Liputan6.com, Jakarta - Samsung Electronic Indonesia (SEIN) mengumumkan kehadiran tablet terbarunya untuk pasar Indonesia, yakni Galaxy Tab S6 Lite 2022. Menurut Product Marketing Manager Mobile SEIN, Annisa Maulina, tablet ini hadir dengan performa lebih bertenaga, layar luas, dan dukungan S Pen.
"Inovasi ini kami hadirkan agar pengguna semakin powerful dalam menjalani produktivitas dan menikmati hiburan," tutur Annisa dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (29/6/2022).
Advertisement
Galaxy Tab S6 Lite 2022 dipersenjatai dengan chipset Snapdragon 720G. Menurut Samsung, chipset ini menawarkan peningkatan performa CPU 1,5 kali dan GPU 1,6 kali dibandingkan Galaxy Tab S6 Lite 2020.
Dengan demikian, performa tablet ini lebih mumpuni untuk beragam kebutuhan. Mulai dari mengikuti video conference, bekerja dari rumah, termasuk mencatat materi perkuliahan meeting atau kuliah.
Performa tablet Samsung ini juga ditopang RAM 4GB dan memori internal 128GB yang dapat diperbesar dengan microSD sampai 1TB. Galaxy Tab S6 Lite 2022 memiliki layar berukuran 10,4 inci dengan resolusi WUXGA+.
Galaxy Tab S6 Lite 2022 menjalankan sistem operasi One UI 4.0 untuk tablet. Sebagai penunjang pengalaman multimedianya, tablet ini diperkuat dual-speaker berteknologi AKG.
Tablet ini tersedia dalam dua pilihan warna yakni Oxford Gray dan Angora Blue. Harga Galaxy Tab S6 Lite 2022 adalah Rp 6.299.000.
Samsung juga memberikan penawaran menarik untuk konsumen yang melakukan pembelian pada 1-31 Juli 2022. Konsumen akan mendapatkan hadiah langsung Galaxy Buds Live dan harga khusus Rp 25.000 untuk bundel paket data XL hingga 120GB untuk setahun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IDC: Samsung Kuasai Pasar Smartphone di Indonesia pada Q1 2022
Di sisi lain, Samsung berhasil mencapai posisi teratas pangsa pasar smartphone Indonesia pada kuartal pertama 2022 (Q1 2022).
Tahun ini, Samsung telah merilis beberapa model utama, seperti seri Galaxy S22 dan model Galaxy A03, bersama dengan penyegaran seri A lainnya.
Menurut perusahaan riset pasar IDC, seri Galaxy A53 5G, A52s 5G, dan S22 yang baru dirilis mendorong pangsa Samsung di segmen 5G hingga 40 persen.
Sementara itu, OPPO mengamankan posisi kedua di kuartal ini dengan model A95 dan A76 sebagai kontributor terbesar mereka.
Kedua model, bersama dengan model kelas menengah baru yang dirilis pada Q1 2022, berhasil menumbuhkan segmen menengah OPPO di kisaran harga USD 200 hingga 400 sebesar 67 persen secara kuartalan (Quarter over Quarter, QoQ).
Pengapalan 5G, terbatas pada seri Reno dan Find X, meningkat 56% secara kuartalan. Namun, pangsa OPPO di segmen 5G jauh lebih rendah yaitu 3,7% pada Q1 2022 dibandingkan dengan 26,4 persen pada Q1 2021 karena vendor lain telah memperluas portofolio 5G mereka Q1 2022 ini.
Advertisement
Pasar Smartphone Indonesia Q1 2022 Turun 17,3 Persen
Pasar smartphone Indonesia pada tahun 2022 turun 17,3 persen secara tahunan (Year over Year, YoY) dan 13,1 persen secara kuartalan (Quarter over Quarter, QoQ).
Menurut Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari IDC, pengapalan smartphone Indonesia pada kuartal pertama 2022 (Q1 2022) mencapai 8,9 juta unit.
Daya beli konsumen yang lebih rendah karena kenaikan harga barang, seperti gas dan komoditas, dan pasokan entry-level smartphone yang lebih rendah di pasar, berkontribusi terhadap penurunan ini.
"Harga yang lebih tinggi diperkirakan akan menambah tekanan ekstra pada daya beli konsumen. Vendor mungkin tidak dapat menyerap kenaikan harga di atas level tertentu, sehingga mengakibatkan harga jual smartphone secara keseluruhan lebih tinggi," kata Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst di IDC Indonesia
Q2 2022 Akan Lebih Rendah daripada Q2 2021
Terdapat pasokan ketat untuk smartphone di kisaran USD 200 dan harga yang lebih rendah karena keterbatasan pasokan chipset 4G kelas bawah. Ini menyebabkan penurunan 22 persen secara tahunan di segmen pasar tersebut.
Penurunan secara tahunan yang tinggi juga disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah pendorong pertumbuhan yang disebabkan oleh pandemi mereda. Oleh karena itu, IDC memperkirakan pengapalan smartphone pada Q2 2022 akan lebih rendah daripada pengapalan pada Q2 2021.
Pengapalan smartphone diperkirakan akan tetap datar sepanjang tahun 2022, dibandingkan dengan pengapalan tahun 2021.
(Dam/Tin)
Advertisement