Liputan6.com, Kolombo - Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Akibatnya, pemerintah setempat menangguhkan penjualan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan yang tidak penting.
Dilansir laman BBC News, ditulis Kamis (30/6/2022), kebijakan pelarangan pengisian bahan bakar ini akan berlangsung dua pekan, hingga 10 Juli 2022.
Advertisement
Sementara itu, untuk jenis kendaraan yang diizinkan untuk bisa mengisi BBM adalah bus, kereta api, dan kendaraan yang digunakan untuk layanan medis, transportasi, serta makanan.
Sekolah-sekolah di daerah perkotaan telah ditutup dan para pejabat telah mengatakan kepada 22 juta penduduk negara itu untuk bekerja dari rumah, untuk mengurangi konsumsi bahan bakar.
Negara Asia Selatan itu dalam pembicaraan mengenai kesepakatan bailout karena berjuang untuk membayar impor seperti bahan bakar dan makanan.
Bandula Gunewardena, juru bicara kabinet Sri Lanka, mengatakan bahwa tidak pernah menghadapi krisis ekonomi yang begitu parah dalam sejarah negara tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Amankan pasokan
Negara yang kekurangan uang itu juga telah mengirim pejabat ke produsen energi utama Rusia dan Qatar dalam upaya untuk mengamankan pasokan minyak murah.
Ekonomi Sri Lanka telah terpukul keras oleh pandemi, kenaikan harga energi, dan pemotongan pajak populis.
Tanpa mata uang asing yang cukup untuk membayar impor barang-barang penting, kekurangan akut makanan, bahan bakar dan obat-obatan telah membantu mendorong biaya hidup ke rekor tertinggi.
Advertisement