Jarang orang menganggap kucing berbahaya, kecuali yang mengidap rabies. Maka tak heran, hewan berbulu itu banyak dijadikan peliharaan. Tapi, tahukah Anda, kucing mampu membunuh miliaran hewan tiap tahunnya?
Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan pada 29 Januari 2013 di jurnal Nature Communications menyebut, kucing yang menyebar negara itu telah membunuh 1,4 miliar hingga 3,7 miliar ekor burung, juga antara 6,9 miliar hingga 20,7 miliar mamalia kecil, termasuk tupai dan tikus meadow voles.
Meskipun sulit mengetahui berapa pastinya jumlah burung yang hidup di AS, jumlah kematian burung diduga mencapai 15 persen dari populasi total, demikian diungkap salah satu penulis laporan, Pete Marra, ahli ekologi hewan dari Institut Biologi Smithsonian Conservation.
Awalnya Marra dan para kolega sedang melihat dampak aktivitas manusia yang menyebabkan kematian burung dan hewan liar di AS, seperti akibat kincir angin, jendela kaca, hingga pestisida. Juga kucing yang dipelihara manusia.
Sebagai langkah awal mereka mencari tahu dampak populasi kucing, salah satu yang diduga sebagai salah satu penyebab terbesar kematian burung.
Beda dengan penelitian sebelumnya yang lingkup wilayahnya sempit, penelitian Marra Cs dilakukan dalam skala yang lebih luas. Tim pertama kali menganalisa semua studi kematian burung, dan mengestimasi ada sekitar 84 juta kucing yang dipelihara di seluruh AS, beberapa di antaranya dibolehkan berkeliaran di luar rumah.
"Ada banyak kucing yang berkeliaran, pergi ke 10 rumah lain, lalu pulang dan bergelung di kaki tuannya," kata Marra seperti dimuat LiveScience, Rabu (30/1/2013).
Kucing Harus Dikurung?
Berdasarkan analisa dari studi sebelumnya, para peneliti mengestimasi seekor kucing bisa membunuh empat sampai 18 burung tiap tahun dan antara delapan sampai 21 mamalia kecil per tahun.
Namun, ancaman terbesar bagi hewan liar bukan kucing rumahan, tapi kucing liar yang jumlahnya antara 30 juta hingga 80 juta di AS. Seekor kucing liar membunuh 23 sampai 46 burung dan antara 129 sampai 338 mamalia kecil.
Dari penelitian tersebut, langkah untuk mengurangi jumlah kematian massal adalah dengan mengurung kucing dalam rumah.
"Menjaga kucing tetap berada di dalam ruangan adalah cara terbaik yang menguntungkan bagi kucing dan satwa liar," kata Marra.
Apalagi, larangan memelihara kucing, seperti yang diusulkan di Selandia Baru, mungkin bukan jawaban.
Sementara untuk kucing liar, lebih sulit. Sebab, usaha penangkapan dan sterilisasi mereka tergantung pada peran masyarakat. Bagaimana menurut Anda, haruskah kucing dikurung dalam ruangan? (Ein)
Sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan pada 29 Januari 2013 di jurnal Nature Communications menyebut, kucing yang menyebar negara itu telah membunuh 1,4 miliar hingga 3,7 miliar ekor burung, juga antara 6,9 miliar hingga 20,7 miliar mamalia kecil, termasuk tupai dan tikus meadow voles.
Meskipun sulit mengetahui berapa pastinya jumlah burung yang hidup di AS, jumlah kematian burung diduga mencapai 15 persen dari populasi total, demikian diungkap salah satu penulis laporan, Pete Marra, ahli ekologi hewan dari Institut Biologi Smithsonian Conservation.
Awalnya Marra dan para kolega sedang melihat dampak aktivitas manusia yang menyebabkan kematian burung dan hewan liar di AS, seperti akibat kincir angin, jendela kaca, hingga pestisida. Juga kucing yang dipelihara manusia.
Sebagai langkah awal mereka mencari tahu dampak populasi kucing, salah satu yang diduga sebagai salah satu penyebab terbesar kematian burung.
Beda dengan penelitian sebelumnya yang lingkup wilayahnya sempit, penelitian Marra Cs dilakukan dalam skala yang lebih luas. Tim pertama kali menganalisa semua studi kematian burung, dan mengestimasi ada sekitar 84 juta kucing yang dipelihara di seluruh AS, beberapa di antaranya dibolehkan berkeliaran di luar rumah.
"Ada banyak kucing yang berkeliaran, pergi ke 10 rumah lain, lalu pulang dan bergelung di kaki tuannya," kata Marra seperti dimuat LiveScience, Rabu (30/1/2013).
Kucing Harus Dikurung?
Berdasarkan analisa dari studi sebelumnya, para peneliti mengestimasi seekor kucing bisa membunuh empat sampai 18 burung tiap tahun dan antara delapan sampai 21 mamalia kecil per tahun.
Namun, ancaman terbesar bagi hewan liar bukan kucing rumahan, tapi kucing liar yang jumlahnya antara 30 juta hingga 80 juta di AS. Seekor kucing liar membunuh 23 sampai 46 burung dan antara 129 sampai 338 mamalia kecil.
Dari penelitian tersebut, langkah untuk mengurangi jumlah kematian massal adalah dengan mengurung kucing dalam rumah.
"Menjaga kucing tetap berada di dalam ruangan adalah cara terbaik yang menguntungkan bagi kucing dan satwa liar," kata Marra.
Apalagi, larangan memelihara kucing, seperti yang diusulkan di Selandia Baru, mungkin bukan jawaban.
Sementara untuk kucing liar, lebih sulit. Sebab, usaha penangkapan dan sterilisasi mereka tergantung pada peran masyarakat. Bagaimana menurut Anda, haruskah kucing dikurung dalam ruangan? (Ein)