'Ratu Kripto' Jadi Buronan FBI Usai Tipu Korban hingga Rp 59,8 Triliun

Ruja Ignatova terkenal karena keterlibatannya dengan skema Ponzi Onecoin.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 01 Jul 2022, 11:25 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Onecoin, Ruja Ignatova, atau dikenal sebagai 'Cryptoqueen', telah ditambahkan ke daftar Sepuluh Buronan Paling Dicari Biro Investigasi Federal (FBI) pada Jumat (1/7/2022).

Selain menambahkan Cryptoqueen ke daftar yang paling dicari, FBI menawarkan hadiah hingga USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar sebagai hadiah yang mengarah pada penangkapan wanita berusia 42 tahun itu. 

Agen khusus FBI Ronald Shimko menjelaskan dalam sebuah pernyataan pada Kamis Onecoin mengklaim memiliki blockchain pribadi. 

“Ini berbeda dengan mata uang virtual lainnya, yang memiliki blockchain terdesentralisasi dan publik. Dalam hal ini, investor hanya diminta untuk mempercayai Onecoin,” kata Shimko, dikutip dari Bitcoin.com. Jumat, 1 Juli 2022.

Shimko berharap nama Ignatova dalam daftar akan membawa lebih banyak perhatian pada kasus ini untuk mendukung penangkapan Cryptoqueen. 

Ruja Ignatova terkenal karena keterlibatannya dengan skema ponzi Onecoin. Diperkirakan penipuan tersebut diduga menipu orang hingga USD 4 miliar atau sekitar Rp 59,8 triliun. Skema piramida mempromosikan Onecoin sebagai proyek blockchain dengan cryptocurrency asli tetapi tidak ada blockchain dan tidak ada aset kripto nyata di balik tawaran tersebut.

Namun, manajemen Onecoin dan Ignatova mempromosikan proyek tersebut seolah-olah aset itu adalah “pembunuh bitcoin.” 

Dari akhir 2014 hingga Maret 2016, Ignatova melakukan penjualan Onecoin dan merekrut anggota secara teratur. Selama akhir status fungsional skema, perusahaan mengeluarkan pemberitahuan operasi tersebut akan berhenti selama dua minggu. 

Pada Januari 2017, pertukaran Onecoin xcoinx ditutup tanpa batas waktu dan Ignatova menghilang.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Diduga Jalani Gaya Hidup Mewah

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

November lalu, temuan yang berasal dari persidangan terhadap Martin Breidenbach, pengacara Jerman Ignatova, telah menunjukkan Cryptoqueen diduga menjalani gaya hidup mewah dan membeli penthouse London senilai USD 18,2 juta sebelum dia melarikan diri. 

Pada pertengahan Mei 2022, Badan Kerjasama Penegakan Hukum Uni Eropa, Europol, menambahkan Ignatova ke daftar Buronan Paling Dicari di Eropa.

Bulan berikutnya, pada 30 Juni 2022, FBI menambahkan Cryptoqueen ke daftar Sepuluh Buronan Paling Dicari yang berbasis di AS. Daftar yang diperkenalkan pada Maret 1950 dibuat untuk mempromosikan penangkapan dalang kriminal Amerika. Selama 72 tahun terakhir, Ignatova bergabung dalam daftar sebagai wanita ke-11 yang dipilih oleh FBI.

Penyelidik mengatakan sebelum Cryptoqueen melarikan diri, dia memiliki rambut hitam dan mata coklat, tetapi FBI percaya "dia bisa mengubah penampilan fisiknya." Badan intelijen dan keamanan domestik mengatakan Ignatova fasih berbahasa Bulgaria, Jerman, dan Inggris.


Ketua SEC Usulkan Buku Aturan yang Berisi Regulasi Kripto

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, Ketua SEC, Gary Gensler telah mengusulkan “satu buku aturan” untuk regulasi kripto. Dia ingin mencapai kesepakatan dengan regulator keuangan lainnya, termasuk Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC), untuk menghindari kesenjangan dalam pengawasan sektor kripto. 

“Saya sedang berbicara tentang satu buku aturan di bursa,” kata Gensler dalam sebuah publikasi dikutip dari Bitcoin.com, Kamis, 30 Juni 2022.

Kepala SEC menjelaskan aturan tersebut harus melindungi investor dari penipuan dan manipulasi, selain itu diharapkan aturan ini dapat memberikan transparansi atas transaksi. 

“Buku aturan akan berlaku untuk semua perdagangan terlepas dari pasangan baik itu token keamanan versus token keamanan, token keamanan versus token komoditas, token komoditas versus token komoditas,” Gensler menjelaskan.

Bos SEC itu mengungkapkan dia sedang mengerjakan nota kesepahaman dengan rekan-rekannya di CFTC, yang akan menjadi kesepakatan formal untuk memastikan perdagangan aset digital memiliki perlindungan dan transparansi yang memadai. 

 


Selanjutnya

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Dia menjelaskan jika token komoditas terdaftar di platform yang diawasi oleh regulator sekuritas, SEC akan mengirim informasi itu ke CFTC.

“Dengan mendapatkan amplop integritas pasar itu, satu buku aturan di bursa akan sangat membantu publik. Jika industri ini akan mengambil jalan ke depan, itu akan membangun kepercayaan yang lebih baik di pasar ini,” ujar Gensler.

Pekan lalu, Gensler memperingatkan produk kripto “terlalu bagus untuk menjadi kenyataan”. Dia juga baru-baru ini memperingatkan pertukaran kripto sering berdagang melawan pelanggan mereka. Menyusul runtuhnya cryptocurrency terra (LUNA) dan stablecoin terrausd (UST), ketua SEC memperingatkan investor banyak token akan gagal.

Gensler telah dikritik karena mengambil pendekatan penegakan-sentris untuk mengatur aset kripto. Komisaris SEC Hester Peirce mengatakan pada Mei mengatkaan pengawas sekuritas telah mengabaikan peraturan kripto dan ada konsekuensi jangka panjang.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya