara dan cahaya, kualitas udara serta data dari laporan PBB yakni World Happiness Report.

Berikut adalah 10 kota terbaik di dunia untuk bekerja sambil berlibur, menurut Icelandair :

1. Kansas City, Amerika Serikat

2. Wina, Austria

3. Wellington, Selandia Baru

4. Kopenhagen, Denmark

5. Edinburgh, Inggris

6. Victoria, Kanada

7. Perth, Australia

8. Frankfurt, Jerman

9. Brisbane, Australia

10. Helsinki, Finlandia


New York dan Los Angeles Tak Masuk Daftar, Ini Alasannya

Ilustrasi bekerja (pixabay.com)

Drektur atau pemasaran global di Icelandair, yakni Gisli S. Brynjolfsson, mengatakan bahwa wisatawan mungkin terkejut menemukan kota-kota besar yang khas seperti New York atau Los Angeles tidak termasuk dalam daftar kota terbaik untuk bekerja sambil berlibur. 

Menurutnya, hal itu dikarenakan kedua kota ini "tidak selalu yang terbaik ketika Anda ingin mengambil langkah menjauh dari hiruk pikuk hari kerja yang biasa"

Kepada CNBC Make It, Brynjolfsson mengatakan bahwa slow travel menjadi tren yang berkembang yang menekankan koneksi, baik itu dengan orang-orang lokal, bisnis, budaya, makanan, dan meninggalkan tempat dalam kondisi yang dapat dijelajahi oleh pelancong di masa depan juga. 

Slow travel sangat menarik bagi pelancong yang merencanakan liburan sambil bekerja, yang lebih cenderung bepergian sendiri dan menghabiskan waktu lebih lama di tempat tujuan.

"Ini tentang menjadi sadar, tidak membakar diri sendiri dan meluangkan waktu untuk mengenal tempat-tempat di sekitar Anda," ujar Brynjolfsson.


Mencari Keseimbangan

Ilustrasi Orang Produktif Credit: pexels.com/pixabay

Sementara pekerjaan jarak jauh mempermudah aktivitas liburan sambil bekerja, banyak pelancong yang kembali dari "istirahat" ini lebih lelah daripada ketika mereka pergi.

Sekitar 61 persen masyarakat Amerika yang mengambil liburan sambil kerja tahun lalu tidak menganggap aktivitas ini sebagai sebagai liburan "sejati", menurut studi Deprivasi Liburan terbaru Expedia terhadap 14.500 orang dewasa yang bekerja di 16 negara.

Terlebih lagi, 72 persen orang yang bekerja selama liburan melaporkan mereka merasa lebih lelah dari sebelumnya.

Karena itu, laporan Icelandair merekomendasikan para pelancong menemukan keseimbangan dengan terhubung dengan alam, tetap aktif, dan lebih perhatian pada diri sendiri saat berlibur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya