Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal Indonesia dinilai cukup bertahan di tengah berbagai sentimen global saat ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga diperkirakan mencapai level 7.600 hingga akhir tahun.
Analis BNI Sekuritas, Maxi Liesyaputra mengatakan, pergerakan IHSG pada semester II 2022 disokong perbaikan kinerja oleh emiten. Seiring dengan tren pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Advertisement
"Kita dari BNI sekuritas target IHSG sekitar 7.300—7.600, kita optimis," kata Maxi kepada awak media di Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Salah satu sektor yang menarik untuk dicermati saat ini adalah pertambangan. Hal itu seiring tren kenaikan harga komoditas khususnya batu bara. Lainnya, yakni sektor konsumer yang dinilai ikut terkerek seiring pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu, untuk sektor yang perlu diwaspadai yakni komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini lantaran harga CPO yang relatif turun karena persediaan yang melimpah.
"Yang diwaspadai mungkin CPO, karena harga sedang turun. Itu karena ada kekhawatiran pasokan yang berlebih dari Malaysia dan Indonesia yang berdampak pada koreksi harga CPO,” ujar dia.
Pada Kamis, 30 Juni 2022, IHSG ditutup minus 33,77 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.911,58. IHSG dibuka pada posisi 6.949 dan menciptakan level tertinggi pada posisi 6.990.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Saham Ini Bakal Jadi Penopang IHSG pada Semester II 2022
Sebelumnya, PT Aldiracita Sekuritas prediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai kisaran 7.200-7.500 hingga akhir 2022. Sejumlah sentimen dalam negeri dan luar negeri bayangi IHSG.
“Target IHSG 7.200-7.500. Kita berada di area yang tidak pasti,” kata Head of Research Aldiracita Sekuritas Agus Pramono dalam Media Gathering Literasi dan Inklusi Keuangan 2022, ditulis Rabu (29/6/2022).
Sentimen yang akan bayangi IHSG pada semester II 2022 salah satunya pertumbuhan earning emiten.Hal ini didukung pemulihan ekonomi.
Meski demikian, Agus menilai, ada sejumlah risiko yang dapat guncang pasar modal antara lain perlambatan ekonomi global dapat sebabkan koreksi harga komoditas. Kemudian perang dagang Amerika Serikat-China, perang Rusia-Ukraina, dan gangguan rantai pasokan akibat tingginya permintaan tapi penjualan rendah.
Dia menuturkan, penopang IHSG mulai dari sektor komoditas, consumer staple, komunikasi dan bank.
Untuk saham pilihan, Agus memilih saham antara lain, Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). “BBTN, JPFA, INCO, PTBA, dan TLKM,” kata Agus.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 30 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada penutupan perdagangan Kamis, (30/6/2022). Sektor saham industri dasar dan transportasi pimpin koreksi.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen ke posisi 6.911,58. Indeks LQ45 turun 0,38 persen ke posisi 991,93. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di zona hijau pBuada awal sesi perdagangan. IHSG bahkan sentuh level tertinggi 6.990,86. Namun, sesi kedua, IHSG berbalik arah ke zona merah dan sentuh posisi terendah 6.897,67.
Sebanyak 374 saham melemah sehingga menekan IHSG. 156 saham menguat dan 153 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.121.609 kali dengan volume perdagangan 20,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.868.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth menguat 1,12 persen dan indeks sektor saham IDXtechno naik 1,07 persen.
Indeks sektor saham IDXbasic melemah 1,71 persen, dan pimpin koreksi. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 1,7 persen, indeks sektor saham IDXenergy merosot 1,08 persen, indeks sektor saham IDXfinance susut 1,06 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,70 persen.
Bursa Saham Asia 30 Juni 2022
Bursa saham Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Kamis, 30 Juni 2022. Sementara itu, bursa saham China menguat. Indeks Shenzhen bertambah lebih dari dua persen pada awal sesi perdagangan. Kemudian indeks acuan itu naik 1,57 persen hingga ditutup di posisi 12.896,2. Indeks Shanghai menanjak 1,1 persen ke posisi 3.398,62.
Indeks Hang Seng melemah 0,57 persen dan indeks Hang Seng teknologi merosot 1,46 persen. Saham SenseTime anjlok 50,5 persen pada perdagangan Kamis pekan ini. Indeks Jepang Nikkei melemah 1,54 persen ke posisi 26.393,04. Indeks Topix tergelincir 1,2 persen ke posisi 1.870,82.
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,97 persen ke posisi 6.568,1. Indeks Korea Selatan Kospi susut 1,91 persen ke posisi 2.332,64. Indeks Kosdaq melemah 2,22 persen ke posisi 745,44. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 1,14 persen.
Indeks dolar AS berada di posisi 104,93 dari posisi sebelumnya di kisaran 104. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 136,33 per dolar AS setelah sentuh level 137. Dolar Australia berada di posisi 0,6880. Harga minyak berjangka Amerika Serikat turun 0,44 persen ke posisi USD 109,30 per barel. Harga minyak Brent merosot 0,86 persen ke posisi USD 115,26 per barel.
Advertisement