Liputan6.com, Baghdad - Tepat hari ini di tahun 2004, Amerika Serikat telah menyerahkan kembali kekuasaan kepada rakyat Irak dalam sebuah upacara sederhana di Baghdad.
Administrator AS Paul Bremer menyerahkan kedaulatan kepada seorang hakim Irak dengan penyerahan yang diajukan dua hari dalam upaya mencegah pertumpahan darah.
Bremer terbang ke luar negeri tak lama setelah itu. Kepergiannya mengakhiri 15 bulan kendali AS di Irak, demikian dikutip dari laman BBC, Selasa (28/6/2022).
Baca Juga
Advertisement
Perdana Menteri sementara Irak Iyad Allawi, yang menghadiri serah terima di "Zona Hijau" yang dijaga ketat di kota itu, mengatakan itu adalah "hari bersejarah" bagi Irak.
Kabinet Allawi dilantik pada upacara berikutnya, juga diadakan secara rahasia.
Perdana menteri baru membuat pidato di televisi setelah secara resmi menjabat.
Dia mengatakan kepada rakyat Irak: "Saya menyerukan kepada rakyat kita untuk bersatu untuk mengusir teroris asing yang membunuh anak-anak kita dan menghancurkan negara kita."
Meskipun kekuasaan kembali ke tangan Irak, Presiden AS George Bush mengatakan pasukan Amerika akan tetap berada di negara itu selama mereka dibutuhkan.
Presiden menambahkan bahwa kehadiran AS juga akan atas permintaan pemerintah sementara yang baru dibentuk.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kuburan Massal
Bremer membela alasan negaranya berada di Irak, mengacu pada kuburan yang baru ditemukan di mana ribuan korban rezim Saddam Hussein diyakini dimakamkan.
Mantan administrator Otoritas Sementara Koalisi mengatakan: "Siapa pun yang memiliki keraguan tentang apakah Irak adalah tempat yang lebih baik hari ini daripada 14 bulan yang lalu harus turun dan melihat kuburan massal di Hilla.
"Siapa pun yang telah melihat hal-hal yang saya miliki akan tahu bahwa Irak adalah tempat yang jauh lebih baik."
Penyerahan kekuasaan tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia. Uni Eropa dan aliansi NATO sama-sama menjanjikan dukungan mereka untuk pemerintahan Allawi.
Bush dan Blair tampaknya satu-satunya pemimpin di KTT NATO saat ini yang tahu transfer kedaulatan akan terjadi lebih awal.
Berita itu diungkapkan oleh menteri luar negeri Irak Hoshyar Zebari, berbicara setelah pembicaraan dengan perdana menteri Inggris.
Advertisement
Hakim Jatuhkan Vonis Lebih Berat Bagi Warga AS Pendukung ISIS
Seorang hakim federal pada Selasa (31/5) menambah hukuman bagi seorang laki-laki New York yang telah menyerang seorang agen Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) dan berencana bergabung dengan kelompok ISIS.
Hakim menambah hukuman bagi laki-laki tersebut menjadi 25 tahun.
Hukuman baru itu dijatuhkan setelah pengadilan banding federal menyebut vonis pertama 17 tahun penjara sebagai hukuman yang "sangat rendah," demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (2/6/2022).
Fareed Mumuni, 27, pada 2017 mengaku bersalah karena membahas rencana untuk bepergian ke luar negeri guna bergabung dengan kelompok militan yang dikenal sebagai ISIS, dan berupaya menikam seorang agen FBI setelah sejumlah personil aparat keamanan tiba di rumah Mumuni di Staten Island, New York, pada 2017 untuk menyampaikan surat perintah penggeledahan yang dikeluarkan pada 2015.
Amerika Serikat telah menetapkan ISIS sebagai organisasi teroris asing.
Jatuhi Hukuman
Jaksa federal di Brooklyn berhasil mengajukan banding atas hukuman tahun 2018 yang dijatuhkan terhadap Mumuni, di mana pengadilan banding – atau 2nd Circuit Court of Appeals – berargumen bahwa Hakim Distrik Margo Brodie telah menebak-nebak dengan tidak benar apakah Mumuni benar-benar berencana membunuh Agen Khusus FBI Kevin Coughlin, yang selamat dari serangan itu.
Pada Selasa (31/5), jaksa meminta Brodei untuk menghukum Mumuni selama 85 tahun, sebagaimana direkomendasikan dalam pedoman federal. Namun pengacara Mumuni, Anthony Ricco, mendesak Brodie mengurangi hukuman terhadap kliennya dengan alasan Mumuni telah merehabilitasi dirinya.
Advertisement