Kampanye Pelestarian Hutan di Jepang Terinspirasi Film Animasi Studio Ghibli

Film animasi Studio Ghibli, My Neighbor Totoro, baru-baru ini membantu memicu kampanye pelestarian hutan di Tokorozawa, Jepang.

oleh Henry diperbarui 29 Jun 2022, 19:02 WIB
Rumah Totoro. (dok. YouTube Studio Lindsay/https://youtu.be/hsavF6PXv30/Natalia Adinda)

Liputan6.com, Jakarta - Beragam cara dilakukan banyak pihak, termasuk perusahaan animasi Jepang Studio Ghibli, untuk melestarikan lingkungan. Studio Ghibli dikenal di seluruh seluruh dunia karena memproduksi beberapa film animasi terkenal, dari Spirited Away yang pernah memenangkan Piala Oscar, hingga Howl’s Moving Castle.

My Neighbor Totoro, yang juga salah satu film terkenal dari studio animasi tersebut, baru-baru ini membantu memicu kampanye pelestarian hutan di Tokorozawa, Jepang. Kampanye crowdfunding ini dimaksudkan untuk membantu melindungi hutan seluas sembilan hektare yang digunakan pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, sebagai inspirasi saat ia menciptakan My Neighbor Totoro.

Dilansir dari Japan Today, Minggu, 26 Juni 2022, hutan yang merupakan rumah bagi tujuh ribu pohon ek itu berlokasi sekitar 30 kilometer barat laut Tokyo. Saat ini, tujuan pemerintah kota Tokorozawa adalah mengumpulkan 2,6 miliar yen atau sekitar Rp28 miliar untuk membeli bagian dari hutan yang dikenal sebagai "Hutan Totoro."

Setelah dibeli, pemerintah setempat akan mengubah tanah itu jadi cagar alam untuk dinikmati penduduk dan pengunjung lain. Studio Ghibli juga telah berjanji membantu kota tersebut dengan kampanyenya melalui insentif penawaran pada para donatur berupa cetakan poster spesial dari Totoro jika mereka menyumbang setidaknya 25 ribu yen atau sekitar Rp2,7 juta.

Menurut pejabat setempat, pihak pemerintah kota tidak mengharapkan kampanye dari Studio Ghibli tersebut untuk dapat langsung menutupi keseluruhan dana yang diperlukan. Tapi, mereka masih berharap bahwa itu akan mendapatkan perhatian, serta antusiasme masyarakat untuk melestarikan lingkungan.

Di Hutan Totoro, pengunjung dapat bertemu dengan salah satu karakter ciptaan Studio Ghibli, Totoro. Kawasan hutan ini dipenuhi berbagai macam titik pendakian, danau yang indah, dan hamparan kebun teh yang luas.

Area hutan ini dilindungi secara langsung oleh Yayasan Totoro no Furusato. Hayao Miyazaki adalah salah satu pendonor paling pertama untuk pelestarian kawasan ini.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Berusia 100 Tahun Lebih

Film My Neighbor Totoro. (dok. Instagram @totoroghibliworld/https://www.instagram.com/p/CTlxvSZrf1R/?igshid=YmMyMTA2M2Y=/Natalia Adinda)

Menariknya, pengunjung juga bisa mengambil gambar Totoro secara langsung di Rumah Kurosuke yang sudah berusia lebih dari 100 tahun. Namun, jarak dari hutannya cukup jauh.

Selain, bisa juga mampir di toko suvenir yang berada tidak jauh dari Rumah Kurosuke. Rumah ini memang tidak memungut biaya untuk kalian yang ingin mengunjunginya, tapi mereka menerima donasi untuk membantu merawat bangunan tersebut.

Rumah yang berlokasi di Aichi Commemorative Park, Nagakute, Jepang ini dibangun pada 2005. Rumah tersebut dibangun sebagai bagian dari festival World Fair 2005 yang diselenggarakan Studio Ghibli

Film My Neighbor Totoro yang dirilis pada 1988 menceritakan tentang dua gadis muda, Satsuki dan Mei, yang pindah ke pedesaan bersama ayah mereka untuk lebih dekat dengan ibu mereka yang dirawat di rumah sakit. Setelah tiba, kedua gadis itu menjelajah ke hutan dan menemukan bahwa tempat itu dipenuhi makhluk ajaib dan menakjubkan, termasuk makhluk roh yang disebut Totoro.

Tak lama setelah itu, kakak adik itu berteman dengan Totoro. Ia dan makhluk-makhluk lainnya membawa gadis-gadis itu ke sejumlah petualangan yang berbeda.


Mirip dengan Filmnya

Potret Hutan Totoro di Jepang. (dok. Instagram @_hollysmith/https://www.instagram.com p/Bhri3abhV2J/zigshid=YmMyMTA2M2Y=/ Natalia Adinda)  

My Neighbor Totoro ditulis dan disutradarai Hayao Miyazaki, dan diproduseri Yasuyoshi Tokuma. Pada tahun 2005, film ini dirilis ulang dalam bahasa Inggris dan menampilkan Elle dan Dakota Fanning masing-masing sebagai Mei dan Satsuki. Tim Daly dan Lea Salonga mengisi suara karakter orangtua Mei dan Satsuksi, sementara Frank Welker mengambil alih suara Totoro.

Yang menarik lagi, rumah Mei dan Satsuki yang berlokasi di tengah hutan danggap unik dan menarik oleh banyak orang. Jadi tak heran rumah tersebut menginspirasi banyak arsitek untuk membuatnya. Goro Miyazaki, anak dari kreator My Neighbour Totoro sempat membuat rumah ini mirip dengan yang ada di film untuk pameran yang telah disebut di atas.

Rumah yang pernah dipamerkan selama 185 hari itu benar-benar mirip dengan aslinya, bahkan ukurannya pun sama persis. Rumah Mei dan Satsuki ini bergaya tahun 50-an yang sederhana, dengan kayu mendominasi sebagai material utamanya.


Jadi Tempat Wisata

Potret Hutan Totoro. (dok. Instagram @_hollysmith/https://www.instagram.com p/Bhri3abhV2J/zigshid=YmMyMTA2M2Y=/ Natalia Adinda)

Meski rumah ini diambil dari film My Neighbour Totoro dan Totoro adalah maskot utama dari film tersebut, jangan berharap Anda bisa bertemu dengan replika tokoh tersebut.

Tak ada satu pun replika Totoro di rumah ini. Hal ini dikarenakan masalah hak cipta yang membuat si pemilik rumah tak bisa sembarangan meletakan patung atau sekadar boneka Totoro di sekitar rumah. Setelah World Fair 2005 selesai, rumah ini sempat ditutup untuk umum dengan alasan renovasi demi memperbaiki kerusakan kecil dan pembersihan.

Namun, setahun kemudian rumah ini kembali dibuka sebagai tempat wisata. Setiap wisatawan yang datang bebas melihat seisi rumah. Tapi untuk mengambil foto, banyak aturan yang harus diikuti. Tidak semua lokasi bisa difoto, namun Anda bisa memasuki dan melihat secara detail.

Jika penasaran bagaimana rasanya memompa air seperti di tahun 50-an, Anda bisa merasakannya di rumah tersebut. Setiap keran dan pompa air di sini tetap bekerja sebagaimana mestinya. Tapi, hanya pompa di halaman saja yang boleh digunakan oleh pengunjung.

Entah sengaja atau tidak, kayu pada rumah ini juga terlihat kusam seolah seperti rumah lama. Rumah ini seolah terlihat rapuh karena penyangganya yang keropos dan cat yang mengelupas. Tapi aslinya tidak rapuh karena hanya memainkan warna dan teknik pengecatan, sehingga terlihat rapuh dan kuno. (Natalia Adinda)

Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya