Gerah Ada Lockdown Covid-19, Miliarder Video Game China Ingin Hengkang ke Negara Lain

Di tengah ketatnya pembatasan Covid-19, miliarder video game di China mengungkapkan berencana untuk pindah ke luar negeri.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Jun 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi miliarder. Sejumlah besar orang kaya di China mempertimbangkan migrasi di tengah pembatasan Covid-19 di negara itu. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri perusahaan video game terbesar di China, XD, yakni Huang Yimeng mengungkapkan akan pindah bersama keluarganya ke luar negeri tahun depan.

Rencana pindahnya sang miliarder datang menyusul sejumlah besar orang kaya di China yang mempertimbangkan migrasi di tengah pembatasan Covid-19 di negara itu. 

Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (30/6/2022) Huang mengatakan dalam sebuah memo internal yang dilihat oleh karyawan XD bahwa pemindahan tersebut akan dilakukan setelah liburan musim panas berikutnya.

Namun, Huang tidak mengungkapkan negara tujuan untuk tempat tinggal barunya nanti,

Pihak XD mengkonfirmasi keaslian memo tersebut dan mengatakan Huang tidak berencana untuk melepaskan kewarganegaraan China-nya. 

Keputusan Huang untuk pindah bersama keluarganya datang setelah Shanghai baru-baru ini mencabut lockdown Covid-19 yang berlangsung selama dua bulan sejak 1 April 2022.

 

 

"Dalam situasi ideal, kebijakan pencegahan Covid-19 China akan dilonggarkan dalam setahun, hubungan internasional akan kurang tegang dan lebih terbuka, dan kita semua dapat sering bepergian untuk tujuan pribadi dan pekerjaan," tulisnya dalam memo internal.

Saham XD ditutup turun 15,5 persen menjadi USD 2,71 pada Selasa (28/6).

Huang tidak menyebut lockdown Covid-19 di Shanghai sebagai alasan di balik rencana relokasinya, namun sebuah tangkapan layar memo Huang yang beredar di media sosial China telah menarik diskusi tentang meningkatnya jumlah keluarga kelas menengah yang ingin meninggalkan negara itu.

Banyak yang mengutip kekhawatiran atas lockdown berkepanjangan dan aturan tes Covid-19 massal yang berulang.

Keputusan Huang juga muncul saat perusahaannya mempercepat ekspansi ke luar negeri di tengah meningkatnya persaingan dan peraturan yang diperketat di dalam negeri.

 


Aktif di Media Sosial

Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern

Sebagai salah satu dari sedikit eksekutif teknologi China yang aktif di platform Twitter, Huang Yimeng kerap menulis blog hampir setiap hari tentang kehidupannya sejak dimulainya lockdown, yang memaksa sebagian besar penduduk Shanghai tinggal di rumah untuk mengurangi risiko Covid-19.

"Hari ke-15 lockdown. Ini kotak pangsit terakhir yang saya beli sebelum lockdown," demikian unggahan Huang pada 15 April 2022, yang menampilkan foto semangkuk pangsit.

Dalam memonya, Huang pun menjelaskan bahwa dia ingin tinggal di luar China karena menghargai keluarga dan karier secara setara.

"Di masa depan, operasi kami di luar negeri akan menjadi bagian yang lebih besar dari bisnis kami, karena XD pasti akan menjadi perusahaan multinasional yang menjangkau berbagai benua," tulisnya.

Huang Yimeng adalah salah satu pengusaha China paling sukses yang mendapat keuntungan dari usaha video game.

Dia ikut mendirikan XD, operator toko game online TapTap, pada tahun 2009 dan memimpin perusahaan tersebut ke listing publik di Hong Kong satu dekade kemudian.

Huang juga menjadi salah satu miliarder baru termuda di China dengan kekayaan bersih USD 1,2 miliar menurut Forbes.

Sang miliarder saat ini tinggal bersama anak-anaknya di Shanghai, tempat XD bermarkas.


Jualan Pakai Platform Streaming, Taipan Bimbel China Kembali Jadi Miliarder

Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race

Michael Minhong Yu, pendiri perusahaan bimbingan belajar di China, New Oriental Education, kembali memasuki peringkat miliarder dunia.  Namun, kesuksesan miliarder berusia 60 tahun ini tidak hanya berhubungan dengan jasa bimbingan belajarnya.

Dalam upaya menghasilkan pendapatan setelah regulator China tahun lalu memerintahkan semua perusahaan bimbel menjadi nirlaba, Yu menambahkan jasa New Oriental yang mulanya hanya bimbel, kini juga menyediakan platform siaran langsung untuk aktivitas pembelian produk (bisnis e-commerce).

Dikutip dari Forbes, Yu bersama dengan beberapa mantan guru bahasa Inggrisnya, kini memanfaatkan tayangan live streaming untuk berjualan berbagai macam barang seperti makanan hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.

Bagi penonton, tayangan New Oriental Education memiliki satu nilai jual yang unik.

Setelah awal yang lesu, pembawa acara streaming langsung New Oriental sekarang menggabungkan pengajaran bahasa Inggris dengan penjualan barang.

Mulai pekan lalu, para mantan guru bahasa Inggris kerap mengeluarkan papan tulis untuk mengajarkan kosakata kepada pemirsa terkait merchandise yang mereka promosikan.

"Para guru hebat dalam menjual barang!" tulis seorang pengguna di Weibo, platform media sosial China.

"Mereka sangat fasih dan saya bahkan mencatat kata-kata bahasa Inggris baru sambil menonton," ungkap mereka.

Karena jumlah penonton yang melonjak dan penjualan kemudian meningkat, saham New Oriental yang terdaftar di Hong Kong telah melonjak lebih dari 80 persen dari posisi terendah di bulan Mei 2022.

Yu, yang memiliki 11,6 persen saham di perusahaan itu, sekarang mengantongi kekayaan bersih bernilai USD 1,1 miliar atau setara Rp. 16,3 triliun, menurut Real-Time Billionaires List.

Kekayaannya juga termasuk dividen saham dan hasil sebelumnya dari pelepasan saham New Oriental.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya