Indonesia Bakal Kembangkan Baterai Mobil Listrik yang Bisa Didaur Ulang

Saat ini usia normal baterai mobil listrik di kisaran 7-8 tahun. Setelah itu baterai mobil listrik bisa digunakan sektor lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2022, 22:45 WIB
Mengisi baterai mobil listrik (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Dalam rencananya, Indonesia kan mengembangkan baterai kendaraan listrik yang bisa didaur ulang. Tujuan dari teknologi ini adalah agar Indonesia tidak terus menggali nikel sehingga tidak menguras habis cadangan yang ada.

"Kalau kita hanya gali nikel dan produksi tanpa daur ulang ini tidak bagus," kata Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho di Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Saat ini usia normal baterai mobil listrik di kisaran 7-8 tahun. Setelah itu baterai mobil listrik bisa digunakan sektor energi baru terbarukan (EBT). Kemudian bila sudah tidak digunakan, baterai akan diolah lagi untuk diambil komponen-komponen utamanya.

"Setelah dia masuk recycle ini bisa diambil lagi komponen utamanya. Jadi tidak harus gali nikel kita, ini jadi sustain, end to end," kata Toto.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Arsyad Rasyid. Dia menilai sudah seharusnya Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan. Tujuannya untuk menciptakan karbon netral pada tahun 2060 mendatang.

"Recycle ini kan bukan aki dan oli, tapi banyak komponen yang digunakan seperti lithium, mangan dan lain-lain. Di sini kita harus bangun usaha yang berkelanjutan," katanya.

Untuk menciptakan ekosistem tersebut pun tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus bergotong-royong dengan semua pihak. Dalam konteks ini pelibatan UMKM dan industri kecil menengah (IKM) juga sangat penting dalam rantai ekosistem yang dibangun.

"Kita harus fokus juga dengan UMKM untuk bangun mereka menuju ke sana," kata dia.

Pelibatannya tak hanya lewat rantai produksi kendaraan elektrik. Melainkan lewat ekosistem penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU). Dalam hal ini UMKM dari berbagai sektor bisa dilibatkan untuk mewujudkan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

"Ini satu bagian, membangun kesadaran, SDM dan skillnya," kata dia mengakhiri.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kendaraan Listrik Berpeluang Kuasai 50 Persen Penjualan Mobil Dunia pada 2035

Stasiun pengisian baterai mobil listrik (Foto:Autonews)

Penjualan kendaraan listrik dapat mencapai hingga 33 persen secara global pada 2028. Kemudian, pada 2035, bisa mengambil 54 persen karena permintaan yang meningkat di sebagian besar pasar utama. Demikian dinyatakan oleh konsultan AlixPartners, Kamis (23/6/2022).

Disitat dari Reuters, penjualan kendaraan listrik menyumbang kurang dari 8 persen dari total secara global pada 2021. Sedangkan hingga kuartal pertama 2022, hanya berkontribusi di bawah 10 persen.

Sementara itu, untuk mendukung permintaan tersebut, pembuat dan pemasok berharap untuk berinvestasi setidaknya US$526 miliar untuk kendaraan listrik dan baterai dari 2022 hingga 2026, tulis perusahaan dalam pengarahan global Automotive Outlook tahunannya.

Menurut Mark Wakefield, salah satu pemimpin praktik otomotif perusahaan, industri sendiri masih menghadapi tantangan ekonomi dan rantai pasokan selama transisi dari kendaraan dengan mesin pembakaran internal (ICE) ke listrik.

"Transisi akan membutuhkan perubahan drastis di model operasi, bukan hanya pabrik dan manusia, tetapi seluruh cara kerja," katanya.

Beberapa perusahaan otomotif akan mendapatkan manfaat dari memisahkan bisnis kendaraan konvensional dan listriknya.

Bahan baku untuk kendaraan listrik juga memiliki harga lebih dari dua kali lipat dibanding konvensional, menurut data Mei 2022.

 


Transisi

Teknologi fast charging pada mobil listrik DFSK Glory E3 dipamerkan dalam GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Glory DFSK E3 hanya perlu waktu 30 menit untuk mencapai 80 persen daya baterai. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Transisi dari kendaraan konvensional menuju listrik akan membebani pembuat mobil dan pemasok secara kumulatif sebesar US$70 miliar pada 2030, menurut Elmar Kades, salah satu pemimpin praktik otomotif, sembari mengatakan hal itu termasuk kebangkrutan dan restrukturisasi.

AlixPartners melihat kendala pasokan berlanjut hingga 2024, dan memperkirakan total penjualan kendaraan global turun menjadi 79 juta unit tahun ini, sebelum naik menjadi 95 juta unit pada 2024.

Di Amerika Serikat, total penjualan kendaraan diperkirakan akan meningkat menjadi 16 juta unit pada 2023 dan mencapai puncaknya sebesar 17,5 juta unit pada t2024 sebelum mulai menurun pada 2025-2026.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya