Liputan6.com, Bavaria - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengirimkan pesan kepada pimpinan G7 yang sedang berkumpul di Bavaria, Jerman. Presiden Ukraina meminta agar dikirim lebih banyak senjata, serta dibantu agar perang bisa selesai di 2022.
"Sebelum musim dingin dimulai," ujar beberapa sumber yang dikutip BBC, Senin (27/6/2022).
Baca Juga
Advertisement
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan bahwa "harga kebebasan pantas dibayar" ketika ditanya mengenai biaya mempertahanan Ukraina.
Sebelumnya, NATO berkata terus menambah pasukan respons dari 40 ribu hingga 400 ribu.
"Kita akan memperkuat pertahanan maju (forward defense) kita. Kita akan memperkuat grup tempur kita di bagian timur aliansi, hingga level brigade. Kita akan mentransformasi pasukan respons NATO dan menambah angka pasukan kesiapan kita hingga melebihi 300 ribu," ujar pemimpin NATO Jens Stoltenberg.
Rusia masih terus berusaha merebut kota-kota Ukraina. Setelah merebut Mariupol, kini Rusia telah menguasai Severodonetsk.
Peluang Presiden Jokowi Damaikan Ukraina
Rencana kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia disambut positif oleh pakar hubungan internasional Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia dinilai bisa mencari celah untuk
Pakar international political economy UGM Dr. Riza Noer Arfani mengakui bahwa peluang mendamaikan relatif kecil, namun ia menegaskan penting mencari celah untuk mendamaikan. Gaya komunikasi politik Presiden Jokowi lantas dinilai bisa menjadi jembatan antara kedua negara.
"Dengan Rusia jelas kita punya hubungan yang sangat baik. Dengan Ukraina pun kita punya hubungan yang sangat baik. Dan saya kira dengan dipadu dengan gaya diplomasi Indonesia yang selama ini dipertontonkan pemerintahan Pak Jokowi, itu akan harmonis. Sekarang tinggal memang nanti selepasnya apa. Selepas bertemu itu. Karena saya yakin pertemuannya akan produktif, akan menghasilkan goodwill," jelas Riza.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jokowi Dorong Perdamaian Ukraina Rusia, Masyarakat Diminta Tak Kaitkan dengan Pemilu 2024
Pada Minggu pagi (26/6) ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah bertolak melakukan kunjungan kerja ke empat negara yakni Jerman, Ukraina, Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam rangkaian kunjungan kerja ini Presiden Jokowi akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan tersebut akan dilakukan setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman.
Jokowi kemudian akan terbang lebih dulu ke Ukraina menemui Presiden Zelensky. Setelah bertemu dengan Zelensky, Jokowi akan terbang ke Rusia untuk menemui Presiden Vladimir Putin.
Pada dua pertemuan terpisah itu, Jokowi membawa satu misi yang sama. Meminta kedua negara untuk menghentikan perang yang dimulai pada akhir Februari 2022.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi pun berharap masyarakat Indonesia bisa bangga. Sebab, Jokowi berusaha agar perang Rusia dan Ukraina bisa dihentikan.
"Ketika Presiden Jokowi turun langsung terlibat dalam perdamaian Rusia dan Ukraina, seharusnya kita bangga karena membawa nama Indonesia. Sayangnya, ada beberapa pihak yang menanggapi secara negatif, seolah-olah yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah tindakan tercela," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Minggu (26/6/2022).
"Ini aneh, karena apa saja selalu dikaitkan dengan urusan politik internal. Ingat, Jokowi tidak lagi punya kepentingan untuk menjadi Presiden di 2024, sehingga tidak perlu takut bahwa elektabilitas Jokowi melambung tinggi, apalagi beliau mengatasnamakan Indonesia dalam kunjungannya," sambung dia.
Advertisement
Jangan Dikatikan dengan 2024
Teddy menegaskan, pemerintahan Jokowi tetaplah harus menjalankan semua programnya bersama Wapres Ma'ruf Amin, Sehingga, kata dia, tidak semua yang dilakukan pemerintah dikaitkan dengan urusan Pemilu 2024.
"Ini menunjukkan bagaimana kerdilnya cara berpikir dan bersikap para pihak yang menanggapi secara negatif apa yang dilakukan Jokowi," ucap dia.
"Jika kalian mampu untuk ada di 2024, silahkan saja bertarung, tampilkan apa kelebihan kalian, tidak perlu jadikan Jokowi sebagai pijakan untuk mendapatkan perhatian, karena beliau sedang menjalankan misi mulia," tutup Teddy.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke empat negara. Kunjungan Jokowi diawali dengan bertolak menuju Jerman untuk menghadiri acara KTT G7, hari ini, Minggu (26/6).
“Pagi hari ini saya dan rombongan terbatas akan berangkat untuk berkunjung ke beberapa negara, yang pertama akan ke Jerman untuk menghadiri KTT G7,” kata Jokowi di Bandara Soetta dilihat melalui YouTube Sekretariat Presiden.
Ikut Upaya Perdamaian Ukraina-Rusia
Jokowi menyatakan, kehadiran Indonesia di forum tersebut juga untuk mendorong negara anggota G7 terlibat dalam upaya perdamaian Ukraina-Rusia.
“Di sini kita akan mendorong mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, yang sedang melanda dunia. Memang upaya ini tidak mudah tapi kita Indonesia akan terus berupaya,” kata Jokowi.
Dari Jerman, Jokowi dan rombongan akan mengunjungi Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky untuk mendorong dialog perdamaian Ukraina dan Rusia.
“Misinya adalah mengajak presiden Ukraina, Presiden Zelesky untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian. Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata dia.
Selanjutnya, rombongan Jokowi akan menuju ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Kunker tersebut masih dengan misi yang sama, yakni mendorong pembukaan dialog perdamaian antara Ukraina dan Rusia.
“Sekali lagi dengan misi yang sama saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” kata dia.
Advertisement