Tata Cara Puasa Dzulhijjah, Niat dan Keutamaannya

Puasa Dzulhijjah, yang merupakan ibadah sunnah, dikerjakan pada 10 hari pertama bulan hijriah tersebut.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Jun 2022, 10:09 WIB
Ilustrasi puasa Dzulhijjah. Credit: pexels.com/Hint

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Dzulhijjah merupakan ibadah yang dianjurkan pada 10 hari pertama bulan hijriah tersebut. Amalan puasa sunnah ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW, melansir Merdeka.com.

"Tidak ada hari di mana amal salih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, 'Tidak juga dari jihad fi sabilillah?' Beliau menjawab, 'Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya."

Waktu pelaksanaan puasa Dzulhijjah, mengutip situs web Nahdlatul Ulama, Rabu (29/6/2022), adalah tanggal satu sampai sembilan Dzulhijjah. Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal sembilan disebut puasa Arafah.

Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yakni dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadan, diperbolehkan mengqadanya bersamaan puasa sunnah Dzulhijjah, pihaknya melanjutkan.

Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi, andaikan puasanya hanya niat qada, maka mendapat pahala keduanya. Sementara, waktu niat puasa Dzulhijjah adalah pada malam hari. Lafal niatnya:

Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala."

Kemudian, niat puasa sunnah pada 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah): Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta'ala."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Niat Puasa Dzulhijjah

Ilustrasi niat puasa Dzulhijjah. Credit: freepik.com

Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah): Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, "Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta'ala."

Karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunnah, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:

Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah: Nawaitu shauma hadzal yaumi'an ada'i syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta'ala."

Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah): Nawaitu shauma hadzal yaumi'an ada'i tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala. Artinya, "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta'ala."

Lalu, niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah): Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an ada’i arafata sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta'ala."


Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Ilustrasi puasa Dzulhijjah. (Ilustrasi: Pexels.com)

Dilipatgandakan pahalanya adalah salah satu keutamaan puasa sunnah Dzulhijjah. Pahala ibadah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah mendapat pahala berlipat ganda daripada ibadah di bulan lain.

Rasulullah bersabda, yang artinya, "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar." (HR At-Trmidzi)

Keutamaan lainnya adalah penghapusan dosa. Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya, "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)

Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapuskan puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113). Hari pembebasan dari siksa neraka juga termasuk dalam keutamaan puasa sunnah tersebut. Disebutkan bahwa hari Arafah adalah hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari-hari lainnya.


Amalan Bulan Dzulhijjah

Ilustrasi puasa Dzulhijjah. Credit: freepik.com

Pemahaman atas pembebasan atas siksa neraka ini merujuk pada sabda Rasulullah, yang artinya, "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Ia mendekat, lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata, 'Apa yang mereka inginkan?'" (HR Muslim)

Selain berpuasa, mengutip muslim.or.id, amalan lain yang disarankan selama bulan Dzulhijjah adalah dzikir. Lebih diutamakan untuk berdzikir di 10 hari pertama bulan ini dengan memperbanyak membaca takbir, tahlil, dan tahmid.

Ibadah lainnya adalah membaca al-qur'an, sedekah, dan kurban. Allah SWT berfirman yang artinya, "Maka salatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!" (QS. Al-Kautsar: 2)

"Barang siapa yang salat seperti kita salat, dan berkurban seperti kita berkurban, maka sungguh ia telah mengerjakan kurban dengan benar. Dan barang siapa yang menyembelih kurbannya sebelum salat Iduladha, maka kurbannya tidak sah." (HR. Al Bukhari)

Ibadah lain yang juga identik dengan bulan Dzulhijjah adalah pergi haji.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya