Singapura Beri Bantuan Rp 107 Juta per UKM agar Bangkit dari Pandemi Covid-19

Lebih dari 40.000 usaha kecil di Singapura yang terdampak Covid-19 menerima dana bantuan Rp.107 juta untuk pemulihan pasca pandemi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jun 2022, 11:00 WIB
Para wisatawan mengunjungi Taman Merlion di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 40.000 usaha kecil di Singapura yang terdampak pandemi Covid-19 masing-masing menerima dana bantuan sebesar 10.000 SGD atau sekitar Rp 107 juta sebagai bagian dari hibah pemerintah untuk membantu mereka bangkit kembali.

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (28/6/2022) pembagian hibah untuk usaha kecil di Singapura ini disalurkan dalam skema Small Business Recovery Grant (SBRG).

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) dan Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS) mengatakan bahwa secara total, 132 juta SGD atau setara Rp 1,4 triliun telah disalurkan ke usaha kecil di sektor-sektor yang paling terpengaruh oleh pembatasan Covid-19.

Penyaluran dana bantuan ini termasuk perusahaan di sektor makanan dan minuman, ritel, pariwisata dan perhotelan.

Hibah, yang memberikan dukungan tunai satu kali untuk bisnis, diumumkan pada paket Anggaran 2022 Singapura sebagai bagian dari dana 500 juta SGD (Rp. 5,3 triliun) yang disisihkan untuk Paket Dukungan untuk Pekerjaan dan Bisnis.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan bahwa perusahaan yang memenuhi syarat bisa menerima bantuan senilai 1.000 SGD atau Rp 10,7 juta atau karyawan tetap dengan kontribusi wajib Dana Penyelenggara Pusat dan yang dipekerjakan mulai 1 November 2021 hingga 31 Desember 2021.

Adapun kepemilikan usaha tunggal yang memenuhi syarat, pemilik kios pasar dan kedai kopi yang dilisensikan oleh Singapore Food Agency juga bisa menerima dana bantuan dengan nominal serupa, 1.000 SGD.

Dana bantuan ini bisa mereka dapatkan bahkan jika tidak mempekerjakan karyawan selama periode itu, demikian keterangan MTI.


Singapura Kucurkan Stimulus Rp 16 Triliun, Beri Warga Uang Tunai Rp 3,2 Juta

Sebuah robot berpatroli di distrik perbelanjaan dan perumahan selama uji coba di Singapura, Senin (6/9/2021). Robot otonom Xavier berpatroli di area publik untuk mencegah perilaku sosial yang buruk seperti melanggar langkah-langkah keamanan Covid-19 dan merokok di area terlarang. (ROSLAN RAHMAN/AFP)

Pekan lalu, Singapura mengeluarkan upayanya dalam mengatasi kenaikan inflasi, dengan paket dukungan bernilai fantasis sebesar 1,5 miliar SGD atau setara Rp 16 triliun.

Paket stimulus atau bantuan menghadapi inflasi ini ditargetkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan lebih rentan di negara itu.

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (22/6/2022) inflasi Singapura pada bulan April meningkat menjadi 3,3 persen year-on-year. Kenaikan itu menjadikan inflasi tertinggi sejak Januari 2012.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singapura, yakni Lawrence Wong mengatakan bahwa dukungan dalam paket pendanaan negara 1,5 miliar SGD bermaksud untuk membantu kelompok berpenghasilan rendah dan rentan karena mereka adalah kelompok yang "dipengaruhi secara tidak proporsional oleh efek inflasi".

"Perang di Ukraina telah memberikan tekanan luar biasa pada rantai pasokan global, dan tindakan proteksionis oleh sejumlah negara telah menambah gangguan rantai pasokan," kata Lawrence Wong.

"Harga energi dan pangan global telah meningkat tajam dan kita harus memperkirakan inflasi global meluas ke area lain dan bahkan meningkat lebih jauh sebelum stabil dan menjadi lebih baik," ujarnya. 

Melalui skema GSTV-Cash, yang dikhususkan untuk warga Singapura berpenghasilan rendah, penerima akan menerima uang tunai senilai 300 SGD pada bulan Agustus mendatang, menurut keterangan dari Kementerian Keuangan Singapura (MOF). 

Kementerian itu menambahkan, ada sekitar 1,5 juta orang di Singapura yang memenuhi syarat menjadi penerima dana bantuan tersebut. 


China Janji Menolong Ekonomi 4 Negara di Tengah Krisis Covid-19, Ada Rusia

Presiden China Xi Jinping menyatakan akan membantu meningkatkan ekonomi di empat negara anggota BRICS meski masih menghadapi krisis Covid-19 di dalam negeri. (AP Photo/Kin Cheung)

Presiden China Xi Jinping menyatakan akan membantu meningkatkan ekonomi di empat negara meski masih menghadapi krisis Covid-19 di dalam negeri, dan dampak dari perang Rusia-Ukraina.

Dilansir dari VOA News, Senin (27/6/2022) Xi Jinping menyampaikan pernyataan itu pekan lalu di di KTT BRICS virtual yang diselenggarakan oleh Beijing.

Keempat negara yang akan dibantu China itu adalah Brazil, Rusia, India dan Afrika Selatan, yang bersama-sama dengan China membentuk kelompok yang dikenal dengan BRICS.

Laporan kantor berita Xinhua menyebut, Xi Jinping menganjurkan kerja sama BRICS dalam pembayaran lintas batas dan peringkat kredit. Dia lebih lanjut juga merekomendasikan fasilitasi perdagangan, investasi dan pembiayaan.

Xi Jinping, sebagai tuan rumah KTT ke-14 kelompok negara itu juga menyampaikan bahwa pihaknya akan bekerja dengan negara-negara BRICS untuk mendukung pembangunan global yang lebih kuat, lebih hijau dan lebih sehat.

Selain itu, Xi Jinping juga mengajak negara-negara lainnya untuk bergabung dengan New Development Bank, pemberi pinjaman lunak yang didirikan oleh negara-negara BRICS pada tahun 2015.

Dia juga menyerukan untuk meningkatkan mekanisme bantuan neraca pembayaran darurat negara kelompok BRICS, Contingent Reserve Arrangement, Xinhua menambahkan.

Ekonomi China telah melampaui negara lain setelah beberapa dekade mengencangkan ekspor manufakturnya. 

Tetapi ekonomi negara itu tengah tertatih-tatih tahun ini karena lockdown untuk menahan lonjakan Covid-19 – yang juga menghambat rantai pasokan global.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya