Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana akan melakukan uji coba pembatasan penggunaan BBM Pertamina dan Solar bersubsidi di sejumlah wilayah. Pembatasan dilakukan dengan menggunakan aplikasi MyPertamina yang rencananya akan berlaku per 1 Juli 2022 mendatang.
Meski pembelian dilakukan menggunakan aplikasi, namun saat pembayaran, konsumen bisa melakukan pembayaran menggunakan e-wallet maupun uang tunai.
Advertisement
"Pembayaran tetap bisa menggunakan tunai dan non tunai," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (29/6).
Irto memastikan penggunaan aplikasi MyPertamina tidak akan menimbulkan antrean panjang di SPBU. Sebab prosesnya transaksi menggunakan aplikasi tidak terlalu lama.
"Prosesnya tidak terlalu lama, diharapkan tidak menyebabkan antrean panjang," kata dia.
Uji coba awal beli Pertalite pakai MyPertamina akan dilakukan di beberapa kota maupun kabupaten yang tersebar di lima provinsi. Lima provinsi tersebut antara lain Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Dari kelima provinsi tersebut uji coba dilakukan di 11 kota. Di Sumatera Barat ada Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Padang, Kabupaten Tanah Datar. Di Kalimantan aka diujicobakan di Kota Banjarmasin.
Di Jawa Barat akan dilakukan di Kota Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Sukabumi. Lalu ada Kota Manado mewakili Sulawesi Utara dan Kota Yogyakarta mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendaftaran
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan masyarakat yang merasa berhak menggunakan Pertalite dan Solar dapat mendaftarkan datanya melalui laman https://subsiditepat.mypertamina.id/ . Setelah melakukan pendaftaran nanti akan dilakukan verifikasi terkait kendaraan dan identitas sebagai pengguna yang terdaftar.
Sistem MyPertamina akan membantu perseroan dalam melakukan pencocokan data pengguna yang akan membeli BBM bersubsidi Pertalite dan Solar.
Alfian meminta masyarakat untuk tidak khawatir apabila tidak memiliki aplikasi MyPertamina. Pengguna yang sudah melakukan pendaftaran kendaraan dan identitasnya kemudian akan mendapatkan notifikasi melalui email yang didaftarkan.
"Pengguna terdaftar akan mendapatkan kode QR khusus yang menunjukkan bahwa data mereka telah cocok dan dapat membeli Pertalite dan Solar," jelas Alfian.
Pertamina menjamin jika seluruh data sudah cocok, maka konsumen dapat melakukan transaksi di SPBU dan seluruh transaksinya akan tercatat secara digital.
"Inilah yang kami harapkan, Pertamina dapat mengenali siapa saja konsumen Pertalite dan Solar, sehingga bisa menjadi acuan dalam membuat program ataupun kebijakan terkait subsidi energi bersama pemerintah sekaligus melindungi masyarakat yang saat ini berhak menikmati bahan bakar bersubsidi," jelas Alfian.
Saat ini, Pertamina Patra Niaga terus memperkuat infrastruktur serta sistem untuk mendukung program penyaluran Pertalite dan Solar secara tepat sasaran.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Tak Cuma Pertalite, Beli LPG Subsidi Bakal Pakai MyPertamina
PT Pertamina (Persero) berencana akan menerapkan kebijakan penggunaan MyPertamina pada pembelian Liquid Petroleum Gas (LPG) kedepannya. Hal ini sama dengan yang akan diberlakukan pada pembelian Solar dan Pertalite per 1 Juli 2022.
Direktur Pemasaran Regional PT pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo mengatakan, sistem yang sama akan diterapkan dalam pembelian LPG tersebut kedepannya. Ia mengaku, terkait skema ini telah lebih dulu dilakukan uji coba oleh Pertamina.
Dalam uji coba yang dimaksudnya itu, basis data yang digunakan adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dimiliki pemerintah. Setidaknya, ada 6 tahap uji coba yang tengah dilakukan oleh Pertamina.
Kendati begitu, terkait keputusannya, ia akan mengembalikan kepada pemerintah. Apakah akan tetap mengacu pada data DTKS atau menerapkan sistem register melalui MyPertamina.
“Tapi saya kemablikan kepada ppemerintah, apakah pemerintah akan tetap menggunakan data DTKS atau pemerintah akan menggunakan skema seperti BBM yang me-register, masyarakat di-register. Nanti kita sebagai badan usaha menyesuaikan,” terangnya.
Untuk diketahui, pemerintah akan memulai uji coba pembelian BBM jenis Solar dan Pertalite dengan didata oleh MyPertamina. Artinya, calon pembeli perlu lebih dulu mendaftarkan data diri dan data kendaraannya ke situs MyPertamina.
Setelah itu, data tersebut akan diverifikasi oleh instansi terkait. Jika disetujui, calon penerima akan mendapatkan QR Code sebagai bukti kelayakan pembelian bahan bakar bersubsidi baik Solar maupun Pertalite.
Tahapan Uji Coba
Mengacu pada bahan paparan Ega, ada 6 tahapan uji coba mengenai penggunaan MyPertamina dalam pembelian LPG subsidi. Diketahui, LPG subsidi ini merupakan LPG berukuran 3 kilogram. Ia mengaku, uji coba telah selesai hingga tahap 3.
Rinciannya, Tahap 1 melibatkan 5 kota/kabupaten, 86 pangkalan, 18.828 KPM, dengan waktu uji coba pekan ke-2 Maret sampai pekan ke-2 April, Rekrut KPM DTKS 9.237 KPM, tambahan penerima uji coba 0, rekrut pangkalan 100 persen, rekrut KPM DTKS 49 persen, transaksi evoucher 1 sebesar 100 persen, transaksi evoucher 2 sebesar 100 persen.
Tahap 2 melibatkan 5 kota/kabupaten, 116 pangkalan, 12.999 KPM, waktu uji coba pekan ke-4 Maret – pekan ke-3 April, Rekrut KPM DTKS 6.749 KPM, tambahan penerima uji coba 2.210 penerima, rekrut pangkalan 100 persen, rekrut KPM DTKS 52 persen, transaksi evoucher 1 sebesar 100 persen, transaksi evoucher 2 sebesar 100 persen.
Tahap 3 melibatkan 8 kota/kabupaten, 146 pangkalan, 16.627 KPM, waktu uji coba pekan ke-2 Mei – pekan ke-2 Juni, Rekrut KPM DTKS 12.309 KPM, tambahan penerima uji coba 7.777, rekrut pangkalan 100 persen, rekrut KPN DTKS 74 persen, transaksi evoucher 1 sebanyak 99 persen, transaksi evoucher 2 sebanyak 98 persen.
Advertisement