Liputan6.com, Jakarta Data harian sebaran COVID-19 per 1 Juli 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 2.049. Angka ini turut menambah akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia menjadi 6.090.509.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.921 sehingga akumulasinya menjadi 5.916.854.
Advertisement
Kasus meninggal juga terus meningkat dengan peningkatan hari ini sebanyak 3 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.740.
Kasus aktif juga terus naik, hari ini penambahannya sebanyak 125 sehingga totalnya menjadi 16.915.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 78.690 dan suspek sebanyak 5.714.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak dari 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.100 kasus positif baru dan 1.177 orang telah sembuh.
-Jawa Barat 430 kasus konfirmasi baru dan 168 pasien sembuh.
-Banten di peringkat ketiga dengan 241 kasus baru dan 372 sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur 107 kasus baru dan 97 sembuh.
-Bali 70 kasus positif baru dan 44 orang dinyatakan sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus baru yang terlalu signifikan. Dan masih ada 14 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Kamis 30 Juni 2022 penambahan kasus baru tercatat sebanyak 2.248.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.088.460.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.626. Dengan demikian, akumulasinya menjadi 5.914.933.
Sayangnya, kasus meninggal juga terus naik dan kemarin penambahannya 6 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.737.
Kasus aktif juga terus naik dengan penambahan 616. Hal ini membuat ada 16.790 orang yang sedang dalam perawatan karena COVID-19 maupun menjalani isolasi di rumah.
Data tersebut juga menunjukkan angka spesimen sebanyak 79.384 dan suspek sebanyak 5.211.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta melaporkan 1.255 kasus positif baru dan 1.090 orang telah sembuh.
-Jawa Barat 449 kasus konfirmasi baru dan 222 orang sembuh dari COVID-19.
-Banten di peringkat ketiga dengan 238 kasus baru dan 72 orang sembuh.
-Jawa Timur 113 kasus baru dan 115 sembuh dari COVID-19.
-Bali 73 kasus positif baru dan 35 orang sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Masih ada 10 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.
Advertisement
Vaksinasi Jadi Pilihan Tepat
Penambahan kasus yang terus terjadi dari hari ke hari membuat vaksinasi menjadi pilihan tepat untuk melindungi diri dari COVID-19 gejala parah.
Perlu diketahui, vaksin COVID-19 primer memiliki masa penurunan efektivitas dalam 6 bulan. Maka dari itu, penggunaan dosis booster atau penguat amat diperlukan setelah 6 bulan suntikkan vaksin primer.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan, jika vaksin primer intervalnya sudah lebih dari 6 bulan, apakah bisa langsung booster atau perlu mengulang dosis pertama dan kedua terlebih dahulu?
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro. Menurutnya, vaksin booster boleh langsung dilakukan tanpa mengulang vaksin primer.
“Untuk booster itu bukan hanya antibodi yang diukur tapi sebetulnya ada yang namanya sel memori. Sel ini bertahannya lebih lama dan diperlukan oleh booster. Sel ini harus aktif terus sehingga ketika diberi booster dia akan menghasilkan antibodi.”
“Jadi karena adanya sel memori ini, booster tetap bisa diberikan walau sudah lebih dari 6 bulan. Misalnya sudah 8 bulan ya jangan menunggu lagi, cepat-cepat suntik booster,” kata Sri dalam seminar daring bertajuk Perjalanan Vaksinasi COVID-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi Sabtu (25/6/2022).
Jika Belum 6 Bulan
Sebaliknya, jika sebelum 6 bulan, misalnya baru 2 bulan pemberian vaksin primer maka pemberian booster tidak akan menunjukkan peningkatan antibodi yang signifikan.
“Dua bulan setelah vaksin primer itu antibodinya masih tinggi, kalau kita suntik lagi itu enggak akan naik tinggi. Nah ini harus hati-hati, kita sudah memakai batas 6 bulan itu sudah paling bagus ada penelitiannya.”
“Kalau lebih, silakan booster asal jangan kurang dari 6 bulan.”
Sri juga menerangkan soal vaksin booster untuk BA.4 dan BA.5. Menurutnya, sejauh ini vaksin tersebut masih diteliti.
“Ya mungkin di luar negeri ada penelitiannya tapi memang belum dipublikasi karena ini tidak mudah, yang meneliti perlu waktu, uang, subjek, dan responden,” katanya.
Di sisi lain, penelitian vaksin pun dilakukan untuk Omicron secara keseluruhan bukan khusus untuk BA.4 dan BA.5.
“Bisa saja di masa depan ada BA.8 dan kita tidak mungkin mengikuti mutasinya sehingga yang diteliti adalah vaksin Omicron secara keseluruhan.”
Terlepas dari berbagai penelitian yang sedang dikembangkan, vaksinasi tetap penting apalagi di tengah merebaknya Omicron subvarian BA.4 dan BA.5.
Advertisement