Liputan6.com, Jakarta - Sri Sultan Hamengku Buwono X meraih tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star dari pemerintah Jepang. Sultan Hamengkubuwono X dinilai berjasa dalam meningkatkan pertukaran budaya, kerja sama antar daerah Jepang-Indonesia, serta dalam menjaga relasi dengan Kaisar Jepang.
Acara pemberian tanda jasa itu digelar di kediaman Duta Besar Jepan Kanasugi Kenji di Jakarta. Acara turut dihadiri pihak keluarga Keraton Yogyakarta pada Selasa 28 Juni 2022 malam.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan keterangan resmi Kedubes Jepang, yang dikutip Kamis (29/9/2022), Duta Besar Kanasugi menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X atas kontribusinya.
Sri Sultan Hamengkubuwono X disebut pernah menyambut baik kunjungan Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko padatahun 1991 maupun kunjungan Pangeran Akishino dan Putri Kiko pada tahun 2008 dalam rangka 50 tahun hubungan diplomatik Jepang dan Indonesia / Tahun Persahabatan, dengan memperkenalkan budaya tradisi Jawa atau juga dengan mengadakan acara jamuan makan malam, sehingga mendorongpertukaran antara Jepang dan Indonesia.
Sri Sultan Hamengkubuwono X juga mendorong terwujudnya pertukaran antara Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Prefektur Kyoto, Prefektur Yamanashi dan daerah lainnya di Jepang. Duta Besar Kanasugi menyampaikan rasa terima kasih juga atas kontribusi beliau dalam mempromosikan kerja sama antara kedua negara di bidang olahraga, pencegahan bencana atau tanggap bencana.
Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan merasa terhormat atas penganugerahan ini dan menyampaikan harapan beliau agar kerja sama dan persahabatan antara Yogyakarta dengan masyarakat Jepang semakin meningkat ke depannya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lewat Kerja Sama Indonesia-Jepang, Kemenperin Ingin Tingkatkan Industri Pendukung Otomotif
Terkait kerja sama bilateral, dalam lawatannya ke Jepang, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menginginkan adanya peningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam sektor industri pendukung otomotif.
Guna memberikan perjanjian yang menghasilkan, Kementerian Perindustrian, terus melakukan fasilitas kerja sama antara pelaku industri otomotif di Indonesia dan Jepang untuk bersama-sama menghadirkan inovasi produk yang sesuai.
Hal ini direalisasikan melalui penyelenggaraan “Indonesia-Japan Autoparts Business Forum” dalam rangkaian kunjungan kerja Menperin ke Jepang.
“Merupakan suatu kebanggaan untuk melihat begitu banyak perusahaan dari Indonesia dan Jepang yang mengikuti acara ini, menandakan ketertarikan yang besar untuk mengambil peluang yang ada. Tentunya diharapkan dapat membawa dampak yang luas bagi perekonomian,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di acara tersebut yang berlangsung di Nagoya, Jepang, Senin (27/6).
Dalam pemaparannya tersebut, Agus Gumiwang, menyampaikan bahwa dari sekitar 30.000 jenis komponen atau parts untuk mobil, sebesar 15% atau 4.500 jenis komponen berpeluang dipasok dari IKM.
Melihat jumlahnya belum memenuhi kebutuhan tersebut, pemeritah berharap melalui pertemuan ini dapat mengenalkan kemampuan IKM komponen otomotif Indonesia yang lebih baik lagi. Pemerintah bertekad mempromosikan IKM komponen otomotif dan menjadikannya prioritas strategis dalam rantai pasokan otomotif global.
“Kualitas produk IKM di Indonesia, khususnya otomotif, tidak perlu diragukan. Produk-produk IKM telah memperoleh sertifikat seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO18001, dan lainnya,” jelas Menperin.
Advertisement
Berharap IKM Dapat Tumbuh Lebih Signifikan
Pada forum tersebut, Menperin mengemukakan, industri alat angkutan mengalami kinerja gemilang pada triwulan I tahun 2022 dengan mampu tumbuh dua digit, yakni 14,2%. Capaian ini melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01%.
“Sebagai kontributor utama PDB industri alat angkutan,di Indonesia saat ini telah terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun,” sebutnya.
Industri otomotif di Indonesia telah menyerap tenaga kerja langsung hingga 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai sektor tersebut, termasuk industri kecil dan menengah (IKM).
“Di samping itu, pangsa pasar ekspor produk otomotif untuk kendaraan roda empat atau lebih termasuk komponen telah mencapai lebih dari 80 negara dengan kinerja pada periode Januari-Mei 2022 tercatat sebanyak 158 ribu unit kendaraan CBU, 40 ribu set CKD, dan 50 juta pieces komponen,” imbuhnya.
Indonesia ditargetkan menjadi pemain global di sektor otomotif dan sebagai hub ekspor kendaraan bermotor untuk kendaraan berbasis bahan bakar (internal combustion engine/ICE) dan kendaraan listrik(EV).
“Kami meyakini bahwa kolaborasi dan koordinasi seluruh stakeholders sangat penting, terutama dalam hal peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0,” ujarnya.
Program Magang
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya meningkatkan jumlah peserta program pemagangan ke Jepang. Namun pemenuhan peserta pemagangan tersebut harus diimbangi kompetensi, keterampilan kerja agar sesuai kebutuhan industri di negeri Sakura tersebut.
Dirjen Binalavotas Kemnaker, Budi Hartawan menegaskan hal tersebut saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IX DPR dan melakukan dialog dengan AP2LN (Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri) di Tokyo, Jepang.
"Peluang magang di Jepang ini, menjadi momentum baik bagi Kemnaker untuk terus mendorong berbagai upaya peningkatan kompetensi SDM Indonesia," ujar Dirjen Binalavotas Kemnaker, Budi Hartawan melalui Siaran Pers Biro Humas Kemnaker, Senin (27/6/2022).
Dijelaskan Budi program pemagangan merupakan bagian dari pelatihan kerja. Untuk itu, pemagangan ke luar negeri seperti ke Jepang harus diniati sebagai belajar dan berlatih. Peserta pemagangan harus menguasai sisi keilmuan maupun etos kerja dan produktivitasnya.
"Sesungguhnya pelatihan kerja dengan pola pemagangan luar negeri dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM kita mendekati standar kompetensi industri multinasional agar nantinya mampu bersaing di pasar kerja global," kata Budi.
Menurut Budi Hartawan, setelah selesai mengikuti program magang dan kembali ke negara masing-masing, tenaga kerja magang dapat mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya.
Advertisement