Jelang Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Indonesia Diminta Fokus Persiapkan Fisik

PPIH tak henti-hentinya mengingatkan jemaah calon haji asal Indonesia untuk terus menjaga fisik dan kesehatan menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

oleh Mevi Linawati diperbarui 01 Jul 2022, 08:43 WIB
Jemaah haji memanjatkan doa di sekitar Jabal al-Rahma (Gunung Rahmat) saat menunaikan prosesi wukuf di Padang Arafah, tenggara Kota Suci Mekah, Arab Saudi, Senin (19/7/2021). Wukuf di Padang Arafah menjadi puncak ibadah selama prosesi haji. (FAYEZ NURELDINE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pembimbing ibadah haji terus mengingatkan kepada jemaah asal Indonesia untuk menjaga kesehatan jelang ibadah puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Tiga hari jelang wukuf di Armuzna itu, jemaah calon haji harus fokus pada persiapan fisik.

"Kalau di selama masa tunggu (haji) kan sudah melalui rukun wajibnya sudah selesai sunah semua. Jadi prinsipnya untuk yang tiga hari jelang wukuf Armuzna itu, kita fokuskan pada persiapan fisik," kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Ansor di Daker Makkah, Kamis (30/6/2022).

Di pun meminta pembimbing ibadah yang melekat di daerah untuk bisa selalu mengingatkan jemaah yang ada di sektornya dalam beberapa hari ke depan agar memaksimalkan fisik jelang puncak ibadah haji.

Ansor mengatakan, dalam bimbingan ibadah, pihaknya menekankan bahwa salat di pondokan sama halnya dengan di Masjidil Haram. Dengan ibadah di pondokan, jemaah bisa menjaga tenaga untuk menjalani puncak haji.

Dia pun meminta jemaah tidak berlebihan dalam beribadah, seperti umrah sunah. Sebab, ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat.

"Haji dikatakan di persentase 90 persen fisik, ibadah 10 persen," kata Ansor.

Sebelumnya diberitakan, Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah terus bersiap menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Peralatan dan obat untuk jemaah calon haji pun sudah siap.

"Sekarang kita masih proses survei persiapan-persiapan. Tapi alat-alat dan obat-obatan sudah clear untuk Armuzna, sehingga tinggal dilakukan pendorongan. Sekarang yang dilakukan adalah penyiapan tenda-tenda di Arafah dan Mina termasuk setting ruangan di mana ruang rawat, posisi obat, dan untuk petugas juga titik-titik untuk alat medis beroperasi di sana," ujar Kepala Seksi Kesehatan KKHI Daker Makkah Muhammad Imran di Makkah, Rabu (29/6/2022).

 


Persiapan Layanan Kesehatan di Armuzna

Melihat persiapan tenda jemaah di Mina jelang puncak haji 2022. (Foto: MCH)

Dia mengatakan, di Arafah ada satu klinik utama di tenda misi haji, lalu 4 klinik satelit yang tersebar di setiap maktab di Arafah. Di Muzdalifah ada 10 pos yang ditempatkan di masing-masing titik keluar setiap maktab. Di Mina ada satu klinik utama pas di depan terowongan Muassim.

"Ada 10 titik yang mobile dari EMT dan promkes (promosi kesehatan)," kata dia.

Promkes, kata dia, akan bergerak di tenda-tenda untuk menberikan penyuluhan di Arafah maupun Mina. Emergency Medical Team (EMT), kata dia, akan berada di sepanjang jalur jamarat, baik atas jalur terowongan maupun jalur bawah yang melalui Jalan King Abdul Aziz.

Dia menerangkan, pos satelit adalah pos kecil untuk penanganan emergency untuk stabilisasi, setelah itu direfer ke klinik utama ini ada di Arafah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana menambahkan, menjelang kritikal periode haji, pihaknya melakukan skrining ulang terhadap semua jemaah di tanah suci.

"Jadi bertingkat mulai dari kloter, sektor, yang risti dan yang sakit, kita melakukan medical check up ulang dan lengkap di KKHI. Medical check up dilakukan dokter jantung, paru, penyakit dalam dan dokter yang dibutuhkan," kata dia.

Tujuannya agar semua jemaah sewaktu memasuki kritikal periode Armuzna mereka betul betul siap melakukan ibadah. Bagi jemaah yang dinyatakan secara medis kurang memenuhi syarat untuk melakukan ritual Armuzna, mereka akan disafariwukufkan.

"Data data sudah ada di kita dan terus sampai Armuzna nanti, kita data terus sampai berapa nanti total akhir yang harus disafariwukufkan. Keselamatan jemaah tetap prioritas kita," ucap dia.


Skema Transportasi Saat Puncak Haji

Sejumlah jemaah calon haji turun dari bus shalawat yang mengantar mereka dari hotel menuju Masjidil Haram, Makkah, Minggu (26/6/2022). Saat puncak ibadah haji, bus shalawat akan berhenti beroperasi selama 10 hari. (Liputan6.com/Mevi Linawati)

Kepala Transportasi Daerah Kerja Makkah, Asep Subhana, membeberkan skema pemberangkatan jemaah calon haji untuk mengikuti ibadah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Jemaah rencananya diberangkatkan ke Arafah dari hotel pada tanggal 8 Zulhijah.

"Untuk Makkah-Arafah kita siapkan 3 trip perjalanan, masing-masing tripnya kita siapkan 7 bus untuk setiap maktab. Itu kita sudah hitung secara matematik 3 kali putaran bus sebanyak 7 bus tersebut dapat mengangkut di putaran pertama atau trip tersebut," kata Asep Subhana di kantor kerja Daker Makkah, Senin (27/6/2022).

Transportasi dari Makkah ke Arafah akan mengangkut kurang lebih 2.275 jemaah per maktab. Ada 7 bus yang disiapkan per maktab, nantinya 7 bus ini melayani 3 trip.

Trip 1, mulai pukul 07.00-10.00 WAS dengan mengangkut 758 jemaah. Trip 2 pukul 10.00-14.00 WAS sebanyak 758 jemaah kecuali Jumat pukul 14.00-17.00. Trip 3 pukul 14.00-17.00 WAS sebanyak 758 jemaah kecuali Jumat 17.00-19.00.

"Secara matematis bisa terangkut semua dan terakhir sore setelah jam 3 sore sampai jam 5 sore itu juga kita angkut 3 tripnya dengan asumsi 758 jemaah, sisanya kita angkut dengan 7 bus 3 putaran insyasllah akan selesai semua. Namun untuk hari Jumat itu ada pergesaran waktu 2 jam," kata dia.

Asep menerangkan, penentuan jam pemberangkatan sudah diputuskan saat rapat dengan pihak muassasah. Yaitu awal keberangkatan tanggal 8 Zulhijah mulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 17.00.

Namun bila tanggal 8 Zulhijah bertepatan pada hari Jumat, maka dimulai pukul 07.00 pagi dan berakhir pukul 19.00 atau bergeser 2 jam.

"Dari Makkah ke Arafah untuk pihak Naqobah menyarankan agar jemaah haji duduk semua, tidak berdiri. Tapi difull-kan bus itu sehingga ada maksimal hitung-hitungan kami, bus berkapitas minimal 47 seat sampai 50 seat sehingga dihitung matematika itu 3 kali putaran dengan mengangkut kalau dibagi rata 758 jemaah setiap tripnya itu akan selesai dalam 3 putaran," kata Asep.


Transportasi dari Arafah ke Muzdalifah

Untuk transportasi dari Arafah ke Muzdalifah akan mengangkut kurang lebih 2.275 jemaah per maktab. Pendorongan jemaah menggunakan 7 bus namun dengan skema yang berbeda. Pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS sampai selesai.

"Tidak menggunakan trip tapi menggunakan 8 putaran, di situ akan berputar terus sampai selesai tidak ada trip 1-2-3. Karena dari Arafah ke Muzdalifah kita starting pergerakan jemaah setelah azan Magrib maka mereka bergerak ke Muzdalifah dan akan diselesaikan sampai habis jemaah dari Arafah," kata dia.

Transportasi Muzdalifah ke Mina akan mengangkut kurang lebih 2.275 jemaah per maktab. Bus yang disediakan ada 5 bus per maktab dengan rasio 9 kali putaran. Trip mulai 23.00-07.00 WAS.

Alasan penggunaan 5 bus karena jarak dari Muzdalifah ke Mina lebih pendek dibandingkan Arafah ke Muzdalifah.

Bus yang dipakai memberangkatkan jemaah dari Muzdalifah ke Mina lebih banyak city bus atau bus shalawat, sehingga kapasitasnya lebih besar bisa di atas 60 penumpang, baik duduk dan berdiri.

"Nah karena jaraknya pendek ya setiap maktab ya disediakan 5 bus setiap maktab itu kita hitung sebanyak 9 putaran, maka setiap maktab yang jemaahnya kurang lebih 2.200 itu akan selesai dengan menggunakan 5 bus sebanyak 9 putaran," ujarnya.


Bus Sapu Jagad

Untuk transportasi Mina-Makkah mengangkut kurang lebih 2.275 jemaah per maktab. Bus yang disiapkan 7 unit dengan rasio 3 kali putaran. Bus 7 unit masing-masing dibagi 2 trip tergantung nafar awal atau nafar tsani

Untuk nafar awal, trip 1 mulai pukul 08.00-12.00 WAS dengan mengangkut 758 jemaah. Trip 2 pukul 13.00-16.00 WAS ada 758 jemaah..

Untuk nafar tsani, trip 1 pukul 08.00-16.00 WAS dengan membawa 758 jemaah.

Dia menambahkan, pihaknya menyiapkan petugas di lapangan yang mengecek atau sweeping keberadaan jemaah dari hotel ke hotel sebelum ke Arafah.

"Seluruh hotel kita akan cek benar sudah tidak ada orang semuanya, kita pastikan seluruh jemaah sudah berangkat maka semua kita dari petugas transportasi berangkat, insyaallah paling terakhir dari Makkah," ucap dia.

"Kita jamin walaupun ada 1 jemaah yang tertinggal, misalnya kita antarkan ke sana kita siapkan bus sapu jagad istilahnya untuk menuju Arafahnya," tandas Asep.  

Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya