Cerita Zee Zee Shahab saat Investasi Syariah

Zee Zee Shahab juga menjelaskan alasannya mengapa tertarik untuk mencoba investasi syariah.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Jun 2022, 07:02 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Artis tanah air, Zee Zee Shahab ungkap dirinya aktif dalam berinvestasi sejak 10 tahun terakhir belakangan setelah menikah. Dia mengatakan, telah mencoba beberapa instrumen investasi mulai dari yang konvensional hingga syariah. 

“Awalnya memulai investasi dari reksadana konvensional hingga mencoba investasi syariah. Tujuan yang paling penting dari investasi adalah untuk mencapai financial freedom, jadi kita tidak hanya berpaku pada penghasilan utama,” kata  Zee Zee Shahab dalam webinar bertajuk ‘Trik Pilih Investasi Anti Bodong Anti Bohong’, ditulis Selasa, (28/6/2022).

Tak hanya mengungkapkan dirinya yang aktif berinvestasi, Zee Zee Shahab juga menjelaskan alasannya mengapa tertarik untuk mencoba investasi syariah. 

“Alasan memilih investasi syariah itu karena lebih berkah, lebih tenang, tidak khawatir, menghindari riba, dan harus transparan karena semua itu tentang bagi hasil yang dibicarakan di awal secara adil. Jadi investasi tidak hanya untuk dunia, tapi juga akhirat,” jelas dia. 

Zee Zee Shahab juga menceritakan pengalamannya yang pernah ditawari investasi dengan kedok arisan yang disebut sebagai investasi masa kini. 

“Yang paling penting jangan mudah terhasut omongan instan tidak ada investasi yang beri hasil secepat kilat, itu hal yang tidak mungkin. Kita perlu perhatikan kredibilitas tempat berinvestasi apakah terdaftar di OJK atau tidak, kita juga perlu pahami faktor risiko, dan intinya kembali kepada keberkahan,” ungkapnya. 

Pada kesempatan yang sama, Zee Zee memberikan saran kepada calon investor yang ingin mulai berinvestasi. Dia menuturkan, yang terpenting harus melakukan cek apakah tempat investasi sudah terdaftar OJK atau belum. 

“Kita juga harus sadar dengan kemampuan kita, hal itu penting untuk memutuskan aset investasi apa yang ingin kita pilih nantinya. Melek literasi aset investasi juga penting, saat ini banyak webinar tentang investasi yang bisa diikuti. Kita harus bisa lebih detail dalam investasi karena tidak ada yang instan,” pungkas  Zee Zee. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ini Perbedaan Investasi Syariah dan Konvensional

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Sebelumnya, saat ini ada banyak aset investasi yang dapat dipilih oleh para investor mulai dari yang konvensional hingga syariah. Investasi syariah sendiri semakin populer karena dalam sistemnya menggunakan nilai-nilai syariah Islam yang dinilai lebih transparan dan adil. 

Menurut Head of Funding Alami Group, platform investasi P2P Lending berbasis syariah, Muhammad Triarso menuturkan, investasi syariah memiliki beberapa kelebihan yang menjadi pembeda dengan investasi konvensional. 

Menurut Triarso, dengan adanya kelebihan ini, membuat membuat investasi syariah memiliki proteksi lebih untuk melindungi investor terjerumus pada investasi bodong yang tengah marak saat ini.

“Prinsip dalam investasi syariah tentunya harus sesuai prinsip syairah, adil dalam berbagi hasil harus sama-sama ridha dan tidak ada spekulasi. Dengan investasi berbasis syariah pertahanan dari investasi bodong lebih kuat,” ujar Triarso dalam webinar bertajuk ‘Trik Pilih Investasi Anti Bodong Anti Bohong’, Senin (27/6/2022). 

 


Investasi Memiliki Tingkat Risiko Masing-Masing

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

“Pada dasarnya investasi syariah itu harus ada impact social dan transparan, karena transparan ini, investasi syariah anti bodong,” lanjut dia. 

Meskipun begitu, Triarso mengingatkan setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko masing-masing. Jadi para calon investor jangan mudah tergiur dengan tawaran investasi yang mengatakan tidak ada risiko dan pasti untung, karena itu kemungkinan investasi bodong.

"Ciri-ciri investasi bodong itu proses bisnis tidak jelas, menjanjikan keuntungan tidak wajar dalam waktu singkat, tidak berizin dari regulator atau OJK, dan pakai public figure untuk menarik massa dengan cepat, serta menjanjikan sudah pasti untung. Padahal dalam investasi seperti layaknya instrumen lain ada risiko, ketika dinyatakan oleh penawar tidak ada risiko, maka perlu hati-hati,” ujar Triarso.


Alokasi Dana

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Maka dari itu, menurut Triarso agar tidak terjebak dengan keserakahan dan tergiur dalam investasi bodong, para investor perlu paham soal alokasi dana. 

"Jangan masukan aset kita dalam satu keranjang, investor perlu paham diversifikasi. Investor juga harus paham ada tiga waktu investasi yaitu saat ini, masa depan, dan afterlife jika dalam investasi syariah,” kata Triarso.

“Banyak orang bangkrut karena menaruh semua aset dalam satu keranjang. Kita harus paham usia produktif kita itu pendek. Jadi harus hati-hati dengan uang yang kita simpang,” lanjut dia. 

Adapun, Triarso dalam webinar mengingatkan untuk mulai belajar investasi sejak dini agar lebih banyak mengerti berbagai aset investasi dan terhindar dari investasi bodong. 

“Ini penting sekali buat kita belajar investasi sejak dini dan juga teliti, jangan sampai tidak mengerti. Usia 23 kalau bisa sudah tahu soal investasi karena literasi saat ini sudah banyak. Dengan belajar investasi kita juga bisa mencegah terjadi generasi sandwich di masa depan,” pungkas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya