Wamen BUMN: Utang Garuda Indonesia Turun 81 Persen Pasca-restrukturisasi

Utang Garuda Indonesia sebelum restrukturisasi adalah sebesar USD 10,1 miliar. Sedangkan setelah restrukturisasi nilai utang Garuda Indonesia tersisa USD 5,1 miliar.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Jun 2022, 11:23 WIB
Press conference Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiroatmodjo yang akan memaparkan terkait penyelesaian tahapan PKPU dan outlook bisnis Garuda Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyebut utang Garuda Indonesia turun sebesar 81 persen dengan adanya restrukturisasi. Sehingga maskapai hanya perlu melunasi 19 persen utangnya dengan skema yang telah disepakati dengan para kreditor.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menyebut, penurunan 81 persen tersebut jika dilihat dari sisi persentase. Sementara dari sisi nilai, penurunannya hanya sekitar 50 persen dari total utang sebelum restrukturisasi.

“Untuk utang ke belakang kita kurang utang sebesar 81 persen, secara percent value ini hingga 81 persen dan sisanya recovery rate 19 persen. Meski kalau secara nilai (neraca utang Garuda) itu turun 50 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (28/6/2022).

Mengutip bahan paparannya, utang Garuda Indonesia sebelum restrukturisasi adalah sebesar USD 10,1 miliar. Sedangkan setelah restrukturisasi nilai utang Garuda Indonesia tersisa USD 5,1 miliar.

Tiko menyampaikan, dari berbagai maskapai penerbangan di dunia, dalam kedudukan restrukturisasi, belum ada maskapai dengan pemotongan utang sefantastis ini. Guna bisa kembali membangkitkan keuangan maskapai, pemerintah juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 7,5 triliun sekitar triwulan 3 2022.

“Kita ingin ekuitas Garuda ini bisa lebih positif lagi, saya ingin menekankan proses bankruptcy di airline lain jarang ada yang pemotongan utangnya sebesar ini,” kata dia.

Masih jadi bagian restrukturisasi utang dan perbaikan kinerja, biaya sewa (lease rate) pesawat yang digunakan Garuda Indonesia juga akan mengalami penurunan. Tiko menyebut Garuda memiliki proporsi biaya sewa pesawat dibanding pendapatan di atas rata-rata airline di dunia.

Maka, negosiasi lease rate sesuai market stand sangat krusial dalam langkah restrukturisasi ini. Setidaknya ada lima jenis pesawat yang biaya sewanya telah dinegosiasikan oleh pihak maskapai.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Biaya Sewa Pesawat

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rinciannya, pesawat jenis Airbus A330-300 mengalami penurunan biaya sewa sebesar 65 persen dari USD 1.100 menjadi USD 388 per bulan. Kemudian, Airbus A330-200 mengalami penurunan biaya sewa sebesar 70 persen. Dari USD 882 menjadi USD 265 per bulan.

Selanjutnya, Boeing B777-300 mengalami penurunan biaya sewa sebesar 69 persen. Dari semula USD 1.570 menjadi USD 484 per bulan.

Lalu, untuk pesawat berbadan ramping mengalami penurunan yang tidak terlalu besar jika dibandingkan nilai penurunan pada pesawat berbadan besar. Penurunan biaya sewa terjadi sebesar 35 persen dari harga semula.

Yakni, Boeing B737-800 mengalami penurunan sebesar 35 persen, dari semula USD 330 menjadi USD 215 per bulan. Kemudian, Airbus A320-200 mengalami penurunan 35 persen, dari semua USD 330 menjadi USD 214 per bulan.

 


Punya PR

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Tiko menyampaikan, pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah dalam menyelesaikan restrukturisasi ini. Misalnya terkait dengan penyuntikan modal ke Garuda Indonesia, hingga mencari investor strategis untuk mendanai maskapai.

“Pemerintah punya PR untuk masukkan PMN Rp 7,5 triliun, dan dengan manajemen juga bagaimana kita juga mencari investor strategis, dan porsi pemerintah akan turun ke 51 persen pasca 2 right issue nanti,” katanya.

 

Mantan Dirut Garuda Indonesia Terjerat Kasus Suap (Liputan6.com/Deisy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya