Liputan6.com, Jakarta - Tesla PHK karyawan. Setidaknya, ada hampir 200 karyawan yang terdampak pemutusan kontrak ini. Mereka yang diputus hubungan kerja adalah karyawan yang bertugas melabel data untuk membantu melatih sistem autopilot AI perusahaan.
PHK ini pertama dilaporkan oleh Bloomberg dan dikonfirmasi oleh TechCrunch. Ini merupakan PHK terbaru yang dilakukan di Tesla setelah sang CEO, Elon Musk, bilang ke eksekutif perusahaan bahwa perusahaan perlu mengurangi sekitar 10 persen karyawannya.
Advertisement
Mengutip The Verge, Rabu (29/6/2022), karyawan yang di-PHK ini paling banyak bekerja di kantor Tesla yang ada di San Mateo, California, AS. Di sana, karyawan bertugas mengembangkan fitur pemandu pengemudi Autopilot.
Kebanyakan karyawan yang terdampak PHK ini adalah mereka yang bekerja dengan sistem pengupahan per jam dan tugasnya melabeli data pelatihan AI.
Pekerjaan seperti ini cukup penting bagi pengembangan sistem AI, namun kerapkali mempekerjakan orang-orang dengan keahlian rendah, dengan bayaran yang juga rendah.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan beralih ke pegawai yang dibayar murah di negara-negara berkembang untuk menjalankan pekerjaan ini.
TechCrunch melaporkan, kantor Tesla di San Mateo sebenarnya memiliki 276 karyawan. Sebanyak 195 karyawan sudah diputus kontraknya. Mereka adalah pelabel data, analis, dan supervisornya. Kini tersisa 81 karyawan yang akan direlokasi ke kantor lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elon Musk Sebut Tesla Kelebihan Karyawan
Sekadar informasi, akhir 2021, Tesla memiliki 99.290 karyawan di seluruh dunia. Pada awal bulan ini, Elon Musk bilang dirinya memiliki perasaan buruk mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat. Ia juga menyebut Tesla "kelebihan karyawan", merujuk pada perlunya pengurangan pegawai.
Sebenarnya, Elon Musk sebelumnya menyebut PHK berdampak pada karyawan-karyawan dengan gaji bulanan, namun PHK yang terjadi pada karyawan di kantor San Mateo mengindikasikan bahwa Tesla juga memangkas pegawai yang dibayar per jam.
Metode tesla mengurangi karyawan ini kerap dianggap penuh kontroversi. Sebelumnya, dua mantan karyawan Tesla menggugat perusahaan, mengklaim bahwa Tesla melanggar aturan federal karena tidak memberikan pemberitahuan minimal 60 hari sebelum memutus kontrak karyawannya di fasilitas produksi besarnya di Nevada.
Dalam laporan TechCrunch tentang PHK karyawan di kantor San Mateo, para pekerja dihentikan pekerjaannya berdasarkan kinerjanya. Itu artinya, Tesla tidak diwajibkan memberikan pemberitahuan atas pemecatan yang dilakukannya.
Advertisement
Elon Musk Sudah Bilang Mau PHK Karyawan Tesla
Sebelumnya, nilai saham Tesla melemah lebih dari 9 persen pada penutupan perdagangan Jumat, 3 Juni 2022. Koreksi saham Tesla ini seiring berita CEO Tesla Elon Musk berencana membekukan perekrutan dan terapkan 10 persen PHK di Tesla dan usaha energi terbarukan.
Saham Tesla turun 9,22 persen ke posisi USD 703,55 atau sekitar Rp 10,1 juta (asumsi kurs Rp 14.438 per dolar AS) pada Jumat pekan ini.
Melalui email yang dikirim Elon Musk kepada eksekutif Tesla pada Kamis malam, 2 Juni 2022 yang dilaporkan Reuters menyebutkan Musk memiliki "perasaan yang sangat buruk” tentang ekonomi dan menyerukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Laporan tersebut mengikuti berita Musk mengharuskan semua karyawan Tesla dan SpaceX untuk berhenti bekerja dari jarak jauh dan melapor di lokasi ke kantor utama selama minimal 40 jam seminggu.
Menurut pengajuan keuangan tahunannya, Tesla dan anak perusahaannya mempekerjakan 99.290 orang di seluruh dunia pada akhir 2021. Saham Tesla telah turun lebih dari 25 persen pada 2022 di tengah aksi jual yang lebih luas di teknologi.
Kekurangan Suku Cadang
Seperti pembuat mobil lainnya, Tesla telah mengatasi kekurangan suku cadang dan masalah rantai pasokan yang diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung dan invasi Rusia ke Ukraina.
Namun, Tesla juga berusaha pulih dari dampak penguncian COVID-19 yang ketat di Shanghai, tempat pabriknya di China yang signifikan menghambat produksi kendaraannya.
Pada Jumat pekan ini, riset Cowen memangkas perkiraan pengiriman kuartal II untuk Tesla dengan mempertimbangkan dampak China. Pengiriman adalah perkiraan terdekat dengan angka penjualan yang dilaporkan oleh perusahaan.
(Tin/Isk)
Advertisement