Liputan6.com, Jakarta Beredar video singkat di platform Twitter yang membuat banyak netizen menekan tombol 'love' dan 'share'. Pasalnya, video yang hanya berdurasi 31 detik tersebut menunjukkan keakraban balita kembar yang saudara kembarnya tersebut didiagnosis cerebral palsy.
Dilansir dari News18, video yang dibagikan oleh Good News Movement mengatakan bahwa si kembar lahir prematur empat tahun lalu. Saat yang satunya lahir dengan cerebral palsy, sementara saudara kembarnya tidak memilikinya. Cerebral palsy yang diderita saudara kembarnya itu membuat kontrol otot menjadi sulit. Itu sebabnya, ketika saudaranya tersebut pertama kalinya berjalan ke pelukan kembarannya yang non-difabel, senyum indah anak itu membuat hati pemirsa meleleh, terutama keluarganya, tentunya.
Advertisement
"Kakak kembar yang menderita cerebral palsy, berjalan ke pelukan saudaranya untuk pertama kalinya. Senyumannya di akhir(video:savyjaneomalley),” tweet pengguna @GoodNewsCorres1.
@savyjaneomalley Reply to @franceskacounts He offered to give his brother a piggy back ride 😭 #twins #cerebralpalsy #developmentaldelay #micropreemie #24weeker #miracles #miracleshappen #hope ♬ original sound - Savy Jane O’Malley
Video tersebut terus menambah jumlah penonton dengan setiap netize nyang melihatnya terus menyebarkannya. Selain telah mencapai 1 juta lebih kali penayangan, video tersebut membuat netizen terharu. beberapa komentar diantaranya sebagai berikut.
“Sebagai seorang berusia 25 tahun dengan cerebral palsy, ini membuat hati saya tersenyum,” komentar pengguna @izzykinsrick.
"Anda tahu sebanyak saya MENCINTAI senyuman Loch di akhir, saya juga menyukai wajah Lex yang penuh harap dan kepekaannya," komentar lainnya dari pengguna @SeananHerrick.
"Sekarang saya jadi menangis saat masih di tempat kerja, terima kasih twitter dan sungguh menakjubkan tekad pada anak-anak," komentar lain oleh pengguna @kablush807.
“Oke, saya menangis. Indahnya persaudaraan anak laki-laki kecil ini,” komentar lain dari pengguna @little2a2000.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak pujian dan haru
Rhea Liang, seorang ahli bedah umum dan payudara dari Bond University, yang akunnya sudah terverivikasi, turut mengomentari, "Ada DEBU di ruangan ini. 😭😭😭" Komentarnya ini dikomentari pengguna @flemsha, "Disini bawang. Saya sedang memotong bawang." Sementara istilah debu dan bawang sering digunakan netizen sebagai alasan jika sedang berurai air mata, baik itu karena sedih atau terharu.
Tak sampai situ, masih banyak komentar dukungan lainnya dari netizen, seperti pengguna @myohhhhmymytwee yang mentweet, "Inilah keindahan sesungguhnya, melihat kalian saudara kembar saling berpelukan dengan sukacita yang luar biasa. Bagus sekali anak-anak."
"Saya tersanjung. Tidak pernah mengira saya akan pernah melihat kegembiraan yang begitu murni!" tulis pengguna @lindsey_brunt.
Advertisement
Apa itu cerebral palsy
Adapun Cerebral Palsy (CP) disebabkan oleh kerusakan pada otak yang mengakibatkan perkembangan abnormal akibat kekurangan oksigen di otak, pada saat lahir. Ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol otot-ototnya.
Beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan otak seperti infeksi ibu, cedera kepala traumatis, mutasi genetik, pendarahan ke otak, infeksi bayi, dan stroke fatal.
CP dapat mempengaruhi seluruh tubuh, atau hanya terbatas pada satu atau dua anggota badan, atau satu sisi tubuh. Biasanya, tanda dan gejala termasuk masalah dengan gerakan dan koordinasi, bicara dan makan, dan perkembangan, selain masalah lainnya. Anak-anak dengan cerebral palsy sering memiliki kondisi yang terkait.
Prevalensi cerebral palsy
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan di Public Health, memperkirakan prevalensi malnutrisi global di antara anak-anak dengan cerebral palsy (CP) adalah 40%.
Dilansir dari neurologyadvisor, Anak CP sering mengalami malnutrisi. Studi sebelumnya memperkirakan status gizi anak-anak dengan CP telah menyimpang dalam parameter diagnosis, baik itu berdasarkan parameter Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Statistik Kesehatan Nasional (NCHS), atau kriteria khusus mereka sendiri. Setiap set kriteria berbeda. Beberapa studi meta-analisis memperkirakan kekurangan gizi di antara anak-anak ini tidak meyakinkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji prevalensi malnutrisi dan kekurangan gizi pada anak-anak dengan CP.
Para peneliti mengidentifikasi 67 artikel (453.804 anak-anak) melalui database dan pencarian daftar referensi untuk studi observasional atau uji klinis. Sebagian besar penelitian diterbitkan antara 2008 dan 2019. Ada 46 studi kohort cross-sectional.
Sekitar setengah dari studi kohort dan 8 studi kasus-kontrol (72,72%) memiliki risiko bias yang rendah, berdasarkan skala Newcastle-Ottawa.
Sebanyak 23 dari 26 studi yang menggunakan kriteria WHO menggunakan kurva yang diusulkan terbaru. Lima penelitian menggunakan kriteria diagnostik spesifik untuk CP. Sedangkan 28 studi menggunakan indeks antropometri WA.
Sebanyak 9 studi yang menyelidiki defisiensi nutrisi paling sering melaporkan hipokalsemia dan penurunan konsentrasi serum seng, tembaga, dan vitamin D.
Enam studi menunjukkan perubahan motorik pada pasien dengan CP, termasuk mengunyah dan komplikasi gastrointestinal, mempengaruhi malnutrisi.
Dua puluh lima studi mengklasifikasikan status gizi dengan kriteria WHO.
Advertisement