Liputan6.com, Surabaya Varian Omicron yang 'beranak pinak' memunculkan pertanyaan, apakah Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia mampu melawan varian baru tersebut?
Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih Unair Fedik Abdul Rantam menjelaskan, Vaksin Merah Putih yang saat ini memasuki uji klinik fase 3 diyakini tetap ampuh melawan subvarian Omicron. Terlebih, penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 masih mengancam Indonesia.
Advertisement
"Jadi, vaksin ini punya empat macam protein imunogenik, tidak hanya satu macam protein seperti vaksin yang lain. Pada protein tersebut mempunyai sifat netralisasi yang biasa teramati saat dilakukan uji reaktivitas," jelas Fedik saat acara Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih di Aula FK Kampus A Unair, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 27 Juni 2022.
"Ingat, virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 kemungkinan bisa menjadi 3.084 varian, banyak sekali pastinya. Oleh karena itu, menurut kami, vaksin tersebut mempunyai sifat imunogenitas yang tinggi karena ada empat macam protein tadi yang berdasarkan uji reaktivitas."
Selanjutnya, dari hasil uji in vivo -- pengujian pada makhluk hidup (hewan) -- diketahui Vaksin Merah Putih Unair-Biotis mempunyai netralisasi tinggi tatkala dilakukan pengujian terhadap beberapa varian Virus Corona, termasuk Omicron.
"Memang adanya mutasi ini menjadi tantangan kami dalam mengevaluasi seed (bibit) dari vaksin tersebut. Tetapi seperti apa yang kita harapkan, kemampuan netralisasinya tetap berada di atas 80 persen," terang Fedik.
"Virus Sars-CoV-2 mempunyai reseptor beberapa macam ketika menginfeksi saraf. Ada juga membran protein dari vaksin yang kami kembangkan punya kemampuan netralisasi."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Punya Kemampuan Netralisasi yang Baik
Fedik Abdul Rantam menambahkan, Vaksin Merah Putih Unair-Biotis yang berkategori inactivated virus mempunyai kemampuan sangat baik dalam hal netralisasi varian Virus Corona. Walau begitu, tim peneliti harus mencari ketika kondisi virus Sars-CoV-2 stabil.
"Vaksin ini terbilang punya kemampuan baik. Ya, memang dalam produksinya memerlukan dana yang luar biasa dan perlu waktu karena harus mencari di mana virus tersebut stabil secara genetik dan proteinnya," tambahnya.
"Itulah sebenarnya, mengapa vaksin dari inactivated virus ini merupakan karya anak bangsa yang luar biasa dan kemampuan netralisir yang baik yang baik."
Vaksin Merah Putih Unair-Biotis saat ini masuk uji klinik fase 3. Mekanisme uji klinik ini subjek yang telah diverifikasi datang untuk diperiksa dahulu. Kemudian diinjeksi dengan vaksin.
"Lalu akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Jika lolos pada hari yang sama diberikan injeksi pertama ya tentunya sesudah kami mendapat persetujuan yang bersangkutan," kata Peneliti Utama Uji Klinik Vaksin Merah Putih Unair-Biotis, Dominicus Husada.
"Subjek akan datang dan diberikan injeksi kedua. Mereka akan datang sebulan lagi untuk injeksi kedua. Setelah itu akan datang lagi sebulan untuk pengamatan injeksinya."
Advertisement
Gunakan Virus Sars-CoV-2 dari Pasien di Surabaya
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 dengan platform inactivated virus, hasil kerja sama UNAIR dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Vaksin ini merupakan karya murni dari peneliti dan industri farmasi di Indonesia yang dikembangkan dari hulu atau awal tahapan pengembangan vaksin baru dengan menggunakan Virus SARS-CoV-2 yang diisolasi dari pasien COVID-19 di Surabaya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia Penny K. Lukito menyampaikan apresiasi terhadap langkah yang dilakukan oleh Unair dan PT Biotis serta Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo di Surabaya sebagai center pelaksanaan uji klinik.
“Ini merupakan salah satu contoh implementasi kolaborasi triplehelix. Di mana akademisi (UNAIR) mengembangkan vaksin, pelaku usaha (PT Biotis) melakukan produksi skala masal, dan pemerintah (antara lain BPON dan Kementerian Kesehatan) mendukung pengembangan vaksin ini melalui pendampingan selama proses pengembangannya," ujarnya.
BPOM Kawal Pengembangan Vaksin Merah Putih
Uji klinik fase 3 direncanakan akan merekrut sebanyak 4.005 subjek uji dan akan dilaksanakan di center uji klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo, Surabaya dan 3 satellite sites, yaitu Rumah Sakit Unair, Surabaya, RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, dan Rumah Sakit Paru, Jember.
Dalam tahap ini, uji klinik tidak akan menggunakan plasebo sebagai pembanding. Vaksin uji akan dibandingkan dengan Vaksin CoronaVac, yang telah mendapatkan EUA dari Badan POM dan masuk dalam Emergency Use Listing (EUL) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta mempunyai platform yang sama dengan Vaksin Merah Putih, yaitu inactivated virus.
Sebelumnya uji klinik fase 1 telah dimulai pada 8 Februari 2022 dan uji klinik fase 2 pada 28 Maret 2022. Saat ini, vaksin sedang dalam tahap pengamatan/follow up setelah suntikan kedua.
“Badan POM telah mengawal pengembangan Vaksin Merah Putih Unair ini sejak awal dengan memberikan asistensi melalui pertemuan yang dilakukan secara daring maupun luring. Asistensi ini diberikan kepada peneliti, dimulai dari pelaksanaan uji non-klinik pada hewan, dilanjutkan uji klinik pada manusia mulai dari fase 1, 2, dan tentunya fase 3 yang saat ini sedang dilaksanakan," tutur Penny K. Lukito.
"Badan POM juga memberikan asistensi pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada PT Biotis untuk persiapan produksi vaksin secara masal."
Advertisement