Tips Psikolog agar Anak Terhindar dari Pelecehan Seksual

Psikolog mengatakan bahwa pendidikan seksual pada anak harus dilakukan sejak anak bayi. Hal ini bisa menjadi bekal terhindar dari pelecehan seksual.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2022, 13:00 WIB
ilustrasi ibu dan anak/Photo by Kenny Krosky on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Guna mencegah terhindar dari pelecehan seksual, psikolog Anna Surti Ariani mengatakan bahwa pendidikan seksual pada anak harus dilakukan sejak anak bayi. Dimulai dari menyampaikan anggota tubuh dengan benar.

"Pendidikan seksualitas pada anak memang harus dimulai dari usia dini. Dimulai dari usia 0-2 tahun. Kita sebagai orang tua harus menyampaikan dengan benar anggota- anggota tubuh anak sesuai dengan nama aslinya dan tidak memakai nama- nama kiasan," kata Anna dalam acara daring bersama Tokopedia.

Dengan memberitahu nama asli dari anggota tubuh, anak nantinya dapat dengan mudah memberikan laporan kepada orang tua jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Setelah di atas dua tahun, ajarkan anak untuk bisa menghargai tubuhnya sendiri dimulai dari hal sederhana membiasakan anak mengganti baju di tempat yang tertutup.

"Ini sering terjadi nih di tempat liburan, misalnya lagi di pantai terus mau mandi. Anaknya disuruh buka baju di tempat umum, terus akhirnya dilihat semua orang saat mandi. Ini bisa membuat anak tidak biasa untuk menghargai tubuhnya."

"Jadi ajari anak untuk menghargai tubuhnya dan salah satu caranya membiasakan diri ganti baju di tempat tertutup," ujar wanita yang juga Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah Jakarta itu mengutip Antara.

 


Ajarkan Anak Mana Sentuhan Baik dan Buruk

Ilustrasi orangtua berdiskusi dengan anak (copyright shutterstock)

Selain itu, anak juga wajib diajarkan mengenai pemahaman sentuhan yang baik dan buruk. Berikan pemahaman kepada anak bahwa hanya orang tua atau pengasuh yang boleh memegang atau menyentuhnya itu pun hanya dalam kondisi pengasuh sedang meladeni anak.

"Ajarkan anak juga untuk berani memberitahukan hal- hal yang tidak nyaman kepada orang tuanya. Orangtua pun harus membiasakan diri menerima laporan anaknya dan harus bisa menyamankan bagi anaknya," katanya.

Orangtua bisa menggunakan metode roleplay atau bermain peran sehingga anak mengerti dengan lebih mudah mengambil keputusan jika ada kondisi- kondisi yang tidak menguntungkan. Misalnya orangtua bisa mengajak anak berperan jika tiba- tiba ada orang asing yang memegang badan anak maka anak harus melaporkan ke orang tua atau segera mencari pertolongan ke orang lain.

Anak bisa lebih memiliki proteksi diri dan mempunyai bekal untuk terhindar dari pelecehan seksual.

Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya