Liputan6.com, Jakarta - Nama Sunny Tanuwidjaja saat ini tengah menjadi sorotan. Diketahui, Sunny Tanuwidjaja dulu sempat akrab dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Namun kali ini, ia disorot lantaran mengundurkan diri atau keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) demi mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga
Advertisement
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Sunny Tanuwidjaja? Melansir dari berbagai sumber, Sunny memang sempat akrab dengan Ahok.
Lalu, Sunny Tanuwidjaja merupakan salah satu pendiri PSI dan juga menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pembina PSI.
Namun disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Sunny Tanuwidjaja sudah keluar dari PSI sejak satu tahun yang lalu dan posisinya saat ini digantikan oleh Raja Juli Antoni.
Rupanya sebelum itu, Sunny pernah menjadi salah satu peneliti lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta.
Sunny lulus dengan gelar Master Ilmu Politik di Universitas Northern Illinois. Sunny juga tercatat beberapa kali mengomentari dinamika perpolitikan Tanah Air.
Sunny juga pernah bergabung dengan lembaga kajian dan riset opini publik terkait politik yang didirikan Ahok bernama Center for Democracy and Transparency (CDT). Bahkan, ia sempat menjabat sebagai direktur eksekutif CDT.
Di kehidupan pribadinya, Sunny Tanuwidjaja adalah sepupu menantu Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, ayah Franky Wijaya.
Selain itu, Sunny Tanuwidjaja juga ternyata dekat dengan taipan minyak kelapa dan ekspor kayu Peter Sondakh, bos PT Sinar Mas Franky Wijaya, dan bos Lippo Mochtar Riady.
Berikut mengenal singkat sosok Sunny Tanuwidjaja yang saat ini tengah menjadi sorotan publik dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:
Latar Belakang
Sunny Tanuwidjaja merupakan Doktor Ilmu Politik dari Universitas Northern Illionis, Amerika Serikat.
Sunny pernah bergabung dengan lembaga kajian dan riset opini publik terkait politik yang didirikan Ahok bernama Center for Democracy and Transparency (CDT). Bahkan, ia sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif CDT.
Kemudian, Sunny juga merupakan peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta.
Ia sebagai peneliti di Departemen Politik dan Hubungan Internasional di lembaga yang salah satu pendirinya adalah Sofyan Wanandi itu.
Advertisement
Orang Dekat Ahok
Sejak 2010, Sunny pernah menjadi salah satu orang terdekat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kala itu, kedekatan keduanya terjalin saat Ahok yang masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar datang ke Amerika pada 2009 untuk memenuhi undangan salah satu perkumpulan orang Indonesia disana.
Sunny rupanya menjadi salah satu anggota perkumpulan itu dan saat di negeri Paman Sam, Ahok mengakui keinginannya untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sunny pun mendukung penuh keinginan Ahok dan rekan-rekannya di perkumpulan itu hingga Sunny memutuskan kembali ke Indonesia untuk mendampinginya.
Adapun, posisi Sunny di Amerika Serikat (AS) kala itu sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University. Sunny juga tercatat sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).
Sempat Terseret Kasus Reklamasi
Kemudian pada 2016 lalu, Sunny pernah terseret dalam kasus korupsi penyusunan Raperda Reklamasi dengan terdakwa eks anggota DPRD DKI M Sanusi dan mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Ariesman Widjaja.
Sunny diduga sebagai penghubung antara para pengembang yang terlibat dalam reklamasi pantai utara Jakarta dengan Ahok.
Namun, Sunny pun menjawab pertemuan yang dilakukan Ahok tidak hanya dengan pengembang, tetapi juga dengan semua warga.
Selain itu, Sunny pernah juga disebut melakukan komunikasi intens dengan pengembang dan DPRD DKI terkait reklamasi pantai utara Jakarta tetapi membantahnya.
Advertisement
Gabung dengan PSI hingga Akhirnya Keluar
Lalu pada Februari 2018, Sunny Tanuwidjaja terungkap aktif di Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sunny tercatat menjadi salah satu petinggi PSI.
Jabatan Sunny sebagai Sekretaris Dewan Pembina tertera di lembar susunan kepengurusan PSI yang sempat beredar di media sosial.
Grace Natalie, yang dulu menjabat Ketua Umum PSI dan kini jadi Wakil Ketua Dewan Pembina mengakui, Sunny memang menjadi anggota sejak PSI berdiri pada 2014.
Menjelang Pilpres 2024, nama Sunny kembali diperbincangkan di media sosial setelah dikaitkan dengan Anies Baswedan. Grace Natalie mengatakan, Sunny sudah melepas posisinya di partai karena berbeda jalan politik.
"Sunny mundur atas keinginannya sendiri, karena beliau menyadari akan memilih jalan politik yang berbeda dengan PSI," kata Grace Natalie.
Grace kemudian mengungkapkan beda PSI dan Sunny Tanuwidjaja di politik. Sunny disebut jujur ingin membantu Anies Baswedan dan menyadari posisinya sulit jika terus di PSI.
"Dia secara jujur bicara ingin bantu Pak Anies," kata Grace.
"Ya konsekuensi dari berbeda jalan politik itu, beliau mengajukan pengunduran diri sebagai Sekwanbin. Beliau juga sadar posisinya sulit," jelas Grace.
Grace tidak menjelaskan seperti apa konteks Sunny membantu Anies. Dia menduga ada hubungannya terkait 2024, namun Grace enggan menjabarkannya.