Liputan6.com, Jakarta - Tanpa memperhatikan aspek keamanan data pribadi, pengguna internet rawan terjerat kasus penipuan dari sisi privasi hingga kerugian material.
Sebagai respons dalam menanggapi berbagai tantangan di ranah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) belakangan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program Indonesia Makin Cakap Digital di Makassar, Sulawesi Selatan, secara daring, baru-baru ini.
Advertisement
Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Dalam webinar tersebut, Dosen IAI DDI Polewali, Yusriah, menyampaikan bahwa cakap bermedia digital adalah mengetahui, memahami, dan mampu mengoperasikan perangkat keras dan lunak, termasuk aplikasi dompet digital hingga bertransaksi digital. Untuk transaksi digital yang aman, Yusriah menekankan pentingnya perlindungan data pribadi.
“Lima langkah untuk melindungi data pribadi di internet: gunakan incognito ketika berselancar, gunakan kata sandi yang sulit ditebak, hati-hati saat menggunakan Wi-Fi, waspadai phishing, dan pastikan data terenkripsi,” kata Yusriah, dikutip Sabtu (2/7/2022).
Terkait keamanan digital, dalam kesempatan sama, Komang Aryasa selaku Wakil Rektor 1 Universitas Dipa Makassar menuturkan kompetensi terkait keamanan digital meliputi mengamankan perangkat dan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, serta memahami rekam jejak digital dan keamanan bagi anak.
Rekam jejak digital menggambarkan siapa kita, bisa menimbulkan masalah di kemudian hari, dan susah sekali dihapus. Oleh karenanya, jangan asal mengirim konten, pastikan hanya yang sifatnya positif dan membangun.
“Cara merawat jejak digital yaitu dengan mencari tahu nama kita di mesin pencari, atur privasi media sosial, periksa cookies, kirim hanya hal positif, gunakan akun berbeda untuk berbagai keperluan, hapus aplikasi tidak dipakai, menggunakan kombinasi kuat untuk kata sandi,” Komang memaparkan.
Ayu Nurfika selaku Relawan TIK Sulawesi Barat menambahkan betapa pentingnya menjaga identitas digital. Menurut dia, identitas digital penting untuk diamankan.
Caranya adalah dengan menampilkan identitas yang aman, amankan email dan nomor telepon, serta konsolidasikan identitas dari platform yang dimiliki. Ayu juga menjelaskan mengenai data pribadi serta ancaman pencurian data pribadi.
“Ada phishing, penipuan online, skimming, SIM swap, dan OTP fraud. Cara melindungi data pribadi diantaranya dengan membuat kata sandi kuat serta hati-hati saat menggunakan Wifi publik,” ucapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social mencatat bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 61,8 persen dari total populasi Indonesia.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "sedang".
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kemkominfo, diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kemkominfo bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat.
Advertisement