Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sedih tatkala mendengar beberapa mesin pendingin vaksin (vaccine refrigerator) di daerah ada yang tidak berfungsi dan tak bertahan lama. Bahkan paling maksimal hanya 'berusia singkat' tiga atau empat tahun.
Mesin pendingin vaksin dirancang untuk menyimpan vaksin dan produk medis lainnya pada suhu yang stabil untuk memastikan tidak rusak. Vaksin yang disimpan tidak hanya untuk kebutuhan vaksin COVID-19, melainkan vaksin-vaksin lain untuk imunisasi rutin.
Advertisement
"So, I feel very sad (jadi, saya merasa sangat sedih), jika kita mempunyai mesin pendingin vaksin yang besar sebagai cold chain box (kotak rantai dingin), tetapi tidak berfungsi. Saya ikut memeriksa soal pengadaan mesin pendingin vaksin," tutur Budi Gunadi saat Serah Terima Donasi Hibah Vaccine Refrigerator di Gedung Utama Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu, 26 Juni 2022.
"Kadang hanya tiga sampai empat tahun saja bertahan lama. Ke depannya, kami akan memperbaiki cara mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memastikan bahwa kami memiliki kemampuan perawatan atas mesin."
Menurut Budi Gunadi, perawatan mesin pendingin vaksin harus optimal agar tetap berfungsi dalam jangka waktu lama. Belajar dari budaya Jepang, masyarakat sangat menjaga dan merawat sarana juga prasarana yang dimiliki.
"Saya pikir, kami perlu mengubah perilaku dan menjaga mesin pendingin vaksin dengan baik. Saya dulu pernah bekerja di satu unit perusahaan di Jepang. Saya tahu yang sebenarnya betapa bahagianya orang Jepang. Mereka menjaga apa yang dimiliki dengan sangat, sangat baik," imbuhnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pastikan Jaga Kualitas Mesin Pendingin Vaksin
Budi Gunadi Sadikin menceritakan saat dirinya mengunjungi beberapa puskesmas dan berbicara dengan dinas kesehatan setempat. Sejumlah mesin pendingin vaksin ada yang tak berfungsi.
"Saya perhatikan beberapa dari dinkes memiliki mesin pendingin vaksin, ya ada tiga atau empat mesin. Tetapi ketika saya bertanya, dua di antaranya tidak berfungsi," ucapnya.
Berkaitan dengan perawatan mesin pendingin vaksin, Menkes Budi Gunadi meminta bantuan kepada Jepang dan Unicef untuk berbagi ilmu cara merawat mesin tersebut. Audiensi dapat digelar dengan menyasar dinas kesehatan setempat.
Dalam hal ini, Pemerintah Jepang dan Unicef turut membantu Indonesia membantu pengadaan mesin pendingin vaksin. Indonesia menerima bantuan mesin pendingin vaksin secara gratis.
"Sekali lagi, yang saya butuh bantuan Anda (Jepang dan Unicef) untuk masa depan Indonesia. Terkadang membeli banyak mesin, tetapi kami sangat buruk dalam menjaga kualitas mesin dan memastikan masih dapat dioperasikan dan digunakan untuk tahun-tahun mendatang," ujar Budi Gunadi.
"Jika berkenan dapat membantu kami melakukan audiensi reguler, bagaimana menjaga kualitas operasi cold chain di seluruh negeri, maka itu akan sangat-sangat membantu kami."
Advertisement
Banyak Mesin Pendingin Vaksin Cepat Rusak
Ketersediaan cold chain equipment di Indonesia dihadapkan pada penggunaan serta perawatan mesin pendingin vaksin yang kurang baik dan benar. Akibatnya, banyak ditemukan mesin-mesin yang cepat rusak.
Masa penggunaan mesin pendingin vaksin juga terbilang sangat singkat, berkisar tiga sampai empat tahun sejak tanggal pengadaan.
Oleh karena itu, Budi Gunadi Sadikin ingin adanya bantuan mesin pendingin vaksin dari Jepang dan Unicef dapat dibarengi dengan pendampingan dan pelatihan dari Pemerintah Jepang, sehingga bantuan peralatan yang diberikan kepada Indonesia bisa dimanfaatkan dengan baik.
Selain adanya bantuan peralatan maupun pendampingan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri juga akan melakukan penguatan kapasitas dari sisi anggaran maupun sumber daya manusia. Harapannya, penggunaan alat bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Dukungan Perawatan Mesin Pendingin Vaksin
Senada dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji menyebut, Pemerintah Jepang siap memberikan dukungan berupa pelatihan untuk perawatan dan perbaikan seluruh peralatan yang ada.
“Jepang akan terus mendukung Indonesia dengan memastikan akses vaksinasi COVID-19 di seluruh negeri,” katanya.
Adapun Pemerintah Indonesia menerima bantuan dari Pemerintah Jepang berupa 300 mesin pendingin vaksin, 50 ruang pendingin vaksin, dan perangkat pemantauan suhu jarak jauh untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di seluruh Indonesia.
Bantuan ini diberikan secara gratis melalui UNICEF dan diterima secara simbolis oleh Budi Gunadi Sadikin di Jakarta International Container Terminal (JICT) pada Minggu (26/6/2022).
“Terima kasih kepada Jepang dan UNICEF yang telah mendukung kami. Selain cold chain equipment, kami juga mendapat dukungan vaksin dari Jepang. Sudah hampir 7 juta vaksin telah disumbangkan Jepang ke Indonesia dan itu membantu percepatan program vaksinasi kami,” ujar Budi Gunadi.
Baca Juga
Advertisement