Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka merayakan hari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Internasional yang jatuh pada Senin (27/6/2022), YouTube Shorts bersama para kreator merayakannya melalui kampanye #SambilanCuan.
Kreator konten Jerome Polin, Christie Basil, dan Sonia Basil yang sukses membangun bisnis di usia muda membagikan sejumlah tips dalam mempromosikan usahanya lewat platform digital, termasuk YouTube Shorts.
Advertisement
Christie menceritakan dirinya bersama Sonia sejak kecil sudah dekat dengan dunia usaha, seperti membuat jajanan jadul dan menjualnya ke warung-warung. Mereka juga pernah berjualan tas yang terbuat dari kanvas, lalu dijual secara online.
"Sampai bisnis kita yang sekarang, dan masih terus banyak belajar untuk ningkatin kemampuan terutama dari segi pemasaran kita. YouTube Shorts jadi sarana kita belajar konten-konten apa yang disukai oleh audience yang mana merupakan bagian dari build brand awareness produk kita masing-masing," kata Christie dalam diskusi #SambilanCuan yang digelar secara virtual, dikutip Selasa (28/6/2022).
Ia mengaku dirinya jadi tahu konten viral seperti apa yang banyak disukai audience, bagaimana cara storytelling yang menarik, update tren produk, dan masih banyak lagi.
Konten edutainment menjadi fokus mereka saat ini meski dunia usaha yang mereka geluti berbeda. Namun, mereka selalu mengedepankan konten yang real, apa adanya, dan memperlihatkan berbagai tantangan yang mereka hadapi selama menjalani bisnis masing-masing.
Christie dikenal dengan konten designer gaun pengantin yang sering kali membagikan kisah seru lewat YouTube Shorts di balik pembuatan gaunnya. Lalu Sonia kerap menceritakan perjalanan membuat berbagai kue uniknya.
Sementara Jerome yang dikenal dengan konten edukasinya saat ia berkuliah di Jepang, hingga sekarang ia mendirikan bisnis miliknya pribadi yaitu Menantea.
Lewat konsistensinya mengunggah konten menarik di YouTube Shorts, mereka pun berhasil terhubung dengan lebih banyak calon klien dari berbagai daerah hingga ke mancanegara yang tertarik dengan gaun rancangan serta kue dekorasi yang mereka pasarkan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terus Eksplorasi dan Belajar
“Kita berdua mulai Shorts sejak tahun lalu, peningkatan penjualan kita langsung terasa hingga 4-5x lipat dibanding sebelumnya. Ini sebuah profit yang tak disangka, namun tentunya dibarengi dengan tantangan yang terus bermunculan. Salah satunya untuk terus mendapatkan kepercayaan dari para konsumen kita,” tambah Christie.
Christie dan Sonia menyarankan kepada para pelaku bisnis muda yang masih berproses menjalankan bisnisnya untuk terus mengeksplorasi dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
“Be a good listener, karena dari situ kita bisa terus belajar dari orang lain, dari situ kita bisa tau what next, what our passion. Dari menjadi pendengar yang baik, kita bisa belajar banyak hal, dan memperjelas arah bisnis serta tujuan kita mau ke mana. Ini juga berlaku untuk menghadapi para klien kita, jadi kita pun tahu solusi apa yang harus diberikan” ungkap Sonia.
Jerome menambahkan, ada tiga hal yang ia pelajari sebagai kreator untuk mempromosikan bisnis. Pertama, harus menggunakan banyak jenis perangkat, kedua harus lebih sering menciptakan interaksi yang bermakna dengan mempermudah orang untuk menghubungi dan mendapatkan bantuan. Ketiga, membangun hubungan dengan orang melalui cerita yang relevan.
“Saya sungguh ingin terus mendukung sesama pengusaha kecil di mana pun mereka berada. Oleh karena itu, selain berbagi pelajaran di atas, saya bersama YouTube Indonesia ingin mengajak kamu untuk merayakan dan mendukung mereka di YouTube pada Hari UMKM Internasional ini," tuturnya.
"Mari kita apresiasi usaha-usaha kecil, para pekerja keras yang ulet, para juragan yang serba bisa, dan para pejuang ekonomi yang pantang menyerah di sekitar kita melalui kampanye #SambilanCuan di YouTube Shorts,” Jerome memungkaskan.
Advertisement
YouTube Mulai Uji Coba Tampilkan Iklan di Konten Shorts
YouTube mulai melakukan uji coba untuk menampilkan iklan di konten video pendek mereka, Shorts. Seperti diketahui, fitur ini dirilis tahun 2020 dan menjadi penantang Instagram Reels dan TikTok untuk konten serupa.
Chief Business Officer, Google, mengatakan kepada para investor bahwa perusahaan secara khusus bereksperimen dengan iklan di aplikasi yang terpasang dan bentuk promosi lainnya.
CFO Alphabet, Ruth Porat menyebut, perusahaan mengalami sedikit hambatan dalam pertumbuhan pendapatan, karena penayangan Shorts tumbuh dalam persentase total waktu di YouTube.
"Kami sedang menguji monetisasi pada konten pendek, dan umpan balik serta hasil awal pengiklan sangat menggembirakan," kata Porat seperti mengutip The Verge, Kamis (28/4/2022).
Dikutip dari Tech Crunch, Porat menambahkan bahwa tim di YouTube sedang fokus untuk "menutup celah" dengan iklan di konten video biasa, dari waktu ke waktu.
Menurut Sundar Pichai, CEO Google dan Alphabet, YouTube Shorts berhasil mengumpulkan 30 miliar penayangan atau views harian, di mana ini empat kali lebih besar daripada tahun lalu.
"Kami telah melihat investasi yang signifikan dalam video daring dan ada banyak inovasi, tetapi ada 2 miliar pemirsa masuk yang mengunjungi YouTube setiap bulannya," kata Pichai.
"Lebih banyak orang membuat konten di YouTube daripada sebelumnya, dan tim tetap sangat fokus dalam mencoba membantu berinovasi," imbuhnya.
Pendapatan Iklan
Pichai melaporkan, jumlah saluran YouTube yang menghasilkan pendapatan USD 10 ribu, naik 40 persen dari tahun ke tahun.
Namun secara keseluruhan, YouTube meleset untuk proyeksi per kuartal untuk pendapatan iklan. Platform ini mengharapkan menghasilkan USD 7,51 miliar, tetapi mereka sebenarnya menghasilkan USD 6,87 miliar.
Ini masih lebih tinggi dari kuartal satu tahun lalu, ketika YouTube memperoleh pendapatan iklan sekitar USD 6 miliar. Namun, para pemegang saham tentu tidak akan menyukainya.
Alphabet tidak mengungkapkan jumlah pelanggan untuk produk tertentu seperti YouTube Premium atau YouTube Music. Namun menurut Porat, pertumbuhan pelanggan di produk-produk ini cukup besar untuk mengimbangi penurunan pendapatan Google Play.
Pada bulan Oktober, Google Play menurunkan biaya pengembang menjadi 15 persen atau kurang untuk 99 persen aplikasi, di mana ini turun dari 30 persen sebelumnya.
Advertisement