Cita Mineral Investindo Bakal Sebar Dividen Rp 55 per Saham

PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) bakal tebar dividen Rp 55 per saham yang telah disetujui dalam RUPST 30 Juni 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Jul 2022, 10:29 WIB
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) akan membagikan total dividen sebesar Rp 217,8 miliar dari laba bersih tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp568,3 miliar. 

“Dalam RUPST tahun ini manajemen telah mendapatkan persetujuan untuk membagikan dividen dari laba bersih tahun 2021 senilai Rp 55 per saham. Langkah ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada para pemegang saham yang selama ini telah mendukung dan kami selama ini,” kata Direktur Cita Mineral Investindo, Yusak Lumba Pardede dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (1/7/2022).

Selain itu, Cita Mineral Investindo mencatatkan kinerja positif hingga kuartal I 2022. Perseroan membukukan penjualan bersih Rp 1,2 triliun. Capaian ini meningkat 24,6 persen dibandingkan penjualan bersih Cita Mineral Investindo pada kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 964,6 miliar. 

Sementara laba tahun berjalan mengalami koreksi akibat kenaikan beban penjualan menjadi Rp127,7 miliar dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp165,7 miliar. 

Yusak mengungkapkan, perseroan optimistis dapat meningkatkan pangsa pasar penjualan serta profitabilitas, termasuk peningkatan kinerja pada 2022.

“Hal ini seiring penyelesaian fasilitas pemurnian WHW yang ditargetkan mulai produksi tahun ini. Dengan tambahan produksi hingga dua juta ton pertahun ditambah permintaan terhadap alumunium yang terus meningkat,” kata Yusak.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sepanjang 2021, perseroan berhasil menjual 8,41 juta DMT MGB yang sebanyak 86,73 persen atau sekitar 7,29 juta DMT merupakan penjualan ekspor sedangkan sisanya sebanyak 1,12 juta DMT dijual di dalam negeri. 

Jumlah volume penjualan meningkat 5,79 persen dibandingkan 2020. Peningkatan ini berkontribusi terhadap kenaikan nilai penjualan 2021 sebanyak Rp 233,71 miliar menjadi Rp 4,58 triliun. 

Perseroan memperoleh kuota ekspor bauksit olahan atau MGB sebesar 4,04 juta WMT pada Maret 2021 dan 4,3 juta WMT pada November 2021 untuk periode 2021-2022 serta 1,3 juta WMT kuota relaksasi untuk periode 2021.

Sementara itu, Deputy Finance and Accounting Department Head WHW, Hidayat Sugiarto menegaskan, saat ini proses pembangunan fase II WHW sudah mencapai 100 persen. WHW sudah melakukan uji produksi pada fasilitas pembangunan fase II.

Penyelesaian pembangunan fase II WHW ini akan memperkuat pondasi CITA dan WHW sebagai produsen bauksit dan alumina di Indonesia. 


Jual 6 Kapal Rp 34,05 Miliar

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menjual enam buah kapal tongkang pada 29 Desember 2021.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (2/1/2022). PT Cita Mineral Investindo Tbk menjual kapal itu melalui anak usaha antara lain PT Harita Prima Abadi Mineral (HPAM) dan PT Karya Utama Tambangjaya (KUTJ).

HPAM dan KUTJ adalah entitas anak perseroan yang 99 persen sahamnya dimiliki langsung oleh Perseroan. Adapun yang bertindak sebagai pembeli adalah PT Lima Srikandi Jaya (LSI).

Adapun hubungan afiliasi antara HPAM dan KUTJ dengan LSI adalah memiliki pihak pengendali saham yaitu PT Harita Jayaraya. 

“Nilai transaksi Rp 34,05 miliar. Dengan demikian transaksi yang dilakukan oleh entitas anak bukan merupakan transaksi material sebagaimana diatur dalam POJK 17,” tulis perseroan.

Obyek transaksi ini penjualan enam buah kapal yang terletak di Perairan Kendawangan/Jetty Kediuk, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Perairan Telok Melano/Jetty Simpang Kramat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, dan Galangan kapal di Jalan Raya Kumpai KM 9, Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

“Tidak ada dampak yang tidak menguntungkan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun transaksi tersebut termasuk transaksi afiliasi tidak mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK 42.

 


Adaro Energy Beli Saham CITA

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak usaha PT Alam Tri Abadi (ATA) membeli 3,7 persen saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) pada 14 Desember 2021.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/12/2021), PT Adaro Energy Tbk melalui anak usaha PT Alam Tri Abadi membeli saham CITA sebanyak 145.601.100 senilai Rp 358,76 miliar. Dengan transaksi pembelian itu, anak usaha Adaro memiliki lebih kurang 3,7 persen saham CITA.

"Perseroan memilih berinvestasi kepada saham CITA karena perseroan berpendapat bahwa bisnis Metallurgical Grade Bauxite dan smelter grade alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang seiring dengan perbaikan perekonomian global dan peningkatan harga komoditas,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk, Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi BEI.

Mahardika menyebutkan, investasi keuangan pada instrumentsaham yang dilakukan perseroan ini adalah kegiatan investasi keuangan biasa yang biasa dilakukan treasury management.

Perseroan saat ini memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang cukup baik, sehingga perseroan memiliki fleksibilitas untuk investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi.

"Investasi keuangan ini diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian lebih baik dibandingkan dengan investasi keuangan yang konservatif,” kata dia.

PT Adaro Energy Tbk menyatakan tidak ada dampak material yang merugikan terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya